KALAU tidak ada aral, proses belajar mengajar di Pesantren Alam Attaqi Modern akan dimulai pada bulan Juli 2020 mendatang, sesuai dengan tahun ajaran baru berdasarkan kalender pendidikan tahun 2020.
Pesantren Alam Attaqi Modern adalah pesantren dengan konsep alam, para siswa akan belajar bersama alam, membaur dengan alam namun tetap tidak meninggalkan aspek modern sesuai dengan zaman dan nilai akhlak kehidupan sesuai dengan alquran dan sunnah.
Diharapkan murid menjadi pribadi sesuai dengan kebutuhan zaman dan tetap mengutamakan aspek ketaatan beragama.
Bagi masyarakat pesisir Batam, kehadiran pesantren dengan konsep sekolah alam yang terletak di Kampung Setokok, Klurahan Setokok Kecamatan Bulang, Jembatan 3 Barelang ini seharusnya menjadi kabar yang sangat baik.
Bagaimana tidak, sekolah yang fokus pada pendidikan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini tidak membebani para calon siswanya dengan biaya. Para siswa justru akan ditata agar memperoleh penghasilan selama menjalani proses belajar mengajar di sekolah yang dibangun oleh Sejati Yayasan Sahabat Semesta ini.
Ketua Yayasan Sahabat Semesta, Rusyono saat ditemui di lokasi sekolah pada Minggu (9/2) menuturkan, pembangunan infrastruktur utama sekolah telah berjalan sekitar tiga bulan lamanya.
Dalam kurun waktu tersebut, di lahan wakaf dari warga kampong Setokok ini telah terbangun rumah penjaga pesantren, gazebo sebagai tempat belajar siswa, toilet, dan musola yang tengah dalam tahap penyelesaian.
Setelah pembangunan musola selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan asrama siswa, rumah untuk guru dan fasilitas pendukung sekolah alam ini.
“Setelah musola kami siapkan asrama dengan konsep panggung, sesuai dengan ciri khas Melayu. Di bagian bawahnya kita optimalkan untuk fasilitas kegiatan ekonomi, sementara di atasnya untuk tempat tinggal siswa. Tempat belajarnya di gazebo, tidak menutup kemungkinan juga belajar di bawah pohon dan lingkungan alami, agar bisa lebih menyatu dengan alam,” kata Rusyono.
Untuk tahun pertama ini, pihaknya menergetkan ada minimal 40 siswa laki-laki yang bisa tertampung mengikuti belajar mengajar secara gratis ini. Mereka akan fokus menggaet siswa yang berasal dari kawasan pesisir Batam. Namun juga tetap memberikan ruang bagi calon siswa di wilayah kota yang mau belajar di Pesantren Alam Attaqi Modern.
Rusyono menjelaskan, sekolah ini sudah terdaftar di akta notaris, juga sudah terdaftarkan domisili dan kejelasan dari wakaf pemilik tanah.
Lima syarat utama pendirian sekolah seperti bangunan fisik sekolah, santri minimal 15 orang, administrasi yayasan, kurikulum juga sudah ada yang terpenuhi dan berprogres dengan baik.
Uniknya, sekolah ini membolehkan siswanya belajar di mana saja.
Memberdayakan ahli-ahli yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan masyarakat. Seperti tenaga industri perkapalan, seni, literasi. Setiap santri bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi terbaik mereka.
Tantangan sosialisasi ke masyarakat
MENSOSIALISASIKAN atau memperkenalkan sekolah alam ini menjadi tantangan besar, utamanya kepada masyarakat pesisir, karena mainset semua orang tentang teknis belajar itu seperti sekolah formal biasa.
Rusyono sendiri telah memiliki formula untuk itu, yakni dengan berkolaborasi bersama komunitas dan yayasan terkait yang sebelumnya telah hadir, melakukan sosialisasi bersama-sama kepada masyarakat pesisir.
“Kami hadirkan pemahaman baru, mengabarkan bagaimana pola pendidikan di tempat kita sesuai dengan kebutuhan zaman, menghadirkan potensi terbaik dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama,” kata alumni Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur ini.
Hadirkan pendidikan berkualitas, biaya terjangkau ke semua kalangan
ALASAN mendasar Rusyono dan lima sahabatnya mendirikan sekolah ini, berangkat dari keinginan menghadirkan proses optimalisasi kemampuan anak-anak sebagai standard terbaik yang diyakini mereka.
Mengajak siswa belajar sesuai dengan bakat minatnya. Rusyono menjelaskan, keadaan seseorang di masa depan memang tidak bisa diprediksi, namun bisa direncanakan.
Dengan program yang dijalankan, pihakya meyakini akan muncul bakat dan potensi terbaik siswa. Untuk bersaing dengan kemajuan zaman, nilai-nilai modern yang memang tetap harus disesuaikkan dengan kebutuhan zaman.
“Life skillnya akan disesuaikan dengan kebutuhan di Batam. Santri kita ini mainsetnya bukan sebagai
Pekerja atau karyawan, kita tekankan pada aspek leadership, nanti mereka menjalankan apa yang sudah didapat dalam pelajaran di sekolah alam,” kata Rusyono lagi.
Selain itu, pesantren ini juga mandiri dalam arti yang luas. Secara finansial bisa menghidupi sekolah dengan sluruh programnya dan bisa memberi manfaat bagi warga di lingkungannya.
Empat program utama di sekolah ini yakni leadership; entrepreneurship; akhlak; dan da’i.
Leadership , mengharapkan para siswanya memiliki karakter kepemimpinan, menguasai solusi atas masalah-masalah yang dihadapi sesuai dengan karakter wilayah dimana tempat tinggal mereka.
Pada sisi entrepreneurship, akan disesuaikan dengan contoh rosul yang sudah menjadi pebisnis sejak muda. Bagi mereka yang memiliki kecenderungan entrepreneurship, di sini akan dibangun peternakan kambing, lahan untuk berkebun, dan mini kebun binatang juga, sesuai dengan arah minat murid.
Sementara untuk akhlak dan da’i sendiri, pengenalan terhadap pelajaran ilmu agama tetap menjadi hal utama bagi para siswa.
Untuk mewujudkan keinginan menghadirkan pendidikan berkualitas, bisa menjangkau semua orang, dan memperlakukan para murid secara adil apapun latar belakangnya, Yayasan Sahabat Sejati Semesta telah membuat unit usaha untuk setiap programnya.
Utamanya untuk program entrepreneurship. Tidak itu saja, kawasan ini juga akan dibangun fasilitas untuk kegiatan out bond dan menjadi lokasi wisata edukasi bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum. masyarakat
“Di sini bagi yang tidak mampu tetap bisa bersekolah di sini karena semua gratis, pendidikan untuk semuanya gratis untuk semuanya,” kata Rusyono.
Lebih jauh, Rusyono menuturkan, pembangunan sekolah ini dimulai dari pribadi masing-masing mereka, menginfakkan tenaga dan harta dalam proses pembangunan pesantren ini. Seiring berjalannya waktu, masyarakat, donatur, dan siapa saja yang mau juga dilibatkan.
Untuk pembangunan mushola dan asrama sendiri, pihaknya membutuhkan dana Rp 300 juta, dimana dibuat paket donasi senilai 20 ribu per paketnya.
“Jadi sekitar 15 ribu paket dibutuhkan untuk pembangunan musola dan asrama santri, alhamdulilah mushola tinggal finishing dan akan dilanjutkan dengan asrama santri,” kata dia.
*(bob/GoWestId)