KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, Mochammad Bisri, menyebutkan setiap tahun masyarakat Kepri menghabiskan uang hingga Rp 300 miliar untuk biaya berobat keluar negeri.
Untuk itu, kata Bisri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan guna mencegah warga Kelej berobat luar negeri.
“Masyarakat di Kepri menghabiskan uang sekitar Rp 300 miliar per tahun untuk berobat ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia,” kata Bisri di Kota Tanjungpinang, dikansir Antara, Senin. (17/7/2023)
“Itu berdasarkan laporan medical check up yang kami peroleh dari Malaysia dan Singapura,” sambing Bisri.
Menurut dia, hal tersebut menandakan bahwa antusias warga Kepri berobat ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura dari tahun ke tahun cukup tinggi, salah satunya berkaitan dengan pengobatan penyakit jantung.
Padahal, kata dia, biaya berobat jantung ke luar negeri itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengobatan dalam negeri.
“Misalnya, operasi jantung di Indonesia sekitar Rp 150 juta, kalau di luar negeri bisa sampai Rp 250 juta,” sebutnya.
Ia mengungkap ketertarikan masyarakat Kepri berobat ke negeri jiran karena fasilitas dan pelayanan kesehatan yang diberikan relatif lebih lengkap dan cepat.
Bisri mencontohkan pasien yang hendak operasi jantung di Malaysia cuma membutuhkan waktu sekitar belasan hari setelah menjalani medical check up.
Kondisi itu, kata dia, berbeda dengan di dalam negeri, yang mana pasien memerlukan antre berbulan-bulan untuk operasi jantung.
“Nah, itu barangkali salah satu pemicu banyak warga kita berobat ke luar negeri. Di sisi lain, letak geografis Kepri dengan Malaysia atau Singapura memang dekat melalui jalur laut,” katanya.
(*/pir)