Ini Batam
Menko Perekonomian Airlangga Ikuti Salat Jum’at Perdana di Masjid Tanjak
ADZAN Salat Jumat pertama akhirnya berkumandang di Masjid Tanwirun Naja atau yang biasa dikenal sebagai Masjid Tanjak, Jumat (24/6). Salat Jumat pertama ini juga bersempena dengan peresmian masjid berornamen Melayu ini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
Selain meresmikan masjid bernuansa biru kuning ini yang diiringi oleh Salawat Nabi dan tepukan kompang khas Melayu, Airlangga yang didampingi Kepala BP Batam, Muhammad Rudi juga menanam pohon Khaya Senegalensis di taman kecil samping masjid. Pohon penghias kebun ini nantinya dapat tumbuh setinggi 60 meter dan mampu menaungi tanaman lainnya.
Ia melanjutkan langkah dengan melakukan penandatanganan prasasti tepat di pintu masuk Masjid. Menuju aula masjid, Airlangga bersama Rudi melakukan pemotongan pita disertai ucapan Bismillah.
Berada atas lahan seluas 15.100 m2 dan total luas bangunan 4.983 m2, Masjid Tanjak bertujuan untuk menjadi sarana ibadah masyarakat Batam sekaligus menjadi ikon baru wisata religi.
“Masjid ini artinya menjadi penerang keselamatan, kami berharap jadi tempat beribadah dan sekaligus mendukung perwujudan Batam menjadi kota industri, investasi dan destinasi pariwisata di Kepri dan Indonesia,” ungkapnya.
Airlangga menambahkan pemulihan ekonomi daerah setelah covid-19 memang harus disiasati dengan inovasi. Segala potensi industri harus dimaksimalkan, dan Batam menunjukkan diri untuk dapat memaksimalkan semua sektor yang ada.
“Potensi pariwisata dan industri utama lainnya harus terjaga. Batam membuktikan itu. Kita tidak dapat lagi bergantung pada satu atau dua sektor industri saja. Kita harus terus bergerak,” katanya lagi.
Masjid Tanjak sebagai tempat ibadah, sarana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang akan mendorong aqidah berdasar Al Qur’an dan sunnah.
Airlangga juga berharap Masjid ini dapat memperkokoh tali silaturahmi dalam bersama membangun pulau Batam, serta membangun Kepri lebih maju lagi untuk kesejahteraan seluruh masyarakat.
Sementara itu, Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan masjid yang berdiri megah ini merupakan masjid yang berbentuk Tanjak.

“Ide awal pemikiran bentuk masjid ini berhubungan erat dengan budaya daerah, dimana tanjak merupakan salah satu penutup kepala pria pakaian khas daerah di Tanah Melayu, begitu juga dengan di Batam,” ungkapnya.
Ia menambahkan dalam memutuskan untuk pembangunan masjid ini, pihaknya telah meminta saran dan masukan dari para ulama dan tokoh masyarakat Batam. Masjid ini disiapkan untuk menjadi salah satu ikon Batam dan nantinya dapat menjadi salah satu destinasi wisata.
Rudi juga menyebutkan nama masjid ini berasal dari usulan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Batam, yang berarti penerang keselamatan.
“Sehingga masjid sebagai tempat ibadah, Pendidikan dan dakwah bisa menjadi penerang keselamatan kaum muslimin dan muslimat,” katanya.

Pembangunan Masjid Tanjak dimulai pada tahun 2021 sampai 2022. Lokasinya yang strategis di area Bandar Udara Internasional Hang Nadim pun membawa masjid ini sebagai daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Rudi juga turut menyampaikan apresiasi atas bentuk kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholder yang memberikan dukungan luar biasa, sehingga pembangunan Masjid Tanjak dapat selesai tepat waktu.
Kegiatan dilanjutkan dengan Salat Jum’at berjamaah. Dengan lantai bawah seluas 1.963 m2 serta lantai mezzanine seluas 460 m2, Masjid Tanjak mampu menampung 1.250 jemaah, terdiri dari 1.000 jemaah berada pada lantai dasar dan 250 jemaah berada di lantai mezzanine (leo).