BANYAK yang sudah mengenal sosok satu ini. Selain wajahnya yang memang ganteng, Agus Harimurti juga merupakan anak presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhono. Tapi, bagaimana dengan prestasinya?
TIDAK seperti adiknya, Edi Baskoro yang sering wira wiri di berbagai media, nama Agus Harimurti relatif tidak kerap muncul. Sejak lulus Akademi Militer, pria ini lebih berkonsentrasi di kariernya.
Sampai akhirnya, koalisi empat partai yang digawangi oleh Partai Demokrat, PKB, PAN dan PPP memutuskan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017.
Publik kaget. Perwira berpangkat Mayor itu dinilai masih memiliki karier panjang dan bagus di tugas kemiliterannya.
Pria yang juga merupakan putera sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono itu, diputuskan maju berpasangan dengan Sylviana Murni.
Agus memang terbilang baru di dunia politik. Namun, pria yang lahir di Bandung 10 Agustus 1978 itu faktanya memiliki sederet prestasi gemilang di bidang militer dan akademik.

Laman Merdeka memberitakan perjalanan karier militer Agus terhitung cukup cemerlang. Setelah menempuh pendidikan SMA-nya di Taruna Nusantara tahun 1997 dan Akademi Militer tahun 2000 sebagai lulusan terbaik, suami dari artis Annisa Pohan ini bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Pada tahun 2002, saat menjabat Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad, Agus diberangkatkan ke Aceh untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan.
Di Aceh, Agus terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) dan ia berhasil melakukan tugasnya dengan baik guna melumpuhkan para separatis. Setahun setelah kembali dari Aceh, Agus mendapatkan kepercayaan sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/Tengkorak.
Pada tahun 2006, Ketika perang 34 hari berkecamuk antara Israel dan Hezbollah di Lebanon, Agus pun ikut berangkat sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006.
Kemampuan lapangan Agus diapresiasi Panglima Divif 1 Kostrad sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad pada tahun 2008. Ia pun melengkapi keterampilan militernya dengan mengikuti Kursus Scuba Divers di TNI Angkatan Laut.
Pada tahun yang sama, Agus mendapatkan banyak penugasan khusus, baik dalam mengikuti kursus Scuba Divers TNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008. Ia pun memperoleh penghargaan sebagai Komandan Kompi terbaik di jajaran divisi Infanteri 1 Kostrad, 2008 Latihan Gabungan TNI Yudha Siaga di Sangata, maupun Latihan Gabungan Cobra Gold yang diselenggarakan oleh USPACOM di Thailand.
Pada tahun 2008, Agus dimintai kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), untuk bergabung dalam tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian Universitas Pertahanan.
Sebelum memutuskan berkecimpung ke dunia politik, Agus bertugas sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning.
Sebagai perwira menengah di TNI AD dengan pangkat Mayor Infanteri, Agus diketahui mengantongi tiga gelar master, yaitu Master Kajian Strategi dari S Rajaratam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (2006).
Selain itu, Master Administrasi Publik dari John F Kennedy School of Government, Harvard University, U.S. (2010); dan Master of Arts Leadership and Management dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University (2015).
Agus juga menjadi lulusan terbaik di sejumlah sekolah militer, seperti Kursus Dasar Petugas Infanteri (2001), Kursus Intelijen Tempur (2001), Kursus Petugas Operasi Batalyon (2004), dan Kursus Manuver Karir Kapten, Fort Benning (2011).
Karier Militer Agus Menuju Puncak
“Ini adalah tahun terbaik dalam hidup saya,” ungkap SBY saat dikukuhkan sebagai tokoh International Hall of Fame di Fort Leavenworth, mengulang perasaannya ketika diterima di almamater beberapa jenderal besar US Army seperti Dwight Eisenhower dan Collin Powell beberapa waktu lalu.
Ungkapan SBY tersebut mungkin dapat dimaklumi banyak pihak. Mayoritas lulusan Fort Leavenworth memang mengakhiri karier militer mereka dengan pangkat jenderal.
Karier Agus di TNI memang masih belia, namun layak disebut telah berada di jalur yang tepat.
Enam tahun setelah lulus dari Akmil, Agus bergabung ke Kontingen Garuda XXIII-A yang menjadi bagian dari pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon. Pada tahun 2006 itu, Agus bertugas sebagai Kepala Seksi Operasi Batalyon Mekanis.
Setahun kemudian Agus dipromosikan menjadi Komandan Kompi Batalyon Infranteri Lintas Udara 305 Tengkorak, Karawang. Tahun 2012 lalu, Agus kembali naik jabatan menjadi Kepala Seksi Operasi Brigade Infanteri Linud 17 Kujang, Sukabumi.
Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti seperti diberitakan laman CNN INDONESIA mengungkapkan, tidak sedikit putra mantan jenderal yang berprestasi sehingga laik mendapatkan kenaikan pangkat dan jabatan dengan cepat.
Namun sepertinya, karier Agus tidak lagi di militer. Prestasi gemilangnya di akademik dan militer, akan dibawanya di bidang yang baru : POLITIK. ***