Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Komisi XIII DPR RI Gelar Konsultasi Publik RUU Perlindungan Saksi dan Korban di Batam
    17 menit lalu
    Puluhan Kios di Simpang Helm Batam Centre Digusur
    28 menit lalu
    Kapal Kujang 642 Lantamal IV Batam Amankan 20 Ton Solar Tanpa Dokumen dari KM Meneer
    4 jam lalu
    Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
    7 jam lalu
    247 Warga Korban Penipuan Sertifikat Tanah, Polisi Jelaskan Peran para Tersangka
    15 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
    8 jam lalu
    Disdik Batam Catat 1.039 Siswa Belum Tertampung di Sekolah Negeri
    2 hari lalu
    Proses SPMB SD Selesai, Pemko Batam Cari Solusi Calon Siswa Tak Tertampung
    5 hari lalu
    Pemberlakuan Jam Malam untuk Pelajar di Tanjungpinang Mulai Tahun Ajaran 2025/2026
    6 hari lalu
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    1 minggu lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Taman Rusa Sekupang, Batam
    5 hari lalu
    Raja Ja’far Ibn Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau VI)
    5 hari lalu
    Pulau Citlim, Karimun
    6 hari lalu
    Pulau Pekajang, Lingga
    2 minggu lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    1 bulan lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    14 jam lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 hari lalu
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    7 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    7 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Teken Kerja Sama Pertahanan, Indonesia-Australia Gelar Latihan Bersama Terbesar November
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
BenarNews.org

Teken Kerja Sama Pertahanan, Indonesia-Australia Gelar Latihan Bersama Terbesar November

Admin
Editor Admin 10 bulan lalu 514 disimak
Sebar
Menteri Pertahanan dan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menggelar konferensi pers setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Indonesia dan Australia di Magelang, Jawa Tengah, 29 Agustus 2024. F. Devi Rahman/AFPDisediakan oleh GoWest.ID
351
SEBARAN
ShareTweetTelegram

PEMERINTAH Indonesia dan Australia akan mengadakan latihan militer pertahanan terbesar sepanjang sejarah yang dinamakan “Keris Woomera 2024” pada November di Surabaya, kata Menteri Pertahanan Australia Richard Donald Marles.

Daftar Isi
Bukan pakta militerAntisipasi konflik Laut China Selatan

Dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Marles mengatakan latihan gabungan tersebut akan melibatkan 2.000 personel dari tiga matra: angkatan laut, darat, dan udara.

“Ini latihan paling kompleks yang akan kita adakan. Australia akan menurunkan kapal amfibi landing helicopter dock (LHD) dan pesawat tempur siluman Lockhead Martin F-35,” kata Marles dalam jumpa pers di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/8).

Menurut Marles, latihan militer tersebut juga mencakup kerja sama di bidang keamanan siber, yang bagi Australia merupakan latihan militer terbesar di luar negaranya.

“Latihan ini bukan hanya latihan terbesar yang pernah dilakukan kedua negara kita, tetapi juga latihan terbesar yang akan dilakukan Australia di luar negara kami tahun ini,” ujar dia.

Dalam acara tersebut, Indonesia-Australia juga resmi menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) untuk memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara.

“Ini adalah contoh bagaimana kedua negara kita bekerja sama lebih erat. Ini adalah contoh bagaimana saat ini, dalam sejarah kita, kita melihat satu sama lain saling mengandalkan keamanan dan bekerja sama lebih erat untuk mengembangkannya,” tambah Marles.

Bukan pakta militer

PRABOWO Subianto, yang juga merupakan presiden terpilih Indonesia, mengatakan perjanjian pertahanan ini merupakan tonggak bersejarah setidaknya sejak tahun 2006, ketika kedua negara memulihkan hubungan keamanan dengan menandatangani Perjanjian Lombok.

“Ini dilakukan bersama sebagai tetangga yang berhubungan langsung dalam meningkatkan kerjasama untuk membantu mengatasi ancaman keamanan dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di kawasan,” kata Prabowo.

Menurut Prabowo, perjanjian kerja sama DCA bukanlah pakta militer – di mana jika salah satu negara diserang maka negara lain sesama anggota harus membantu.

