PERANG Israel dan Hamas Palestina masih berlangsung hingga Selasa (10/10/2023). Korban tewas maupun terluka dari kedua belah pihak, Israel dan Hamas khususnya di Jalur Gaza pun dilaporkan semakin bertambah.
Dilaporkan, total lebih dari 1.600 orang tewas dan 6.434 orang lainnya terluka. Menurut laporan BNO News, sebanyak 900 orang tewas dan 2.1616 orang terluka dari pihak Israel.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/10/2023), kementerian yang dikuasai Hamas tersebut mengatakan rumah sakit di Gaza telah “menerima 687 korban jiwa dan 3.727 lainnya terluka” sejak Israel melancarkan gelombang serangan udara setelah serangan besar-besaran terhadap Israel yang dilancarkan Hamas pada Sabtu (7/10) lalu.
Angkatan Udara Israel melancarkan serangan gencar di Gaza, yang digambarkan oleh penduduk sebagai “pembantaian yang tak terbayangkan”.
Sasaran mereka meliputi rumah sakit, universitas, masjid, sekolah PBB yang menampung para pengungsi, bank, perusahaan telekomunikasi, menara tempat tinggal, dan infrastruktur sipil lainnya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta PBB segera turun tangan mengambil tindakan terhadap agresi Israel di Gaza. Abbas meminta serangan Israel ke Palestina dihentikan.
Dikutip CNN, Selasa (10/10/2023), menurut kantor berita negara WAFA, Abbas menyampaikan pernyataan tersebut melalui panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Abbas meminta PBB untuk “segera turun tangan untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza,” menurut laporan WAFA.
Abbas menekankan pihaknya membutuhkan bantuan medis di Gaza. Dia mendesak PBB untuk menjunjung tanggung jawabnya sebagaimana diakui oleh legitimasi internasional dan memastikan perlindungan bagi rakyat Palestina.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres merespons kekhawatiran Abbas. Dia mengatakan PBB akan berupaya memberikan bantuan kemanusiaan ke warga di Gaza.
Dia menyebutkan PBB secara aktif bekerja sama dengan pemangku kepentingan internasional untuk mengekang eskalasi yang terjadi saat ini.
(ade)