KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) baru saja memasukkan tembakau Gorilla dan 27 zat baru dalam kategori narkotik melalui Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
Pengguna tembakau Gorilla bisa dikenai pidana sesuai dengan UU Narkotika 35/2009.
“Ke-27 zat itu sudah masuk dalam UU Kesehatan tentang zat adiktif dan psikotropika,” kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Usmar Ismail Hall, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Tembakau Gorilla masuk golongan narkotika nomor 1. Sesuai dengan peraturan, penyalahgunaan narkotik golongan tersebut akan dikenai sanksi.
“Permenkes No 2 adalah menekankan yang termasuk Gorilla tadi, jenis narkotik baru masuk dalam golongan 1, di mana di dalam UU itu dikatakan narkotika dalam golongan 1 hanya dapat digunakan untuk kebutuhan ilmu pengetahuan atau teknologi, maka otomatis dia akan kena sanksi,” kata Kabag Peraturan Perundang-undangan Kemenkes Sundoyo di lokasi yang sama.
Permenkes No 2, kata Sundoyo, sudah mulai diberlakukan sejak Senin (9/1) lalu. Dengan begitu, peraturan itu sudah memiliki kekuatan hukum.
“Dan itu kalau kita liat dari segi normatif hukumnya dalam ketentuan penutup itu dikatakan bahwa peraturan Menteri Kesehatan berlaku sejak tanggal diundangkan, yaitu tanggal 9 Januari 2017. Sejak itu mempunyai kekuatan hukum mengikat,” ungkap Sundoyo.
Penambahan jenis narkotik ini telah melewati beberapa kali kajian. Kemenkes pun telah membahasnya bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Kementerian Hukum dan HAM, dan diundangkan pada Senin, 9 Januari 2017, dalam berita Negara RI Tahun 2017 No 52 oleh Kemenkum HAM.
Efek Mengerikan Tembakau cap Gorilla
Dari berbagai sumber, zat yang terdapat di tembakau Cap Gorila bisa membuat pengguna berhalusinasi seperti ditimpa gorilla.
Seperti dilansir dari pernyataan Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), efek narkotik bernama Synthetic Cannabinoid (SC) itu pun terbilang mengerikan.
Kebanyakan dari SC yang beredar dikonsumsi dengan cara dirokok, kemudian SC akan diabsorbsi oleh paru-paru dan kemudian disebarkan ke organ lain terutama otak.
Sedangkan efek samping penggunaan SC yaitu dimulai dari gangguan psikiatri.
Sebut saja, psikosis, agitasi, agresi, cemas, ide-ide bunuh diri, gejala-gejala putus zat, bahkan sindrom ketergantungan.
Di samping itu, ditemukan pula beberapa kasus seperti stroke iskemik akibat SC, hipertensi, takikardi, perubahan segmen ST, nyeri dada, gagal ginjal akut bahkan infark miokardium.
Selain itu, penggunaan tembakau itu bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan syaraf yang biasa disebut tremor.
Penyakit tremor sendiri memiliki ciri-ciri, tangan gemetar, berkeringat dan kesemutan.
Polisi akan memantau penjualan tembakau Gorilla, yang marak di media sosial dan online shop.
“Dengan adanya peraturan dari Kemenkes ini, tentu kami akan melakukan upaya-upaya dari mulai preemtif, preventif, hingga represif. Terkait peredaran yang katanya banyak diedarkan melalui medsos, ini akan kita lakukan pemantauan di medsos,” terang Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Nico Afinta dilansir detikcom.
Nico juga mengimbau e-commerce ataupun online shop tidak mempromosikan tembakau Gorilla. “Untuk pemilik online shop agar tidak memasukkan iklan tembakau Gorilla ini karena sudah jelas bahwa tembakau tersebut masuk dalam kategori narkotika,” imbuhnya.
Lebih jauh, Nico mengatakan, dengan adanya Permenkes tersebut, pihaknya memiliki landasan hukum untuk menindak pengedar ataupun bandar.
Polisi juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan bahaya tembakau Gorilla ini. Polisi akan berkoordinasi dengan berbagai instansi, termasuk di lingkungan pendidikan, untuk mensosialisasi bahaya tembakau Gorilla.
Penjual Tembakau Gorilla Ditangkap
TST, pemuda berusia 25 tahun yang tinggal di Tebet Barat, Jaksel ini mungkin belum tahu kalau tembakau gorila sudah masuk golongan narkotika. Sejak 10 hari lalu sudah ada Permenkes yang menyatakan tembakau gorila masuk narkotika.
Hingga akhirnya, TST dibekuk pada Rabu (18/1) di rumahnya. Barang bukti berupa tiga plastik klip tembakau gorila dengan berat 2,85 gram, satu kotak rokok, satu botol plastik isi tembakau gorila dengan berat 6,69 gram, satu telepon genggam, dan satu amplop warna coklat bertuliskan Liquit dan Island Store disita.
“Jadi siapa aja (yang mau beli) datang ke rumah dia,” tutur Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (21/1). ***