KEMENTERIAN Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendirikan Pusat Inovasi Ekonomi Biru atau blue economy di Kepulauan Riau (Kepri) sebagai wadah pelaksanaan pusat riset dan inovasi ekonomi di Indonesia.
Blue economy adalah konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut dan pantai yang dilaksanakan secara bijaksana, berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Dalam konsep ekonomi biru ini, titik tekan utama adalah keselarasan hubungan dengan mempertimbangkan konteks ekosistem laut, manusia, dan kegiatan ekonomi. Blue economy bertujuan untuk menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan dari sumber daya laut dan pantai yang tersedia.
Dilansir dari Antara, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan bahwa Kepri menjadi hub ekonomi biru bagian barat Indonesia.
Amalia mengatakan, ekonomi biru akan menjadi mesin ataupun basis dari perekonomian Indonesia di masa depan.
Sasaran dalam Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia ini, kata Amalia, yaitu kontribusi produk domestik bruto (PDB) maritim terhadap total PDB Indonesia diharapkan mencapai 15 persen.
“Artinya naik dua kali lipat dari yang 7 persen saat ini, kemudian yang kedua adalah kawasan perlindungan laut 30 persen, yang ketiga penyerapan tenaga kerja 12 persen di sektor ekonomi biru,” kata Amalia di Batam, Senin (18/12/2023).
Dia menyebutkan, Kepri terdapat beberapa potensi ekonomi biru, seperti pariwisata bahari, industri olahan hasil ikan, industri galangan kapal, mengembangkan bioteknologi, serta migas yang berasal dari lepas pantai.
“Kepri itu jumlah pulaunya ada sekitar 2.000 lebih, berarti di antara pulau-pulau itu pun juga bisa dikembangkan industri pelayaran, transportasi laut yang menghubungkan antar satu pulau dengan pulau lain. Industri galangan kapal pastinya harus menjadi salah satu industri unggulan di Kepri,” ujarnya.
Menurut Amalia, ekonomi biru adalah lintas sektor yang terdapat berbagai sektor, di antaranya sektor industri, sektor minyak dan gas, sektor kelautan perikanan, sektor lingkungan hidup, sektor perdagangan, sektor transportasi hingga sektor riset dan inovasi.
“Yang penting dari hal ini bahwa untuk kita bisa mengembangkan ekonomi biru kita perlu inovasi, kita perlu kolaborasi. Tanpa inovasi dan kolaborasi kita tidak bisa mengembangkan ekonomi biru secara optimal,” ucapnya.
(ade)