PARA pelaku usaha di Batam kembali mencak-mencak setelah mengetahui adanya kenaikan ongkos logistik, berupa tarif pengiriman kontainer dari Batam ke Singapura. Diketahui tarif tersebut naik secara diam-diam sejak 2022.
Adapun kenaikan tersebut yakni sebesar 6-14 persen untuk pengiriman kontainer berukuran 20 feet, dan 8-11 persen untuk kontainer 40 feet.
“Para pelaku usaha di Batam baru-baru ini menemukan kenaikan tarif kontainer yang signifikan sejak 2021 sampai sekarang. Kami tidak paham mengapa ada kenaikan tersebut, dan juga belum mendapat sosialisasi apapun terkait kenaikan tarif tersebut,” kata Ketua Asosiasi Pengusahaan Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, Minggu (2/7/2023).
Ia kemudian memaparkan tarif pengiriman kontainer terbaru. Tarif kontainer 20 feet pada tahun 2021 sebesar 470 US dollar, lalu naik 6 persen menjadi 500 US dollar pada tahun 2022, dan terakhir naik 14 persen menjadi 570 US dollar pada tahun ini.
Sementara itu untuk tarif kontainer 40 feet pada tahun 2021 sebesar 665 US dollar, lalu naik 8 persen menjadi 720 US dollar, dan terakhir naik 11 persen menjadi 800 US dollar pada tahun ini. Tarif tersebut berasal dari perusahaan forwarder atau ekspedisi.
“Banyak yang tahu kalau tarif kontainer di Batam jauh lebih mahal dibanding daerah lain. Sehingga jika tiap tahun naik, maka akan menambah beban bagi investor dan pelaku usaha di Batam. Akibatnya daya saing Batam sebagai daerah tujuan investasi akan menurun, investor pun malas berinvestasi,” ungkapnya.
Persoalan tarif kontainer yang mahal ini sudah lama disuarakan oleh dunia usaha di Batam. Ia menyebut tarif kontainer dari Tanjungpriok, Jakarta menuju luar negeri jauh, dengan jarak ratusan hingga ribuan kilometer jauh lebih murah dari Batam-Singapura yang hanyak berjarak 22 km. Namun hingga saat ini, belum ada solusi konkrit untuk mengatasi persoalan tersebut.
Di saat tarif kontainer mengalami kenaikan, Badan Pengusahaan (BP) Batam juga berencana melakukan penyesuaian tarif bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batuampar. “Ini akan membuat tarif kontainer di Batam semakin mahal lagi. Tanpa kenaikan tarif bongkar muat saja, kami sudah menemukan kenaikan tarif secara diam-diam,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepulauan Riau (Kepri), Achmad Makruf Maulana mengatakan kenaikan tarif kontainer sangat menghambat pertumbuhan dunia usaha di Batam.
“Saya minta BP Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam jangan cuma membangun infrastruktur, tapi juga memperhatikan dunia usaha. Kenaikan tarif kontainer justru akan mencekik dunia usaha,” ungkapnya.
Ia melihat kenaikan tarif kontainer ini berasal dari perusahaan forwarder, sehingga meminta BP Batam untuk menjadi penengah dalam persoalan ini, agar tidak ada lagi situasi yang kontra produktif dengan dunia usaha di Batam.
“Kami melihat dari tahun ke tahun, tarif terus naik tanpa ada yang bisa mengendalikan. Regulator harus hadir apabila ada persaingan tidak sehat dan membuat biaya industri semakin tinggi,” ungkapnya (leo).