“TEMASEK” adalah nama lama untuk Singapura. Nama ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “tempat air”. Singapura dahulu dikenal sebagai Temasek karena letaknya yang berdekatan dengan selat dan memiliki banyak sungai dan danau.
“Temasek” juga bisa berarti “tasik”. Beberapa yang lain menganalogikannya sebagai “kota air”. Seiring waktu, nama Temasek menjadi identitas bagi Singapura sebagai kota-negara kecil yang berkembang menjadi salah satu pusat bisnis dan keuangan di Asia.
Menurut catatan National Museum of Singapore Temasek pertama kali disebutkan dalam naskah-naskah bernama “Sejarah Melayu” pada abad ke-14. Dalam naskah itu, Temasek digambarkan sebagai sebuah kota maritim yang penting dan kaya.
Temasek pada masa lalu adalah sebuah kota kecil yang mulai berkembang pada abad ke-14. Kemudian berkembang sebagai sebuah pelabuhan yang penting bagi perdagangan antara Asia dan wilayah lain di sekitarnya. Pada awalnya, Temasek dihuni oleh suku Melayu, namun kemudian mulai dikunjungi oleh pedagang dari China, India, dan negara-negara lain di Asia.
Pada tahun 1613, Singapura pertama kali dikunjungi oleh Belanda, yang membentuk sebuah basis perdagangan di pulau. Meskipun demikian, pengaruh Belanda di Singapura tidaklah besar. Kota Temasek tetap merupakan pusat perdagangan penting bagi wilayah tersebut.
Pada abad ke-19, Temasek mengalami transformasi besar dengan datangnya British East India Company. Perusahaan dagang asal Inggris itu memasuki Singapura pada tahun 1819, setelah Sir Thomas Stamford Raffles, seorang pejabat perusahaan tersebut, mengunjungi pulau dan melihat potensinya sebagai entrepot perdagangan penting bagi wilayah Asia dan dunia lain. Setelah itu, Raffles membuat perjanjian dengan Sultan Hussein Shah dari Johor untuk membentuk sebuah koloni di pulau.
Pada tahun 1824, British East India Company membentuk sebuah koloni di Singapura dan memulai proses pembangunan kota Temasek. Koloni ini menjadi sebuah entrepot penting bagi perdagangan antara Asia dan dunia lain, dan kota Temasek mulai berkembang menjadi kota modern.
Singapura di periode British East India Company (1819 – 1858)
SINGAPURA di masa British East India Company (tahun 1819 hingga 1858) adalah sebuah koloni yang sedang berkembang dan memiliki peran penting dalam perdagangan antara Asia dan dunia lain. British East India Company memulai proses pembangunan kota Temasek, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan bangunan publik. Kota ini menjadi entrepot penting bagi perdagangan, dengan pedagang dan pelaut dari berbagai negara, seperti China, India, dan negara-negara lain di Asia, yang datang untuk berdagang.
British East India Company atau juga dikenal sebagai East India Company adalah sebuah perusahaan saham gabungan yang didirikan pada tahun 1600 di Inggris. Perusahaan ini biasa disebut juga sebagai English East India Company (sebelum tahun 1707) dan British East India Company setelah Act of Union 1707 disahkan. Adapun sebutan nonformalnya yaitu John Company, Company Bahadur, atau The Company.
Perusahaan ini dibentuk dengan tujuan untuk melakukan perdagangan di kawasan Samudera Hindia dan Asia Tenggara. Awalnya EIC melakukan aktivitas perdagangannya di wilayah anak benua India dan Asia Tenggara, namun akhirnya mereka memperluas perdagangan dengan Qing di China.
Walaupun hanyalah sebuah perusahaan, tetapi perusahaan itu tidak hanya melakukan perdagangan saja. East India Company juga menguasai sebagian besar anak benua India, menjajah sebagian Asia Tenggara, dan membangun koloni di Hong Kong setelah Perang Candu Pertama. Mereka juga membuat pos perdangan dan membangun koloni di Residen Teluk Persia, wilayah yang sekarang dikenal sebagai Uni Emirat Arab.
Raffles memilih Temasek, sebuah pulau kecil di ujung Semenanjung Malaya, dengan pertimbangan perusahaannya memerlukan pengaruh yang kuat di jalur Selat Malaka yang kala itu juga dalam pengaruh Belanda.
Raffles melihat sebuah desa kecil di tepi sungai dengan rumah-rumah kayu di atas panggung, orang-orang yang tinggal di perahu, rawa-rawa, dan bukit-bukit berhutan di luarnya. Satu-satunya struktur penting adalah istana Temenggong yang mungkin merupakan rumah kayu besar.