Dengan perjanjian ini, Prabowo juga berkomitmen kalau Indonesia akan meneruskan hubungan erat dan menjalin persahabatan dengan Australia.

“Saya bertekad akan menjaga hubungan Indonesia-Australia lebih baik lagi,” kata dia.

Dalam rilis kementerian pertahanan yang dibagikan, juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen Edwin Sumantha, menjelaskan perjanjian DCA ini bersifat mengikat secara hukum kepada kedua negara untuk meningkatkan dan memperkuat hubungan pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis yang komprehensif.

“Pertimbangan peningkatan status DCA menjadi perjanjian yang mengikat secara hukum adalah berdasarkan intensitas peningkatan kegiatan kerja sama militer kedua negara selama kurun waktu 10 tahun terakhir, khususnya di bidang pendidikan dan pelatihan,” ujar Edwin.

Contoh kerja sama yang akan dilakukan antara lain pengiriman taruna TNI untuk belajar di Australian Defence Forces Academy (ADFA) dan The Royal Military College, Duntroon, rencana Joint UN Mission antara TNI dan ADF, serta peningkatan intensitas latihan gabungan (LATMA) baik antar matra maupun gabungan tiga matra kedua negara.

Kementerian Pertahanan Australia bersama kementerian dan lembaga Indonesia telah menyelenggarakan rapat koordinasi lebih dari 30 kali sejak Maret 2023, baik secara daring maupun luring, dalam penyiapan naskah perjanjian ini.

Perundingan naskah perjanjian telah dilakukan melalui serangkaian pertemuan di Jakarta pada bulan Mei dan Desember termasuk di Canberra pada bulan Agustus pada 2023.

“Kedua pihak yakin DCA ini juga dapat secara signifikan membantu mengantisipasi ancaman keamanan di masa mendatang di kawasan Asia-Pasifik melalui upaya kerja sama pertahanan yang kolaboratif demi terjaganya perdamaian dan stabilitas di kawasan yang berkelanjutan,” kata Edwin.

Marles menambahkan, kerja sama pertahanan ini merupakan paling mendalam dan signifikan dalam sejarah hubungan bilateral Indonesia-Australia.

“Kami sangat memahami tradisi non-blok Indonesia. Itulah warisan negara ini, dan kami menghormatinya. Kami mengakuinya, tetapi yang terpenting, kami menyukainya,” kata Marles.

Australia, ujar Marles, sangat berkepentingan untuk menjadikan Indonesia yang non-blok sebagai tetangga terdekat.

“Jadi perjanjian ini bukanlah aliansi militer, tetapi perjanjian bahwa kita akan bekerja sama lebih erat dalam kerja sama pertahanan, kita akan melihat interoperabilitas yang jauh lebih besar antara pasukan pertahanan kita, kemampuan untuk beroperasi dari negara masing-masing, dan atas dasar itu,” kata dia.

Menteri Pertahanan dan presiden terpilih Prabowo Subianto (R) dan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Indonesia-Australia di Magelang, Jawa Tengah, 29 Agustus 2024. [Devi Rahman/AFP]

Antisipasi konflik Laut China Selatan

RADEN Mokhamad Luthfi, pengamat militer Universitas Al Azhar Indonesia, menilai bahwa DCA ini akan menjadi payung hukum ketika Australia perlu melewati wilayah Indonesia jika akan melakukan dukungan operasi kebebasan navigasi (FONOP) yang biasanya dilakukan oleh Amerika dan negara yang tergabung dalam AUKUS.

AUKUS adalah sebuah pakta keamanan trilateral antara Australia, Britania Raya (UK), dan Amerika Serikat yang didirikan pada 15 September 2021

Contohnya, kata Raden, pengaturan praktis ini akan menjadi mekanisme bagi Australia dan Indonesia untuk memberikan izin bagi armada militer Australia, khususnya angkatan laut, untuk melewati wilayah Indonesia menuju Laut China Selatan dan Laut China Timur.

“Hadirnya practical arrangement ini membuat Australia menghormati kedaulatan teritorial Indonesia dan untuk membaca intensi damai militer Australia apabila memasuki wilayah Indonesia,” kata Raden kepada BenarNews.

