PEMERINTAH menambah anggaran subsidi untuk program kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 5,64 triliun untuk 2022. Dengan tambahan itu, maka bunga KUR akan turun dari 6 persen menjadi 3 persen. Kebijakan ini akan berlaku sepanjang Januari hingga Juni 2022.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui program yang berkenaan langsung ke usaha rakyat.
“Bapak Presiden menyetujui beberapa program baru yang akan di-front loading di 2022, salah satunya subsidi bunga KUR sebesar 3 persen sampai Juni 2022,” kata Airlangga setelah mengikuti sidang kabinet paripurna, Kamis (30/12) lalu.
Dengan kebijakan ini, Airlangga mewanti-wanti agar bank tidak menyalahgunakan kebijakan insentif dari pemerintah. Misalnya, dengan mengalihkan nasabah yang seharusnya mendapat kredit komersial menjadi nasabah KUR.
“Dengan catatan tidak ada migrasi dari kredit komersial ke KUR. Jadi kita tidak ingin kanibalisme dengan hanya menggeser yang dari komersial, tetap didorong ke sektor-sektor yang baru,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menambahkan pemerintah juga meningkatkan plafon kredit kepada penerima KUR.
Untuk KUR mikro, semula plafon kreditnya dari Rp 10 juta sampai Rp 50 juta, nantinya akan naik menjadi Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.
Bagi pelaku usaha yang mengambil KUR super mikro bisa mengambil kredit hingga Rp 10 juta dan tidak perlu agunan karena pemerintah memberikan penjaminan. Besaran penjaminan untuk KUR super mikro mencapai 2 persen, sedangkan untuk KUR mikro 1,75 persen.
Iskandar menyebutkan, pemerintah juga meningkatkan plafon kredit KUR pekerja migran Indonesia (PMI) alias TKI. Dari sebelumnya maksimal Rp 25 juta kini menjadi maksimal Rp 100 juta. Dengan berbagai penambahan subsidi dan plafon ini, maka pagu anggaran KUR 2022 akan naik dari Rp 285 triliun menjadi Rp 358 triliun.
(*)
sumber: CNNIndonesia