MENJELANG akhir tahun 2025, Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) telah mendistribusikan dana bergulir sebesar Rp3,7 miliar kepada pelaku usaha. Bantuan ini diberikan sebagai tambahan modal untuk 33 pelaku usaha mikro dan satu koperasi.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Batam, Salim, menjelaskan bahwa program dana bergulir merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat akses permodalan bagi pelaku usaha kecil dan koperasi.
“Penyaluran dana ini merupakan hasil dari proses verifikasi dan validasi terhadap pengajuan yang diterima. Hingga Desember 2025, total penerima mencapai 34, terdiri dari 33 pelaku usaha mikro dan satu koperasi dengan total Rp3.705.000.000,” sebut Salim pada Selasa (9/12/2025).
Tahun ini, Pemko Batam menganggarkan Rp11 miliar untuk program ini. Namun, realisasi diperkirakan akan mirip dengan tahun lalu, yang mencapai sekitar Rp5,5 miliar.
“Meski kami menganggarkan Rp11 miliar, kemungkinan realisasinya akan setara dengan tahun 2024, sekitar Rp5,5 miliar,” tambahnya.
Para penerima dana bergulir tersebut bergerak di berbagai sektor usaha mikro, mulai dari kuliner, laundry, hingga perdagangan gas. Salim menekankan bahwa sektor ini merupakan tulang punggung ekonomi lokal yang perlu didukung untuk berkembang lebih baik.
“Usaha mikro memiliki potensi besar jika mendapatkan tambahan modal. Oleh karena itu, program dana bergulir ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan mereka,” imbuhnya.
Program ini menawarkan pinjaman dengan bunga flat 4 persen per tahun dan tenor maksimal lima tahun, dengan plafon pinjaman mencapai Rp150 juta. Skema ini dapat diakses oleh usaha mikro maupun koperasi.
“Bunga pinjaman ini lebih rendah dibandingkan produk perbankan konvensional, dan diharapkan dapat meringankan beban pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya,” paparnya.
Selain syarat jaminan berupa sertifikat tanah dan bangunan, Pemko Batam kini juga menerima sertifikat elektronik untuk mempercepat proses dan memperkuat kepastian hukum.
“Dengan diterimanya sertifikat elektronik, proses akan lebih efisien tanpa mengurangi legalitas,” jelasnya.
Selain memberikan modal, Dinas KUKM juga mengadakan pelatihan manajemen usaha dan keuangan dasar bagi penerima. Ini penting untuk menghindari kredit macet dan memastikan penggunaan dana bergulir tepat sasaran.
“Kami berharap program ini berjalan baik dan memberikan manfaat lebih banyak bagi para pelaku usaha,” tutup Salim.
Untuk tahun 2026, Pemerintah Kota Batam kembali menyiapkan anggaran dana bergulir sebesar Rp11 miliar, namun dia memperkirakan realisasi penyaluran pinjaman tahun 2025 akan sedikit menurun dibandingkan tahun 2024.
“Tahun ini kemungkinan akan menurun. Realisasi penyaluran tahun 2024 mencapai Rp5.545.000.000 untuk 58 usaha mikro, padahal anggarannya tersedia,” pungkasnya.
(dha)


