BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor September 2021 mencapai US$ 16,23 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai US$ 16,68 miliar.
“Menurun 2,67 persen (month-to-month/mtm),” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Penurunan terjadi di kedua komponen. Pertama, impor migas turun 8,9 persen (mtm) menjadi US$ 1,86 miliar. Kedua, impor nonmigas turun 1,8 persen (mtm) menjadi US$ 14,37 miliar.
Meski secara bulanan turun, tapi impor secara tahunan masih naik. BPS mencatat impor September ini naik 40,31 persen (year-on-year/yoy).
Saat ini, mayoritas impor Indonesia dikuasai oleh barang nonmigas. BPS pun mencatat penurunan impor terbesar terjadi pada dua negara mitra dagang Indonesia yaitu Cina dan India.
Impor nonmigas Indonesia dari Cina turun paling dalam hingga US$ 518,2 juta pada September 2021 dibandingkan Agustus 2021. Sementara, impor dari India turun kedua terbesar US$ 148,8 juta.
Di sisi lain, penurunan impor 2,67 persen bulan ini dipicu oleh semua kelompok pengguna barang. Komponen bahan baku yang menguasai 74,51 persen impor Indonesia, turun 2,27 persen (mtm).
Lalu, barang modal yang menguasai 14,47 persen impor juga melemah 2,66 persen (mtm). Terakhir, kelompok barang konsumsi yang menguasai 11,02 persen impor, juga turun paling dalam yaitu 5,28 persen (mtmt).
Akan tetapi secara tahunan, ketiga kelompok barang ini masih mengalami kenaikan impor. Tertinggi yaitu barang konsumsi 59,66 persen (yoy), bahan baku penolong 45,46 persen (yoy), dan barang modal 10,07 persen (yoy).
(*)
Sumber : TEMPO