TIM Business Development (BD) PT. Adhya Tirta Batam (ATB) melakukan tinjauan lapangan di pulau Bintan untuk memetakan masalah utama yang dihadapi oleh PDAM Tirta Kepri dalam mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di ibukota Provinsi Kepri itu.
Tim yang dipimpin oleh Wahyu Widiyanto dan Yuli Maryati ini akan mengidentifikasi skala prioritas terhadap masalah-masalah yang akan ditangani oleh ATB.
“PDAM Tirta Kepri sudah menjelaskan 8 masalah yang nantinya akan ditangani ATB. Namun untuk mengetahui kondisi aktual dan menentukan prioritas, kami bersama PDAM Tirta Kepri melakukan tinjauan lapangan selama beberapa hari kedepan,” ujar Wahyu, Senin (15/2).
PDAM Tirta Kepri telah berdiri sejak tahun 1971. Namun hingga kini, PDAM tersebut belum mencapai performa optimalnya. Tirta Kepri berniat membenahi diri, agar mampu memberikan pelayanan terbaik bagi ibukota provinsi Kepri.
Dalam rangka itu, PDAM Tirta Kepri meminta ATB untuk mengevaluasi beberapa hal, dan mengasistensi PDAM tertua di Kepri ini untuk membenahi beberapa faktor penting yang dianggap mendesak.
“Program kerjasama ini nantinya akan menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Tapi untuk tahap awal ini, kami akan ajukan berdasarkan prioritas, agar dapat berjalan simultan dan holistik,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.
Menurut Maria, PDAM Tirta Kepri berpotensi menjadi berkembang pesat kedepannya. Pasalnya, daftar tunggu untuk menjadi pelanggan PDAM di pulau Bintan sangat tinggi. Namun, karena pengembangan jaringan yang lambat, saat ini cakupan pelayanan PDAM Tirta Kepri hanya 51 persen.
Di sisi lain, kontinyuitas suplai PDAM Tirta Kepri masih belum memuaskan, yakni hanya 15-16 jam. Selain itu, masalah kehilangan air juga menjadi momok menahun yang harus diselesaikan oleh PDAM Tirta Kepri. Sehingga, sumber air baku yang terbatas tidak mampu dikelola optimal.
“Kapasitas air baku yang ada tampaknya masih kurang. Kementerian PUPR sudah menyiapkan waduk di Kawal dengan kapasitas 200 liter perdetik. Namun informasinya baru bisa digunakan 3 tahun kedepan,” paparnya.
Maria percaya, tim BD ATB yang diisi oleh para profesional yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing akan segera menemukan solusi bagi semua kendala yang ditemukan PDAM Tirta Kepri dalam memperbaiki layanannya.
Selain itu, ATB juga memiliki modul SPARTA Smart Solution yang dapat dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Kepri. Modul ini diyakini dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara komprehensif sehingga masyarakat pulau Bintan dapat menikmati layanan air bersih yang lebih baik.
“Ada beberapa modul SPARTA yang bisa diaplikasikan di Tirta Kepri. Kami akan propose berdasarkan prioritas biar bisa berjalan simultan dan holistik,” tuturnya. (*)