Hubungi kami di

Uang

Meredam Gejolak Inflasi di Kepri Lewat Program GNPIP

Terbit

|

Kepala BI Perwakilan Kepri, Suryono. F dok BI Perwakilan Kepri

BANK Indonesia (BI) Perwakilan Kepri bersama TPID Provinsi Kepri berupaya menangani gejolak inflasi sebelum Ramadhan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

GNPIP menekankan pada 7 upaya yang dilakukan bertahap bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dan pemerintah kabupaten (Pemkab) dan pemerintah kota (Pemko) di Kepri, yakni :

  • sinergi optimalisasi pasar murah untuk stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok,
  • pemberian sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas kepada BUMDes, Poktan, pondok pesantren, dan koperasi tani,
  • penguatan ketersediaan bahan pangan melalui kerja sama antar daerah baik intra Kepri maupun dengan provinsi lain,
  • pemberian bibit cabai kepada kelompok tani wanita di seluruh kota dan kabupaten di Kepri,
  • penguatan infrastruktur TIK melalui pengembangan aplikasi pendukung pengendalian inflasi pangan,
  • penguatan koordinasi dan komunikasi melalui penyelenggaraan capacity building TPID secara triwulanan,
  • fasilitasi distribusi pangan melalui subsidi ongkos angkut.
BACA JUGA :  Jalani Vaksinasi ke 2 | Gubernur Kepri : "Vaksinasi Covid-19 Halal dan Aman"

“Tapi hal yang paling penting adalah kerja sama antara TPID Kepri serta kabupaten dan kota dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan daerah, menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi Kepri,” tutur Kepala BI Perwakilan Kepri, Suryono, Selasa (14/3/2023).

Terpisah, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan bahwa Pemprov Kepri akan menjadikan pengendalian inflasi menjadi fokus utama, dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan pengautan pemuluhan ekonomi daerah.

BACA JUGA :  Bertambah Dua, Pasien Positif Covid-19 di Kota Batam

“Dalam waktu dekat, program yang akan kami jalankan yakni operasi pasar murah, subsidi ongkos angkut komoditas pangan, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk menjaga daya beli masyarakat,” paparnya.

Secara spasial, Batam dan Tanjung Pinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,50% (mtm) dan 0,32% (mtm) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri. Dengan demikian, secara tahunan inflasi gabungan 2 kota IHK di Kepulauan Riau tercatat sebesar 5,79% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 4,85% (yoy).

Capaian inflasi tahunan tersebut relatif lebih rendah di antara 10 provinsi di Sumatera, dimana Kepulauan Riau berada di posisi ke-2 terendah (leo).

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]