PERLAMBATAN ekonomi China tidak berpengaruh serius pada kinerja perekonomian Kepri, khususnya Batam. Pasalnya negeri tirai bambu tersebut bukan menjadi tujuan utama ekspor produk non migas yang merupakan andalan Batam, melainkan Singapura dan Amerika.
“Sejak perang dagang (trade war) antara Amerika dan China di 2019, Amerika mulai menggantikan China sebagai mitra dagang bagi Batam. Peningkatannya terus terjadi pelan-pelan hingga saat ini,” kata Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Wilayah Batam dan Karimun, Tjaw Hioeng, Selasa (19/7) di Batuaji, Batam.
Di Mei 2022, China hanya berkontribusi sebesar 4,59 persen dari tujuan eskpor Batam ke luar negeri. Persentasenya sangat jauh jika dibandingkan dengan Singapura (49,82 persen) dan Amerika (17,77 persen).
“Investasi Amerika di Batam juga mengalami peningkatan sejak 2019. Ini pengaruh dari perang dagang, karena China kenakan tarif impor sampai 35 persen untuk barang dari Amerika, begitu juga sebaliknya,” katanya lagi.
Untuk menghindari tarif impor tinggi tersebut, banyak perusahaan Amerika merelokasi usahanya ke negara-negara yang terikat perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan China, seperti negara-negara di Asia Tenggara.
“Kalau buka di Batam dan ekspor ke China dapat skema FTA 0 persen,” jelasnya.
Berdasarkan kajian Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, negara tujuan utama ekspor Batam yakni Singapura. Nilainya terus meningkat selama setahun terakhir, dengan persentase kenaikan 60,43 persen.
“Nilai ekspor Batam ke Singapura itu senilai US$ 594 juta pada Mei 2022. Naik 60,43 persen dibanding Mei 2021 yang sebesar US$ 370,79 juta,” kata Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto.
Sementara itu, nilai ekspor ke Amerika di Mei 2022 sebesar US$ 266,56 juta. Angka tersebut mencerminkan kenaikan cukup tinggi sebesar 77,70 persen dibanding Mei 2022 yang sebesar US$ 150 juta.
Sedangkan ekspor Batam ke China hanya tumbuh 3,41 persen. Mei 2022 mencatat nilai ekspor sebesar US$ 52,06 juta, naik sedikit dibanding Mei 2021 yang sebesar US$ 50,34 juta.
Negara tujuan ekspor terbesar keempat sampai dengan kesepuluh Kota Batam berturut-turut adalah Australia (2,45 persen), Jerman (2,38 persen), Jepang (2,13 persen), Perancis (1,88 persen), Mauritania (1,75 persen) Uni Emirat Arab (1,18 persen), dan Belanda (1,06 persen).
15 Juli kemarin, Biro Statistik Nasional China melaporkan ekonomi negeri tirai bambu tersebut cuma tumbuh 0,4 persen pada kuartal II 2022 (yoy). Kinerja tersebut menjadi yang terburuk dalam 2 tahun terakhir (leo).