BALAI Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam sampai saat ini belum mampu melakukan fungsi pemeriksaan pasien terhadap pasien diduga COVID-19. Padahal beberapa waktu lalu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudayana meyakinkan kalau BTKLPP ini akan segera berfungsi.
Kenyataan yang terjadi, sampai saat ini BTKLPP masih kekurangan bahan untuk proses pengecekan sample terduga COVID-19.
“BTKLPP itu kekurangan Reagensia, kalau ada kita bisa lakukan pengecekan di Batam,” kata Tjetjep saat ditemui di Grha Kepri, Batam Centre, Batam pada Senin (16/3).
Untuk mendorong optimalisasi BTKLPP ini, Tjetjep mengaku masih menunggu anggaran dari pusat untuk pengadaan Reagensia. Ia juga masih mengupayakan agar bisa menjangkau dana dari daerah untuk keperluan itu juga.
Tidak berhenti di situ, negara tetangga Singapura juga sudah menyampaikan akan mendukung optimalisasi BTKLPP. “Kita sudah melakukan koordinasi sebelumnya, Pemerintah Singapura akan membantu Reagensia,” kata Tjetjep lagi.
Lebih lanjut, kapan persisnya BTKLPP ini bisa digunakan, Tjetjep belum bisa memberi kepastian. Pada prosesnya, pihak Singapura akan melihat kondisi Batam terlebih dahulu, mereka juga akan berkunjung ke BTKLPP.
Jika berjalan lancar, Tjetjep meyakini kalau BTKLPP sudah bisa digunakan pada akhir minggu ini. “Kemungkinan bisa dilakukan pengecekan minggu ini,” kata Tjetjep lagi.
Data terakhir yang didapat, sampai saat ini ada 104 pasien dalam pengawasan di Kepri. Dari jumlah tersebut sebanyak 90 pasien sudah diambil spesimen laboratoiumnya, dimana sebanyak 83 negatif, sementara 7 sisanya masih belum keluar. Sementara untuk 14 lainnya masih dalam proses pengambilan spesimen laboratorium untuk diserahkan ke pusat.
*(Bob/GoWestID)