AIR baku di pulau Batam sangat terbatas karena hanya mengandalkan curah hujan yang ditampung di lima waduk yang dibangun oleh Otorita Batam/ BP Batam. Waduk Duriangkang menjadi penyuplai terbesar sumber air di Batam. Prosentasenya mencapai 70 persen.
Kondisi Batam yang tidak memiliki sumber daya air yang melimpah, cukup rentan mengalami kekeringan. Apalagi saat musim kemarau datang tiap tahunnya.
ATB yang hingga Oktober 2020 ini masih menjadi pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di kota Batam bersama Pemerintah dalam hal ini BP Batam dan Pemko Batam juga secara rutin menjaga wilayah-wilayah tangkapan air dengan program penghijauan melalui penanaman pohon.
Penerapan teknologi pengolahan air serta inovasi dalam pengelolaan, juga ikut membantu penyediaan air bersih di kota ini jadi lebih efisien.
“ATB juga berupaya melakukan pengelolaan dan pendistribusian air dengan efisien, melalui Smart Water Management System sebagai sistem pengelolaan air yang cerdas berbasis inovasi teknologi. ATB mampu menekan angka kehilangan air paling rendah di Indonesia yakni diangka 16,6 persen,” jelas Corporate Secretary PT. ATB, Maria Jacobus.
Namun, bagaimana ke depannya saat perjanjian kerjasama pengelolaan air selesai pada 14 November 2020?
(zhr/ind/nes)
#AirBersih #Batam #KonsesiAir