LETAK pulau Bayan berada di antara sungai ladi berdekatan dengan Kampung Bugis. Pulau itu berada di lintasan perairan hulu Riau di Sungai Carang Tanjungpinang yang mengarah ke laut.
Menurut laman disparbud.tanjungpinangkota.go.id, secara administratif, pulau Bayan sekarang masuk wilayah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau bersama Pulau Penyengat, Pulau Dompak, Pulau Basing, Pulau Los dan Pulau Sekatap.
Ini pulau mungil dengan luas hanya sekitar 163.494m2. Di atas pulau mungil ini, berdiri eks Hotel mewah yang dibangun pada era tahun 80-an. Kondisinya sekarang sepi. Hotel mewah yang dibangun, sekarang tak lebih seperti bangunan tua yang terbengkalai. Pulau Bayan dan Bangunan di atasnya, terbengkalai di lokasi yang sebenarnya strategis.
Tidak ada yang tinggal di pulau ini sekarang. Cerita turun temurun paska berhenti beroperasinya hotel megah di sana, memang menyeramkan. Warga menyebut ada banyak keanehan di pulau itu.
Sesekali, pulau Bayan digunakan sebagai tempat beristirahat sejenak oleh warga yang kerap melintas di perairan hulu Riau itu pada siang hari. Tapi, menjadi tidak berpenghuni di saat malam hari.
Padahal, pada masa puncak kejayaan Johor-Riau-Lingga dulu, Pulau Bayan yang strategis itu pernah dijadikan oleh Raja Haji Fisabilillah (RHF) sebagai sentral benteng pertahanan, dalam melindungi kerajaan di Hulu Riau dari serangan laut Belanda.
Catatan sejarah yang disampaikan Sejarahwan Kepulauan Riau, Aswandi Syahri, pada tahun 1781 Masehi, Pulau Bayan adalah saksi bisu tapak tanah berdirinya istana kecil tempat Raja Haji Fisabilillah (RHF) membangun tempat kediaman. Setelah RHF kalah, istana kecil itu dijadikan kediaman Residen Belanda.
”Itu merupakan residen pertama yang didirikan di Riau. Saya juga menemukan duplikat peta Pulau Bayan tahun 1785 buatan Belanda di Arsip Nasional, Jakarta, yang aslinya disimpan di Netherland Scheepvartmuseum Amsterdam,” paparnya, dikutip Tanjungpinang Pos.
Dalam hasil penelitiannya peta tersebut dibuat oleh Jacob van Bram seorang komandan pasukan Belanda yang mengalahkan RHF di Teluk Ketapang, Melaka, Malaysia.
Sementara Dosen dan juga Budayawan Kepri Rendra Setyadiharja menambahkan, saat berdiri benteng di Pulau Bayan, Tanjungpinang dan Pulau Penyengat masih belum berkembang seperti sekarang.
Pulau Bayan merupakan pulau bersejarah. Sempat memberi peran sebagai benteng terdepan pertahanan di masa Kesultanan Riau Lingga. Kini, kondisinya seperti mati suri. ***