PENAHANAN Deputi IV BP Batam / Anggota Bidang Pengusahaan, Shahril Japarin oleh Kejaksaan Agung tentu saja menimbulkan pertanyaan bagi kelangsungan proyek-proyek lelang yang ditangani dibawah kedeputian IV BP Batam.
Dalam catatan Gowest Indonesia, sejumlah proyek yang ditangani tersebut sesuai dengan tupoksi pekerjaan kedeputian IV.
Secara garis besar, kedeputian ini membidangi sektor pengusahaan di BP Batam, atau sektor penghasil pundi-pundi keuangan negara.
Dengan kata lain, Shahril Japarin menangani aset-aset BP Batam yang dapat menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), antara lain Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim, Badan Usaha Pelabuhan (BUP), Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan (BU Fasling), Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum (BU SPAM) dan Rumah Sakit BP (RSBP) Batam.
Adapun proyek lelang yang ditangani Shahril saat ini yakni proyek lelang pengembangan Bandara Hang Nadim.
Pemenang lelang tersebut adalah PT Angkasa Pura I (Persero), Incheon International Airport Corporation (IIAC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., (Konsorsium AP1-IIAC-WIKA), dengan total investasi mencapai Rp6,8 triliun dan masa konsesi 25 tahun.
Kemudian, lelang SPAM Batam yang saat ini masih memasuki tahap pendaftaran hingga November mendatang, setelah sempat tertunda akhir Agustus lalu.
Selanjutnya, pengembangan Pelabuhan Batuampar yang terdiri dari berbagai tahapan, yang diprediksi akan rampung beberapa tahun ke depan.
Penyempurnaan pembangunan Pelabuhan Batu Ampar memerlukan anggaran yang cukup besar nilainya mencapai Rp12 triliun.
Beberapa tender yang sudah selesai seperti dikuti dari laman lpsebpbatam, yakni penataan gerbang masuk kawasan terminal Batuampar senilai Rp 6,9 miliar.
Kemudian pembangunan Reception Facilities Terminal Umum Batuampar senilai Rp 4,4 miliar. Revitalisasi kolam dermaga utara Pelabuhan Batuampar senilai Rp 83,7 miliar dan lain-lain.
Shahril sendiri terakhir bertemu media saat acara napak tilas dua tahun kepemimpinan BP Batam di Hotel Planet Holiday, 27 September lalu. Saat itu, ia memaparkan capaian penerimaan BP Batam sepanjang 2020.
Berdasarkan data BP Batam, pendapatan tertinggi dicapai oleh BU Pelabuhan. Sementara, pendapatan terendah dicapai oleh BU Fasling yang masih bergabung dengan BU SPAM.
Secara keseluruhan, capaian realisasi penerimaan BP Batam menurun sekitar 10 persen dibandingkan dengan 2019.
Totalnya mencapai Rp 638,8 miliar, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 693,3 miliar.
Pendapatan BUP tahun 2020 mencapai Rp 339,4 miliar, turun sekitar 7,5 persen dari 2019 yang mencapai Rp 359,2 miliar.
Kemudian, pendapatan Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim mencapai Rp 139,5 miliar, turun sekitar 30 persen dari 2019 yang mencapai Rp 201,8 miliar.
Selanjutnya Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam yang mencapai Rp 114,1 miliar. Pendapatan RSBP naik sekitar 30 persen dari 2019 yang mencapai Rp 88,7 miliar.
Dan terakhir, pendapatan dari Fasling/SPAM naik dari Rp 43,5 miliar di 2019 menjadi Rp 45,6 miliar di tahun ini. Untuk tahun ini, proyeksi pendapatan BP Batam ditargetkan menjadi Rp 848 miliar.
*(rky/GoWest)