SETELAH ikan benggol menjadi bahan perdebatan karena diisukan mau diimpor, kini suplai tahu dan tempe di Batam juga terancam masalah. Pasalnya, harga kacang kedelai tengah tinggi-tingginya.
Salah satunya yang mengeluhkan hal tersebut yakni Koperasi Bertuah Nusantara. Ketuanya, Susilo mengadu kepada DPRD Kepri untuk segera mencarikan solusi.
“Sebagai pengusaha golongan kecil menengah saat ini hampir mengalami puncaknya karena harga kedelai sangat tinggi,” keluhnya baru-baru ini.
Sampai saat ini harga kedelai terakhir tercatat mencapai Rp 655 ribu per karung. “Agar pemerintah dan Anggota dewan meninjau betul betul di lapangan karena setiap tahun pasti harga naik,” harapnya.
Ia berharap pemerintah agar memberikan subsidi kacang kedelai, karena dengan adanya subsidi tersebut, maka perputaran roda ekonomi nantinya dapat berjalan normal kembali, serta berkurangnya angka PHK karyawan dan juga meningkatkan penjualan yang berdampak positif ke perekonomian masyarakat.
“Kami juga meminta harga bahan bakar untuk disubsidi karena beberapa waktu yang lalu sudah meminta surat dari kelurahan tapi tidak ada tanggapan,” pintanya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kepri, Khazalik menyarankan paling lama satu bulan sudah dapat solusinya dan juga mengharapkan dapat hak subsidi. “Saya meminta agar Disperindag untuk memfasilitasi subsidi ini,” pintanya.
Ia juga berharap sapi bisa masuk ke Batam agar ampas tahu bisa tertampung.
Lain halnya dengan Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin. Ia mengaku heran karena Batam ini kawasan FTZ tapi malah harga kedelai impor sangat tinggi. “Kami akan sidak untuk memastikan harga kedelai serta kenapa harga bisa melonjak tinggi,” pungkasnya (leo).