PROVINSI Hainan di China Selatan mengevakuasi lebih dari 400.000 orang menjelang kemungkinan terjadinya Topan Super Yagi pada Jumat (6/9). Sementara itu, puluhan ribu orang bersiap mencari perlindungan di negara tetangga Vietnam dari badai terkuat yang melanda wilayah tersebut dalam lebih dari satu dekade.
Yagi menewaskan sedikitnya 13 orang di Filipina awal pekan ini ketika badai tersebut masih diklasifikasikan sebagai badai tropis. Badai tu memicu banjir dan tanah longsor di pulau utama negara tersebut, Luzon, sebelum meningkat menjadi topan super dalam beberapa hari terakhir.
Badai tersebut diperkirakan akan melanda China pada Jumat malam di sepanjang pantai Hainan, tujuan liburan populer, dan provinsi tetangga Guangdong, kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan mengutip pihak berwenang.
Kementerian Sumber Daya Air pada Kamis (5/9) menaikkan status tanggap darurat terhadap banjir di kedua provinsi tersebut ke tingkat tertinggi ketiga.
“Yagi kemungkinan besar akan menjadi topan terkuat yang melanda pantai selatan China sejak 2014, sehingga membuat upaya pencegahan dan banjir menjadi sangat menantang,” kata Xinhua, mengutip pertemuan yang diadakan oleh para pejabat penanganan banjir.
Pihak berwenang di Hainan telah mengevakuasi lebih dari 400.000 orang di pulau itu, kata kantor berita tersebut, mengutip otoritas setempat.
Dengan kecepatan angin lebih dari 240 kilometer per jam, topan tersebut “setara dengan badai Kategori 4,” menurut Data Bumi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA (National Aeronautics and Space Administration).
Setelah melewati China selatan, Yagi akan bergerak menuju Vietnam, menuju wilayah utara dan utara-tengah di sekitar situs warisan UNESCO yang terkenal, Teluk Halong pada Sabtu (7/9).
Puluhan ribu orang akan dievakuasi ke daerah yang lebih aman di provinsi Hai Phong dan Thai Binh pada Jumat, kata pihak berwenang setempat.
“(Yagi) Ini akan menjadi topan terkuat (yang melanda Vietnam utara) dalam 20 tahun terakhir,” kata Pham Duc Luan, kepala otoritas pengelolaan tanggul pada Kamis.
Lebih dari 457.000 personel militer telah dimobilisasi oleh departemen bantuan dan penyelamatan di Kementerian Pertahanan.
Para pejabat juga telah mengarahkan 50.000 kapal penangkap ikan yang membawa 220.000 orang untuk berlindung.
[ft/rs]