PEMERINTAH Singapura memutuskan untuk kembali memperketat aturan pembatasan kegiatan masyarakat pada Jumat (24/9), setelah penambahan kasus harian COVID-19 terus mencetak rekor tertinggi.
Sebelumnya, mereka menegaskan akan terus melakukan pembukaan secara bertahap, sebagai bagian dari transisi COVID-19 dari pandemi menuju endemi.
Pada Kamis (23/9), tercatat 1.504 kasus COVID-19 baru. Angka itu merupakan penambahan tertinggi sepanjang pandemi di Singapura. Sepanjang pekan ini, kasus harian mereka selalu melampaui 1.000 kasus.
Maka, demi menekan laju penyebaran virus corona, pemerintah memutuskan untuk membatasi perkumpulan warga hingga maksimal dua orang dan memberlakukan sistem Working from Home (WFH).
Kebijakan baru ini akan berlaku efektif mulai Senin (27/9) hingga 24 Oktober.
Dengan 82% dari populasi Singapura sudah divaksinasi dosis penuh, sekitar 98% dari total kasus COVID-19 dalam satu bulan terakhir tidak bergejala atau bergejala ringan.
“Banyak individu positif COVID-19 saat ini meminta perawatan di rumah sakit ketika sebenarnya perawatan itu tak terlalu diperlukan,” kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Jumat (24/9), dikutip dari Reuters.
Menteri-menteri di Singapura mengatakan, lonjakan kasus ini menyebabkan tekanan yang sangat luar biasa pada sistem pelayanan kesehatan mereka.
Menteri Perdagangan Singapura, Gan Kim Yong, mengaku kebijakan ini adalah keputusan yang sangat berat. Sebab, pembatasan akan sangat berdampak terhadap bisnis dan juga masyarakat.
Tetapi, bagi ketua Satgas COVID-19 Singapura ini, pembatasan akan memperlambat laju infeksi dan mencegah tenaga kesehatan Singapura kewalahan.
Pemerintah mengatakan, jumlah infeksi corona terus berlipat ganda setiap delapan hari, dan tanpa adanya kebijakan pembatasan baru, kasus harian berpotensi mencapai 6.000 infeksi.
Untuk kasus COVID-19 gejala ringan, pemerintah tengah merencanakan kebijakan yang mengizinkan mereka untuk melakukan perawatan mandiri di rumah, dan meningkatkan kapasitas fasilitas isolasi.
Dalam rangka melindungi rakyatnya dari COVID-19 lebih jauh, Singapura juga akan memperluas cakupan penerima vaksin dosis booster untuk lansia 50-59 tahun. Program itu rencananya dimulai pada awal Oktober.
(*)