KOESTONO Koeswoyo, lahir di Tuban-Jawa Timur, 19 Januari 1936 dan meninggal di Jakarta, 27 Maret 1987 pada umur 51 tahun. Lebih dikenal dengan nama Tonny Koeswoyo, adalah pimpinan dari group Koes Bersaudara dan group Koes Plus.
Tonny dapat memainkan tiga alat musik yaitu piano, gitar dan keyboard.
Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak secara live setelah tampil membawakan lagu “Derita” serta “Manis & Sayang” dalam acara Jambore Band di Istora Senayan November 1970.
Saat itu Koes Plus tampil bersama band Panbers dan beberapa band tersohor lain di masa itu. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia.
Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung, menggelegar dan merajai industri musik Indonesia.
Terlebih setelah Koes Plus berpindah ke label Remaco yang dipimpin Eugene Timothy.
Koes Plus akhirnya menjadi mesin hits yang terus dipacu tiada henti oleh Remaco. Dalam catatan, pada tahun 1974 Koes Plus merilis sekitar 24 album yang berarti setiap sebulan sekali Koes Plus merilis 2 album.
Lagu berjudul ” Why Do You Love Me” pernah menjadi top hits peringkat 1 di Australia untuk 3 minggu tahun 1972, mengalahkan The Bee Gees, Led Zeppelin, Queen dan The Rolling Stones.
Periode 1970-an seolah menjadi era mereka. Waktu itu Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus.
Barangkali, tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru, selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Bahkan, group ini berhasil merilis lebih dari 100 album berbagai jenis aliran musik seperti Pop, Dangdut, Melayu, Keroncong, Jawa, Folksong, Rock, Bosanova, Qasidah, Natal, Pop Anak-Anak, dsb.
Lagu-lagu mereka banyak yang menjadi hits dan melegenda sepanjang masa hingga saat ini. Lagu-lagu mereka hits di tangga lagu Indonesia, dinyanyikan semua umur, seperti Bujangan, Muda-Mudi, Kembali Ke Jakarta, Diana, Kapan-Kapan, Kolam Susu, Andaikan Kau Datang, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Pelangi dan banyak lainnya.
Awal dan Perjalanan Karier
TONNY memulai kisah perjalanannya dalam dunia musik sejak duduk di bangku SMA. Kala itu ia membentuk band pertamanya yang diberi nama Gita Remaja. Kemudian bersama teman-temannya Jan Mintaraga dan Sophan Sophian, ia membuat band Teenage’s Voice dan Teruna Ria.
Pada tahun 1958, Tonny menggaet saudara-saudara kandungnya keluarga Koeswoyo, yakni Jon Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, Yon Koeswoyo dan Yok Koeswoyo untuk membentuk sebuah band bernama Koes & Bros. Pada tahun 1960, Tonny mengubah nama grup ini menjadi Koes Brothers atau Koes Bersaudara.
Pada tahun 1965 Koes Bersaudara menjadi kelompok musik sohor tanah air dan nyaris tanpa saingan sama sekali. Tapi Koes Bersaudara masih merasa perlu manggung secara berkala di gedung bioskop Megaria sebagai selingan pemutaran film atau di Restaurant International Airport Kemayoran dua kali seminggu.
Pada tanggal 25 Juni 1965 Koes Bersaudara bersama band Dara Puspita dan Quarta Nada, diundang ke sebuah pesta yang diadakan oleh Kolonel Koesno.
Ketiga band top itu membawakan lagu-lagu barat secara bergantian.
Ketika Koes Bersaudara yang tampil terakhir baru saja mulai membawakan nomor The Beatles, I Saw Her Standing There, terjadi pelemparan batu-batu yang menyasar ke atap rumah Kolonel Koesno. Diikuti teriakan-teriakan berbau kekiri-kirian seperti :
“Ganyang Nekolim! Ganyang Manikebu! Ganyang Ngak-ngik-Ngok!” Pertunjukan pun terhenti seketika dan Koes Bersaudara dipaksa minta maaf.
Tonny dengan tenang segera memenuhi permintaan itu dan dipaksa berjanji tak akan memainkan lagu ngak-ngik-ngok lagi.
Setelah nama-nama personel dari band penghibur itu dicatat oleh pengunjuk rasa, semua yang hadir dalam pesta tersebut membubarkan diri. Tonny, Nomo, Yon, dan Yok diperbolehkan pulang dengan perasaan lega.
Empat hari kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1965, keempat bersaudara Koeswoyo ini ditangkap dan dijebloskan ke Penjara Glodok.
Sekeluar dari bui, situasi dalam penjara dipotret oleh Tonny melalui lagu Koes Bersaudara berikutnya. Selepas itu karier bermusik Tonny dan adik-adiknya kembali berjalan.
Setelah sempat berganti-ganti formasi dan nama, Koes Plus mulai resmi muncul pada tahun 1969 lewat debut album Volume I Dheg Dheg Plas yang dirilis Dick Tamimi bersama label Dimita/Mesra. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia.
Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu ‘Kelelawar’ yang sebenarnya asyik itu. Hal itu membuat sebagian personel goyah, namun tidak bagi Tonny.
Baru setelah lagu ‘Kelelawar’ diputar di RRI, orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ‘Derita’, ‘Kembali ke Jakarta’, ‘Malam Ini’, ‘Bunga di Tepi Jalan’ hingga lagu ‘Cinta Buta’, Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.
Pada album Koes Plus volume II pada tahun 1970, Tonny berhasil membujuk kembali adik laki-laki terkecilnya Yok untuk bergabung dengan Koes Plus.
Sejak itu Yok pun resmi bergabung menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Totok AR.
Nama Koes Plus pun mulai dielu-elukan khalayak secara live setelah tampil membawakan lagu ‘Derita’ serta ‘Manis Dan Sayang’ dalam acara Jambore Band di Istora Senayan November 1970. Saat itu Koes Plus tampil bersama band Panbers dan beberapa band sohor lainnya.
Semua peserta menyanyikan lagu barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia. Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung, menggelegar, dan merajai industri musik Indonesia.
(*/mik)
Sumber : Koes Plus / Wikipedia / Minews