Ketika Raffles mendarat di Singapura pada tahun 1819, pulau itu hanyalah bayangan kerajaan Singapura yang dulunya mulia. Raja terakhir kerajaan Singapura atau Temasek, Parameswara melarikan diri ke Malaka pada tahun 1398 untuk menghindar dari kejaran tentara Jawa.
Masuknya British East India Company ke Temasek, membuat pulau strategis itu berubah nama menjadi Singapura secara lebih luas. Pada tahun 1819, Raffles membuat perjanjian dengan Sultan Hussein Shah dari Johor dan membentuk sebuah perjanjian perdamaian dengan kerajaan tempatan.
Temasek yang kemudian mulai dikenal sebagai Singapura, menjadi tempat bagi berbagai kebudayaan dan tradisi, dengan masyarakat yang beragam dan keragaman etnis yang kuat. Kota Temasek menjadi pusat perdagangan dan bisnis, serta memiliki kehidupan sosial dan budaya yang aktif.
Namun, masa British East India Company juga dikenal dengan masa yang kurang stabil, dengan sering terjadi konflik antar kelompok etnis dan ras, serta masalah-masalah sosial dan politik. Walau demikian, periode ini merupakan masa penting dalam sejarah Singapura, karena membentuk dasar bagi perkembangan dan pembangunan kota yang terus berlanjut hingga sekarang.
Pada tahun 1824, British East India Company menyerahkan kontrol Singapura kepada pemerintah Inggris, dan kota ini terus berkembang menjadi sebuah koloni Inggris yang maju. Setelah tahun 1858, peran British East India Company di Singapura semakin berkurang, dan Singapura menjadi sebuah koloni Inggris sepenuhnya. Koloni ini tetap menjadi entrepot penting bagi perdagangan dan ekonomi wilayah Asia hingga tahun 1959, ketika Singapura menjadi sebuah negara bebas dan merdeka.
Sebelum tahun 1858, Singapura memperoleh sebagian besar pendapatannya dari perdagangan dan pelabuhan. Temasek, seperti yang disebutkan dalam catatan sejarah, adalah salah satu entrepot penting bagi perdagangan antara Asia dan dunia lain. Kota ini menarik pedagang dan pelaut dari berbagai negara, seperti China, India, dan negara-negara lain di Asia, yang datang untuk berdagang.
Pendapatan kota juga didapat dari berbagai sumber lain, seperti pajak, retribusi, dan bea masuk. Berbagai produk dari seluruh dunia, seperti rempah-rempah, tekstil, dan barang-barang lain, diterima dan diekspor melalui pelabuhan Singapura. Kota juga memainkan peran penting dalam perdagangan antar Asia dan dunia lain, sebagai tempat bagi pedagang dan pelaut untuk berkumpul, bertukar informasi, dan melakukan transaksi bisnis.
Singapura Paska British East India Company
Setelah tahun 1858, Singapura menjadi sebuah koloni Inggris dan terus berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan dan bisnis penting di Asia. Pemerintah Inggris memperluas infrastruktur dan memulai program pembangunan, termasuk pembangunan pelabuhan dan jalan raya, serta memperkenalkan berbagai produk dan teknologi baru ke koloni.
Perekonomian Singapura terus berkembang, dan kota ini menjadi salah satu entrepot penting bagi perdagangan antara Asia dan dunia lain. Pada tahun 1959, Singapura menjadi sebuah negara bebas dan merdeka, dan mulai membangun identitas nasional dan pemerintahan yang kuat.
Setelah independensi, Singapura terus berkembang dan mengalami transformasi menjadi sebuah negara modern, maju, dan kaya. Ekonomi negara terus tumbuh dan berkembang, dan Singapura menjadi salah satu pusat bisnis dan finansial penting di Asia. Negara ini juga terus memperluas hubungan dengan negara-negara lain di dunia, membangun infrastruktur modern dan memperkenalkan berbagai inisiatif pembangunan yang inovatif untuk memastikan pertumbuhan dan kemajuan berkelanjut.
Pada masa lalu, Temasek juga dikenal sebagai sebuah kota yang penuh dengan kebudayaan dan tradisi, dengan masyarakat yang beragam dan keragaman etnis yang kuat. Kota ini menjadi tempat yang sangat penting bagi sejarah dan kebudayaan Singapura.
Seiring dengan berjalannya waktu, nama Temasek mulai tergeser oleh nama Singapura yang lebih populer dan umum digunakan saat ini. Namun, nama Temasek masih sering digunakan sebagai bagian dari sejarah dan budaya Singapura.
(ham)