KABUPATEN Bintan tengah menghadapi peningkatan signifikan dalam debit air di pesisirnya dalam beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat bahwa meskipun angka debit air cukup tinggi, hingga kini belum ada laporan mengenai dampak negatif yang timbul.
Sekretaris BPBD Bintan, Agus Ariyadi, menyatakan bahwa kondisi ini menjadi prioritas perhatian bagi pihaknya. Berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Tanjungpinang, BPBD telah menginstruksikan semua kepala bidang untuk bersiaga, terutama di kawasan pesisir yang berpotensi rawan.
Agus juga menekankan pentingnya keberadaan Posko Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) yang kini beroperasi 24 jam untuk memantau perkembangan situasi secara intensif.
“Beberapa wilayah seperti Gunung Kijang, Teluk Sebong, Kecamatan Bintan Pesisir, dan Mantang menjadi titik utama pemantauan kami. Kami terus berkoordinasi untuk memastikan langkah-langkah antisipasi dapat dilaksanakan dengan optimal,” sebutnya, Kamis (21/11/2024).
Peningkatan debit air terlihat paling signifikan antara pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dalam beberapa hari terakhir. BPBD bersama pemerintah daerah berupaya memantau kondisi ini demi mencegah dampak yang merugikan masyarakat pesisir.
“Kondisi cuaca saat ini perlu diwaspadai. Kami menghimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pesisir, untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika ada situasi darurat,” tambah Agus.
Langkah-langkah pencegahan, termasuk peningkatan kesiapan alat evakuasi dan pendataan daerah rawan, terus dilakukan untuk meminimalisir risiko bencana. BPBD Bintan juga memastikan komunikasi yang baik dengan BMKG dan pihak terkait agar informasi terkini dapat disampaikan kepada masyarakat.
“Diharapkan kondisi ini tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Namun, BPBD akan tetap siaga hingga cuaca kembali stabil,” tutupnya.
(nes)