- Luas : 27.46 km2.
- Titik tertinggi : 60 meter dari permukaan laut (m.dpl)
- Tata pemerintahan : masuk wilayah kota Batam
- Lokasi yang dikenal : Bukit Sebulah (bukit) Pulau Pasit Besar (pulau) Tanjung Jernih, Tanjung Locok.
PULAU Kepala Jeri merupakan salah satu dari 3 pulau besar yang ada di Kepulauan Batam, selain pulau Batam sendiri dan pulau Bulang (pulau Bulang, pen). Luasnya sekitar 27.46 km2. Pulau ini seringkali disebut dengan dua nama yang hampir mirip, yaitu Pulau Kepala Jeri dan Pulau Kepala Jernih. Meskipun namanya sering dipertukarkan, keduanya merujuk pada pulau yang sama.
Saat ini, wilayah pulau Kepala Jeri masuk dalam tata pemerintahan kota Batam, di bawah kelurahan Kasu, kecamatan Belakangpadang. Posisinya yang strategis membuatnya berdekatan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Jika kita melihat lebih jauh ke belakang, Pulau Kepala Jeri bukan hanya salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain, namun juga menyimpan sejarah yang menarik di masa lalu.
Jejak Perkebunan Karet Belanda
PULAU Kepala Jeri telah menjadi lokasi perkebunan karet yang diupayakan pada zaman kolonial Belanda sejak tahun 1901. Perkebunan karet di ini dikembangkan bersama dengan pulau-pulau lainnya di Kepulauan Riau. Hasil produksi karetnya menjadi bagian penting dari industri karet dunia di masa lalu.
Seiring dengan pembukaan lahan perkebunan di sini, pengiriman tenaga kerja untuk dipekerjakan di sana, juga cukup marak. Banyak tenaga kerja asal Pulau Jawa yang didatangkan pemerintah kolonial Belanda ke pulau ini. Pada awal abad ke-20, kaum penjajah mendatangkan puluhan pasangan suami istri serta lelaki bujangan dari Jawa untuk membuka perkebunan karet di pulau tak berpenghuni tersebut.
Para pekerja tinggal di barak-barak kayu yang berderet-deret membentuk setengah lingkaran. Di tengah kompleks, terdapat tanah lapang yang menjadi lokasi para pekerja berbaris untuk didata, baik sebelum maupun seusai bekerja di kebun-kebun karet. Bekas-bekas bangunan perkebunan, seperti rumah-rumah panggung kayu yang memanjang, masih terdapat di pulau Kepala Jeri.
Perkebunan karet di Pulau Kepala Jeri merupakan salah satu fragmen dalam sejarah Kepulauan Riau di masa lalu. Sebagian besar dari puluhan barak ini masih utuh sampai sekarang. Di sekitar kompleks, terdapat perkebunan warga. Sementara bekas barak-barak bekas para pekerja di masa lalu, mulai ditutupi semak-belukar.
Penduduk pulau Kepala Jeri saat ini, umumnya bermata pencarian sebagai nelayan dan juga penoreh getah karet. Banyak dari mereka yang tinggal di pulau tersebut saat ini, merupakan keturunan warga yang didatangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dari pulau Jawa di masa lalu.
Seiring berjalannya waktu, perkebunan karet di Pulau Kepala Jeri mulai ditinggalkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain:
- Perubahan Ekonomi: Munculnya bahan baku alternatif yang lebih murah membuat permintaan akan karet alam menurun.
- Permasalahan Sosial: Kondisi kerja yang keras dan upah yang rendah membuat banyak pekerja meninggalkan perkebunan.
Meskipun perkebunan karet di Pulau Kepala Jeri sudah tidak beroperasi lagi, namun warisan sejarahnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Beberapa bekas bangunan perkebunan dan infrastruktur lainnya masih dapat ditemukan di pulau ini.
