“Program PIK (Percepatan Infrastruktur Kelurahan) yang Pemko Batam gulirkan membawa manfaat yang besar bagi kami,” kata seorang warga Pulau Buluh, Agus.
————
AGUS teringat, dulu pelantar di tempat tinggalnya hanya berupa kayu. Tapi kini melalui program daerah tersebut, semua pelantar sudah berbahan beton.
Hal ini membuat aktivitas warga semakin aman dan nyaman.
“Dulu pelantar kayu rentan lapuk kena hujan dan panas, anak-anak kecil yang main mudah jatuh. Dengan adanya PIK, alhamdulillah, sebanyak 11 RT di Buluh ini pelantarnya sudah beton semua,” kata Agus, rabu (15/7) kemarin.
Manfaat pembangunan infrastruktur hingga pelosok juga diakui warga-warga dari kelurahan lain, Kelurahan Bulang Lintang, Temoyong, Batu Legong, Pantai Gelam juga Kelurahan Setokok.
Hal itu mereka sampaikan saat kunjungan Walikota dan Wakil Walikota Batam ke pulau Buluh, kemarin (15/7). Tapi sayang, untyk tahun ini, mereka belum menerima bantuan serupa lagi.
Wabah covid-19 membuat mereka harus mau bersabar.
“Kami juga merasakan manfaat hal yang sama. Infrastruktur tidak hanya dikembangkan di Batam (pulau utama) tapi memperhatikan kami juga yang di pulau-pulau kecil ini,” kata perwakilan warga Kelurahan Bulang Lintang, Haji Syukur.
Perwakilan Kelurahan Setokok, Edisar juga menyampaikan hal yang sama. Tidak hanya memperhatikan infrastruktur, ia mnyebutkan masyarakat pulau juga diperhatikan kebutuhannya di tengah pandemi covid 19.
“Sembako kami dapat, PKH juga kami diberikan. Kami sampaikan terima kasih atas perjuangannya untuk kami masyarakat,” kata dia.
Selain infrastruktur, hal lain masyarakat juga mendapat manfaat seperti listrik hingga air bersih. “Kami sekarang sudah mendapat nikmatnya kampung kami sudah mendapat akses listrik. Dan kami dapat informasi, untuk hari raya haji (Idul Adha), nantinya kami akan dapatkan,” ujar warga Temoyong, Hasan.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyebutkan, sudah menjadi tugas dirinya bersama Amsakar Achmad agar setiap warga Batam mendapat manfaat dari program yang digulirkan pemerintah. Menurut dia, pihaknya sejak awal berkeinginan infrastruktur di Batam merata hingga di pulau-pulau.
“Tahun ini PIK memang tidak ada dan kita semua memahami sekarang karena Covid-19 ini. Tapi jangan khawatir kami sudah berkoordinasid engan pusat, bantuan Rp 350 juta perkelurahan tetap ada,” imbuhnya.
Setelah pandemi ini berlalu, PIK akan kembali dianggarkan dengan nilai sekitar Rp 1,8 miliar perkelurahan, jika diakumulasikan dengan bantuan dari pusat, anggaran untuk kelurana akan mencapai sekitar Rp 2 miliar ke depan.
“Kami bersama pak wakil saya, pak Amsakar menginginkan bahwa 2025 infrastruktur semuanya tuntas,” imbuhnya.
Rudi berharap warga dapat ikut menjaga infrastruktur yang telah dibangun pemerintah. Hal ini tidak lain karena yang diberikan pemerintah akan kembali untuk masyarakat itu sendiri.
“Ayo kita sama-sama menjaga,” pungkasnya.
(*/nes)