NILAI tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan Rabu (19/1/2022) sore ini ditutup melemah 28 poin ke level Rp 14.364, dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.336 per dolar AS.
Selain itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp 14.370 per dolar AS sore ini. Angkanya melemah dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp 14.325 per dolar AS.
Di Asia, mayoritas mata uang bergerak melemah. Terpantau, yen Jepang menguat 0,18 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, ringgit Malaysia melemah 0,32 persen, rupee India melemah 0,05 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, won Korea Selatan melemah 0,11 persen, dan baht Thailand melemah 0,18 persen.
Kemudian, dolar Singapura menguat 0,06 persen dan yuan China menguat 0,03 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju menguat. Terpantau, franc Swiss menguat 0,09 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen, euro Eropa menguat 0,05 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,01 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah melemah karena tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS meningkat. Kenaikan yield sejalan dengan ekspektasi peningkatan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat.
“Investor bersiap untuk keputusan kebijakan The Fed berikutnya yang akan dijatuhkan pada 26 Januari 2022,” ungkap Ibrahim dalam risetnya.
The Fed, kata Ibrahim, diproyeksi menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2022. Jika prediksi ini benar, maka dolar AS akan menguat terhadap sebagian besar mata uang.
“Penguatan dolar AS dapat berlanjut jika investor mulai mengharapkan suku bunga naik,” jelas Ibrahim.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com