Dijadikan Lokasi Pengungsian Warga Rempang
SEORANG jurnalis Singapura, Beck Swee Hoon , mendokumentasikan peristiwa pengungsian warga pulau Rempang dekat Batam ke pulau Kepala Jeri dalam laporannya yang terbit tanggal 7 Oktober 1946. Laporan itu menceritakan bagaimana penduduk Rempang diberitahu tentang rencana pengungsian dan dijanjikan bantuan logistik selama berada di Kepala Jeri.
Pulau Kepala Jeri (dalam artikel disebut oleh Beck Swee Hoon sebagai Kepala Jernih, pen) adalah sebuah pulau lain di sekitar perairan Batam, berada lebih dekat dengan selat Singapura. Simak artikelnya di : “Kisah Pengungsian Warga Rempang 79 Tahun Lalu”.
Pulau Sepi yang Dilirik Investasi
SELAMA puluhan tahun sepi, sejak era reformasi, pulau ini mulai banyak dilirik orang untuk dikembangkan dalam berbagai rencana investasi. Letaknya yang strategis dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia serta pusat pengembangan ekonomi, Batam, membuat pulau ini dianggap menarik.
Catatan GoWest.ID, selain pengusaha asal Dubai, beberapa pengusaha dalam dan luar negeri juga pernah menyampaikan keinginan membuka usaha di Pulau Kepala Jeri.
Gubernur Kepulauan Riau, alm. Muhammad Sani, misalnya, saat menjabat menyebutkan sudah ada penanam modal yang menyiapkan dana Rp10 triliun untuk pengembangan industri di Pulau Kepala Jeri. Rencananya, investor Timur Tengah akan membangun refinery di pulau itu.
“Selain itu, penanam modal juga tertarik membangun industri pengolahan makanan halal,” sebutnya saat itu.
Selain rencana usaha Reginery, penanam modal dalam negeri asal Sumatera Barat juga dikabarkan tertarik membangun peternakan dan pengolahan sapi di Pulau Kepala Jeri sekitar tahun 2010 lalu. Namun karena belum ada kepastian lahan, perusahaan itu mengurungkan niatnya.
Beberapa rencana investasi besar yang pernah disiapkan untuk Pulau Kepala Jeri, sejauh ini belum terealisasi. Beberapa faktor kendala, di antaranya:
- Industri Pengolahan: Beberapa investor tertarik untuk membangun industri pengolahan di pulau ini, seperti refinery minyak dan industri pengolahan makanan halal. Potensi sumber daya alam yang ada di sekitar pulau ini dianggap sangat menjanjikan untuk pengembangan industri.
- Pariwisata: Pulau Kepala Jeri juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Beberapa investor berencana membangun resor mewah, marina, dan berbagai fasilitas wisata lainnya.
- Pertanian dan Peternakan: Selain industri dan pariwisata, sektor pertanian dan peternakan juga menjadi target investasi. Beberapa perusahaan tertarik untuk mengembangkan peternakan terpadu di pulau ini.
Meskipun potensi investasinya sangat besar, namun pengembangan Pulau Kepala Jeri masih terhadang banyak tantangan, seperti:
- Permasalahan Lahan: Salah satu kendala utama adalah masalah peruntukan lahan. Belum adanya kepastian mengenai status lahan di pulau ini seringkali menghambat proses investasi.
- Infrastruktur: Infrastruktur di Pulau Kepala Jeri masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal aksesibilitas dan penyediaan fasilitas umum.
Sumber :
- Investasi Rp10 Triliun Siap Masuk Kepala Jeri: https://kepri.antaranews.com/berita/24345/investasi-rp10-triliun-siap-masuk-kepala-jeri
- Pengusaha Dubai Berminat Investasi di Pulau Kepala Jeri: https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/yKXzL39b-pengusaha-dubai-berminat-investasi-di-pulau-kepala-jeri
- Siapkan Rp 9 Miliar, PT RAM Pilih Pulau Kepala Jerih, Belakangpadang: https://webarchive.batam.go.id/humas.batam.go.id/01/index.html%3Fp=4536.html
(sus)