KAMU mungkin sudah sering mendengar bahwa makan junk food bisa membuat kita jadi gemuk. Tapi, kenapa?
Yang sudah kadung suka junk good, biasa punya pembenaran seperti ini :
Mengonsumsi berbagai makanan junk food ataupun makanan yang tinggi kalori dan lemak, bisa diatasi bila saya bakar kembali dengan berolahraga.
Tapi apakah kamu tahu seberapa lama intensitas olahraga yang harus kamu lakukan untuk membakar semua junk food yang telah kamu makan tersebut?
Berikut kami sarikan penjelasan ilmiah yang dilansir dari laman hellosehat.com tentang “junk food yang bisa bikin kamu gemuk“.
KALORI MASUK HARUS SAMA DENGAN KALORI KELUAR
Mungkin kamu pernah mendengar prinsip ‘kalori yang masuk sebaiknya sama dengan kalori yang dikeluarkan’. Pernyataan tersebut erat kaitannya dengan orang yang ingin mempertahankan berat badannya atau menurunkan berat badannya. Namun, aturan ini sebenarnya harus diterapkan oleh semua orang agar terhindar dari obesitas atau overweight.
Contohnya, kamu sedang ingin memuaskan nafsu makan dengan memakan sebuah donat gula berukuran besar yang mengandung 350 kalori. Lalu apakah terpikirkan oleh kamu bagaimana cara dan berapa lama waktu olahraga yang dibutuhkan untuk membakar semua kalori tersebut?
Jumlah waktu yang diperlukan tubuh untuk membakar kalori tergantung dari berat badan dan tipe olahraga yang kamu akan lakukan. Contohnya saja, berenang setengah jam dapat membakar sekitar 300 kalori, berjalan selama 30 menit setara dengan 200 kalori, dan melakukan yoga setengah jam akan membakar 180 kalori. Orang yang memiliki berat badan lebih besar, akan membakar kalori lebih banyak jika melakukan aktivitas tersebut, karena mereka memiliki ‘beban’ yang lebih berat. Sedangkan orang yang memiliki berat badan yang lebih kecil akan membakar lebih sedikit kalori. Intensitas dari olahraga juga menentukan seberapa banyak kalori yang dapat kamu bakar dalam kurun waktu tertentu.
HITUNG KALORI DARI SETIAP MAKANAN YANG KAMU MAKAN
Penting untuk mengingat seberapa banyak kalori yang kamu konsumsi dalam seharian penuh. Dengan begitu, kamu dapat menentukan olahraga atau aktivitas fisik apa yang sesuai untuk membakar kalori yang telah masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya, sebelum kamu memilih makanan yang akan dimakan untuk makan siang, lebih baik memikirkan olahraga yang dapat membakar kalori setara dengan menu makan siang kamu.
Seberapa sering kamu mengonsumsi junk food seperti pizza dan burger? Satu potong pizza mengandung 300 kalori dan setara dengan berenang selama satu jam penuh. Bahkan kalori yang ada di dalam burger dan kentang goreng masih lebih banyak dari itu.
Sebuah burger mengandung 325 hingga 900 kalori, dan jika kamu memakan kentang goreng ukuran besar yang ada di restoran junk food maka jangan kaget bila kamu baru saja memakan sebanyak 450 kalori dalam sekejap. Tentu saja, sebagai gantinya kamu harus melakukan olahraga untuk membakar kalori yang sudah dimakan.
Untuk kedua makanan tersebut, setidaknya kamu harus berjalan selama berjam-jam untuk membakar kalori-kalori tersebut. Oleh karena itu, pilihlah makanan yang rendah kalori dan rendah lemak namun tetap enak untuk dimakan, seperti roti isi daging ayam yang mengandung sekitar 230 kalori.
Atau, kamu bisa memilih menu sarapan pagi dengan semangkuk oatmeal, susu rendah lemak, dengan potongan buah yang hanya mengandung sekitar 150 kalori. Kemudian kamu hanya harus berjalan selama kurang lebih setengah jam saja untuk membakar 150 kalori yang telah kamu konsumsi sebelumnya.
KALAU SULIT MENGHITUNG KALORI MAKANAN?
Jika kamu sulit untuk menghitung kalori yang dikonsumsi dan menentukan olahraga apa yang cocok untuk membakar semua kalori tersebut, maka lebih baik lakukan olahraga yang teratur. Melakukan olahraga yang teratur akan membantu kamu untuk mengatur kalori yang masuk ke dalam tubuh.
American Heart Association memberikan rekomendasi setidaknya dalam satu minggu kamu harus melakukan olahraga ringan hingga sedang sekitar 150 menit, atau sekitar 30 menit dalam satu hari. Selain untuk membakar kalori yang telah masuk ke dalam tubuh, olahraga teratur dapat menurunkan risiko berbagai penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, dan dapat meningkatkan sistem imun. ***