Dunia
Perang Twitter Trump Vs Ayatollah Ali Khamenei

PRESIDEN AS Donald Trump mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei harus berhati-hati atas kata-katanya setelah Khamenei mengkritik tajam Amerika Serikat dalam khotbah salat Jumat di Teheran.
“Yang disebut ‘Pemimpin Tertinggi’ Iran, yang belum begitu Agung akhir-akhir ini, memiliki beberapa hal buruk untuk dikatakan tentang Amerika Serikat dan Eropa,” kata Trump dalam sebuah tweet, dikutip dari Reuters, 18 Januari 2020.
“Ekonomi mereka hancur, dan rakyat mereka menderita. Dia harus sangat berhati-hati dengan kata-katanya!”
Dalam tweet hari Jumat, Presiden Donald Trump juga membalas pemimpin tertinggi Iran, menyerukan Ayatollah Ali Khamenei untuk “Membuat Iran Hebat Lagi!” Setelah Khamenei menyebut Trump sebagai “badut” dalam khotbah yang langka.
Khamenei juga menyebut negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman sebagai “pantek” Amerika Serikat.
Dalam khotbahnya Khamenei juga menyampaikan restu sekaligus dukungan terhadap pasukan Garda Revolusi Iran saat memberikan kotbah pada salat Jumat, 17 Februari, dikutip dari Reuters.
Tak lama setelah tweet Trump, akun resmi bahasa Inggris Khamenei men-tweet bahwa pemerintah AS berbohong ketika mengatakan AS membela rakyat Iran.
“Jika kalian (Amerika) bersama rakyat Iran, itu hanya untuk menusuk mereka di jantung dengan belati berbisa kalian. Tentu saja, sejauh ini Anda gagal melakukannya, & Anda pasti akan terus gagal,” kata akun resmi Khamenei, dikutip dari POLITICO.
Trump me-retweet tanggapannya dalam bahasa Inggris dan bahasa Farsi, “Rakyat Iran yang mulia — yang mencintai Amerika — pantas mendapatkan pemerintah yang lebih tertarik membantu mereka mencapai impian mereka daripada membunuh mereka karena menuntut rasa hormat. Alih-alih memimpin Iran menuju kehancuran, para pemimpinnya harus meninggalkan teror dan Membuat Iran Hebat Lagi!”
Kematian Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS awal bulan ini mendorong eskalasi besar antara Amerika Serikat dan Iran, dengan militer Iran meluncurkan rudal balistik di pangkalan Irak yang menampung pasukan AS. Dalam kondisi siaga untuk kemungkinan serangan balasan Amerika, Iran secara tidak sengaja menembak jatuh jet penumpang Ukraina di luar Teheran, yang menewaskan 176 sipil tewas.
(*)