HARGA tiket kapal feri Batam-Singapura masih mahal. Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia (Aspabri) Batam, Surya Wijaya menganggap kondisi seperti itu akan menghambat sektor pariwisata di Batam.
“Harga tiket ferry Batam-Singapura sekitar Rp 630 ribu saat ini. Harganya sangat mendekati harga tiket pesawat Jakarta-Singapura sebesar Rp 800 ribuan, padahal Batam jauh lebih dekat ke Singapura dibanding Jakarta,” katanya Selasa (10/1).
Jarak antara Jakarta dan Singapura cukup jauh, menyentuh 1.113 kilometer. Sementara itu, jarak antara Batam dan Singapura, hanya 20 kilometer. “Akibatnya, warga lokal yang bepergian ke Singapura kemungkinan besar tidak akan singgah lagi ke Batam,” paparnya.
Bahkan, harga tiket ferry Batam-Singapura hampir mengimbangi tiket pesawat Medan-Singapura, dimana harga tiket termurah yang terpantau di website online sebesar Rp 695 ribu.
Menurut Surya, harga tiket ferry yang mahal menjadi pertimbangan warga Singapura untuk berkunjung ke Batam, begitu juga sebaliknya.
“Turis Singapura yang datang ke Batam ini biasanya jarang untuk liburan, mereka hanya ingin makan saja, karena biaya hidup Singapura semakin tinggi. Makanya banyak yang suka ke Batam saat weekend,” jelasnnya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk mengatakan bahwa pihaknya juga fokus menangani hal ini.
“Kenaikan tiket ini memberatkan wisatawan mancanegara (wisman) untuk datang ke Batam, sehingga berdampak pada jumlah kunjungan yang belum signifikan,” jelasnya.
Jadi mengatakan bahwa sebab kenaikan harga tiket ferry ini yakni karena kenaikan harga minyak dunia. “Menurut pengakuan mereka (agen tiket ferry), kenaikan harga minyak dunia pengaruhi harga jual di Singapura. Kapal-kapal ferry Batam-Singapura beli minyak di Singapura, sehingga harga tiket naik,” jelasnya.
Hal ini sangat kontras jika dibandingkan dengan harga tiket ferry dari Batam ke Stulang Laut di Johor, Malaysia, dimana kisaran ongkosnya masih berada di bawah Rp 500 ribu. “Berbeda dengan Batam-Singapura yang sudah Rp 600 ribuan ke atas, padahal jaraknya lebih dekat daripada Batam ke Malaysia,” paparnya.
Pria berkacamata ini mengakui bahwa sudah banyak asosiasi pengusaha datang ke Kadin Batam mengeluhkan persoalan ini. “Karena tingkat okupansi hotel masih sedikit, akibat sedikit turis yang datang. Asumsinya, ketika turis dari Singapura mengeluarkan uang untuk membeli tiket yang mahal tersebut, hanya untuk makan atau cuci mata di Batam, maka pasti mereka putuskan tidak mau ke Batam,” jelasnya (leo).