WALIKOTA Medan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat membahas berbagai persoalan yang terjadi di Kota Medan, terutama menyangkut kamtibmas, paham radikal dan narkoba.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Kota Medan, Kamis (15/9), Kapolresta Medan, Kombes Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto seperti diberitakan analisadaily.com , memaparkan kondisi kamtibmas yang terjadi di Kota Medan. Menurutnya, walau hanya memiliki 2.400 personel, Polresta Medan tetap berupaya memberikan pelayanan keamanan terbaik kepada seluruh masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, saat ini Polresta Medan telah membentuk Satgas Anti Begal (SAB).
Satgas ini terdiri dari polisi berpakaian preman. Mereka selanjutnya ditempatkan di 28 titik di jalan-jalan utama Kota Medan. Mereka siap untuk melindungi para warga yang bepergian, terutama tengah malam.
“Bagi warga yang membutuhkan perlindungan saat berkendaraan pada malam hari, mereka bisa minta perlindungan kepada petugas SAB. Sebab, mereka kita tempatkan di pos-pos lantas yang ada di jalan-jalan utama Kota Medan,” jelas Mardiaz.
Kemudian Kapolresta memaparkan, berdasarkan hasil pengungkapan selama ini, hampir 90% pelaku begal merupakan remaja yang berusia antara 19-29 tahun. Usai melakukan begal, hasilnya dibagi rata dan dipergunakan untuk membeli narkoba.
“Tidak satu pun pelaku yang mengaku uang hasil begal digunakan untuk biaya kehidupan, kami terus membatasi ruang peredaran narkoba, termasuk 38 lokasi yang dijadikan tempat peredaran narkoba,” jelasnya. ***