Hal ini penting, ungkap Raden, mengingat Australia pernah menyampaikan kepada Indonesia pada Februari lalu bahwa militernya akan membangun angkatan laut yang lebih besar sejak Perang Dunia II.

Besarnya armada angkatan laut Australia kini membuat negara itu dapat memproyeksikan armada militernya melewati wilayah teritorial Indonesia menuju ke Laut China Selatan atau Asia Timur.

Khairul Fahmi, Analis Pertahanan di Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengatakan kerja sama ini mencerminkan kedua negara merespon dinamika keamanan di kawasan baik dalam isu terkait Laut China Selatan maupun Indo-Pacific.

“Terutama dalam hal menjaga keseimbangan di kawasan terkait pengaruh negara besar seperti China dan Amerika,” kata dia kepada BenarNews.

Indonesia, ujar dia, juga dinilai berpengaruh sebagai negara besar dalam hal geopolitik sehingga dianggap penting dalam menjaga kondusivitas kawasan.

“Indonesia punya nilai strategis dan selalu relevan dalam upaya apapun. Latihan bersama nanti juga menunjukkan Indonesia setara dengan Australia, bukan lagi banyak belajar dari Australia,” kata dia.

Utamanya, kata Fahmi, dalam menciptakan jalur laut yang aman dan terbuka dari utara ke selatan begitupun sebaliknya.

“Ini penting bagi indonesia dan jadi prioritas mengingat luasnya perairan Indonesia, kolaborasi ini mencakup patroli bersama dalam menghadapi ancaman keamanan transnasional seperti terorisme, pembajakan, bencana alam, illegal fishing dan penyelundupan orang,” kata Fahmi.

Yohanes Sulaiman, pakar keamanan dari Universitas Jenderal Ahmad Yani, mengatakan kerja sama ini merupakan upaya Australia untuk merebut hati Indonesia karena selama ini Indonesia terlihat condong ke China.

“Latihan militer ini bukti perwujudan dari kerjasama ini meskipun dalam militer latihan gabungan itu merupakan hal yang biasa,” kata Yohanes kepada BenarNews.

Namun, dia juga memperingatkan Indonesia untuk selalu berhati-hati terhadap Australia mengingat pasang surut hubungan kedua negara.

Indonesia sempat mengalami krisis kepercayaan dengan Australia dalam hal konflik Timor Timur, pendirian pangkalan militer di Darwin dan masalah penyadapan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, kata Yohanes.

___

Pizaro Gozali Idrus berkontribusi pada laporan ini.

Pilihan Artikel untuk Anda

Lufthansa Dinobatkan sebagai Maskapai Paling Ramah Keluarga di Dunia

Kita Adalah Orangtua Kandung Premanisme: dan Dua Buku yang Menjelaskan Fenomena Premanisme

“Tergilas Zaman”

Mereka Hidup & Berkembang di ‘Mata Kucing’

Ketika Sedolar Nilainya Rp13.157

Kaitan Australia, indonesia, militer
Admin 2 September 2024 2 September 2024
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Umat Katolik Asia-Pasifik Antusias Sambut Kunjungan Paus
Artikel Selanjutnya Atlet Triathlon Kepri Berangkat ke Aceh, Persiapan PON 2024
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Komisi XIII DPR RI Gelar Konsultasi Publik RUU Perlindungan Saksi dan Korban di Batam
Artikel 18 menit lalu 38 disimak
Puluhan Kios di Simpang Helm Batam Centre Digusur
Artikel 28 menit lalu 42 disimak
Kapal Kujang 642 Lantamal IV Batam Amankan 20 Ton Solar Tanpa Dokumen dari KM Meneer
Artikel 4 jam lalu 78 disimak
Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
Artikel 7 jam lalu 98 disimak
Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
Sports 8 jam lalu 93 disimak

POPULER PEKAN INI

Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
Artikel 3 hari lalu 338 disimak
Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
Artikel 3 hari lalu 331 disimak
Kenaikan Tarif Listrik di Batam: Data Pelanggan Terdampak
Artikel 5 hari lalu 329 disimak
Mulai 1 Juli 2025 Tarif Listrik di Batam Naik 1,43%
Artikel 6 hari lalu 309 disimak
Pulau Citlim, Karimun
Wilayah 6 hari lalu 308 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?