KERJASAMA antara Badan Pengusahaan (BP) Batam dengan konsorsium Pelindo 2, Pelindo 1, Batam Persero, dan Wijaya Karya dalam proses pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Batam akan dimulai dengan proses revitalisasi di tahap pertama dari tiga tahap yang direncanakan.
Tiga tahapan pengembangan ini diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 400 miliar hingga Rp 1,5 triliun.
Di tahap pertama ini, rencananya akan dilakukan proses pengerjaan peningkatan infrastruktur untuk memenuhi persyaratan minimum pelabuhan. Diantaranya tingkat kedalaman pelabuhan, peningkatan alat, dan perbaikan sistem yang menunjang produktivitas pelabuhan.
Saat ini, kedalaman pelabuhan Batu Ampar masih berada di kisaran 4 meter, akan dikembangkan hingga kedalaman 12 meter. Di bagian atas pelabuhan sendiri, akan ditata penempatan kontainer sehingga menunjang peningkatan kapasitas muat dan percepatan lalu lintas barang.
Direktur Utama Pelindo 2, Elvyn G. Masassya menjelaskan, pada tahap ini, pihaknya juga akan menyusun sistem sehingga didapat menunjang produktivitas pelabuhan.
“Sekarang petikemas ada 350 ribu TEuS pertahun, dengan pengembangan di tahap pertama ini bisa meningkat di angka 600-800 ribu TEuS kontainer di Pelabuhan Batu Ampar,” kata Elvin di Gedung Marketing BP Batam, Batam Centre, Batam pada Rabu (12/2).
Pada tahapan pengembangan selanjutnya, Pelindo 2 akan melakukan pengembangan dengan memperdalam area pengerukan sehingga kapal-kapal ukuran besar bisa bersandar. Pihaknya juga akan kembali membangun area kontainer pelabuhan dengan harapan ada peningkatan kapasitas pelabuhan.
Sementata untuk pengembangan tahap ketiga sendiri, kawasan Batu Ampar akan difungsikan sebagai transhipment port seperti di Singapura yang juga dapat bersandar kapal dengan ukuran yang lebih besar.
Pada prosesnya, pengembangan pelabuhan Batu Ampar ini akan dimulai pada Maret 2020 ini. Dengan proses awal perhitungan komersial yang sedang direview oleh konsultan dan BPKP. Setelah itu, pengerjaan fisik di tahap awal di bagian utara pelabuhan akan dilakukan selama 6 bulan dan diharapkan pada triwulan 4 2020, sudah terlihat hasilnya.
Lebih jauh, Elvyn menjelaskan kalau proyek ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah untuk Batam. Sehingga dampak lanjutannya bisa dirasakan masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur lainnya.
Posisi Batam, kata dia lagi, juga diharapkan akan menjadi pintu masuk maupun pintu keluar kegiatan ekspor impor. Selama ini keluar masuk barang di Batam lewat Singapura, dengan pengembangan ini bisa langsung melalui Batu Ampar saja.
“Kalau kita mau ekspor ke Jepang bisa langsung, tidak perlu lewat Singapura lagi,” kata Evelyn.
*(bob/GoWestId)