Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Kapal Pompong Tenggelam di Selat Nenek, 8 Orang Anggota Tim Sepakbola Masih Dalam Pencarian
    6 jam lalu
    Progres IPAL Batam Capai 98%, Target Bulan Oktober 2025 Rampung Semua
    7 jam lalu
    Gubernur Kepri Janji Proyek Estuari DAM Teluk Bintan Tak Tenggelamkan Pemukiman
    10 jam lalu
    Kementerian Investasi Ungkap Progres Investasi Apple di Batam
    13 jam lalu
    Tersangka Kasus Penyiksaan Pembantu di Batam Terancam 10 Tahun Penjara
    14 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    9 jam lalu
    Bakul Gedhe dan Bakul Cilik
    9 jam lalu
    Batam Jadi Pilot Project Program Transisi Energi Berkelanjutan
    14 jam lalu
    Legenda Panahan Indonesia Hadir Dalam Pelatihan Pelatih Panahan Perpani Batam
    2 hari lalu
    Bintan Kembali Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Sepeda Internasional
    3 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Pekajang, Lingga
    5 hari lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    3 minggu lalu
    Pulau Basing, Tanjungpinang
    4 minggu lalu
    Tari Persembahan: Simbol Kehormatan dalam Budaya Melayu
    4 minggu lalu
    Pulau Pemping, Batam
    4 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    6 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    6 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
    “Monumen Iwo Jima”
    12 bulan lalu
    #Full “Berkah Qurban di Kandangberkah.id ” | NGOBROL EVERYWHERE ❗
    1 tahun lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Traling, Pulau Kecil Yang Ditinggalkan Penduduknya
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2024 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Catatan Netizen

Traling, Pulau Kecil Yang Ditinggalkan Penduduknya

Admin
Editor Admin 2 tahun lalu 3.5k disimak
Sebar
214
SEBARAN
ShareTweetTelegram
https://youtu.be/aJrJ2I7DUo0

SUDAH beberapa tahun ini pulau itu ditinggal penduduknya. Kosong tanpa penghuni. Yang ada hanya rumah-rumah tinggal sederhana yang mulai lapuk. Beberapa masih berdiri dengan kondisi yang makin rapuh. Yang lain tinggal puing tanpa atap lagi.

Daftar Isi
Kondisi pulau TralingAsal Nama Traling

Di beberapa rumah penduduk yang masih utuh, barang perabot rumah tangga masih ada. Meja, tempat tidur, lemari bahkan pakaian milik warga.

Saya juga menemukan buku tuntunan mengaji yang terbuka tanpa sampul depannya lagi pada sebuah meja di salah satu rumah yang sudah ditinggalkan. Tapi semuanya dalam kondisi berantakan.

Sebuah buku tuntunan mengaji, tergeletak begitu saja di rumah salah satu warga di pulau Traling yang sudah ditinggalkan. Photo : © Yodha K. Nusantara

Sebuah mushala kecil yang terletak di bagian tengah, di antara rumah-rumah warga yang kosong, kondisinya juga sama miris. Atapnya nyaris rubuh.

Ada sebuah jam dinding yang tergantung di salah satu bagian dalam mushala. Sudah tidak berdetak. Jarum pendek menunjukkan di hampir angka 5. Sementara jarum panjang di angka 10. Mungkin mati saat waktu menunjukkan pukul 16.50. Atau pada 04.50 dinihari.

Sebuah Mushala tua di pulau Traling, photo : © Bintoro Suryo

Data geoview.org menyebut, pulau kecil bernama Traling itu berada pada koordinat Latitude: 1°1’1.67″ dan Longitude: 104°5’47.03″.

Di hadapannya, hanya dipisahkan sebuah selat kecil berjarak kurang dari 500 meter, ada pulau lain yang lebih besar ukurannya. Orang di sekitar menyebut dengan nama pulau Sekenah. Namun di banyak situs peta online, pulau Sekenah ditulis dengan nama Sekerah. Sedikit lebih beruntung dari Traling, pulau Sekenah masih dihuni oleh 3 Kepala Keluarga (KK) saat ini.

“Sudah banyak yang meninggalkan Sekenah. Termasuk saya,” kata pak Madi yang sekarang tinggal di Teluk Lengung. Sebuah teluk kecil yang tenang dekat Telaga Punggur, Batam.

Pak Madi menjadi pemandu kami untuk mendatangi pulau Traling.

Pak Madi, warga Teluk Lengung yang jadi pemandu kami menuju pulau Traling yang sudah ditinggal penduduknya. Photo : © Yodha K. Nusantara

Situs kkp.go.id mendata pulau kecil bernama Traling sebagai nama saja. Tidak ada informasi lanjutan seperti ekosistem SDA, kependudukan, sumberdaya non hayati, lingkungan serta sarana prasarananya. Secara tata pemerintahan, pulau Traling disebut masuk dalam wilayah kelurahan Tanjung Piayu, Batam.

Pak Madi, pemandu kami adalah warga pulau Sekenah, dahulunya. Jarak yang begitu dekat, hanya dipisahkan selat kecil, membuat pak Madi begitu familiar dengan pulau Traling yang berada di hadapan.

“Sebelumnya ada 30-an KK yang tinggal di Traling”, kata pak Madi.

Ia tinggal di pulau Sekenah yang berada persis di depan pulau Traling hingga awal tahun 2000-an silam. Kemudian memutuskan pindah ke Teluk Lengung yang berjarak 15 hingga 20 menit perjalanan menggunakan perahu atau boat bermesin tempel dari pulau Traling.

Dulunya, jumlah penduduk di pulau Traling lebih banyak dibanding penduduk di seberang selat kecil itu.

Tapi, mengapa mereka meninggalkan pulau Traling, kemudian?

Kondisi pulau Traling

SECARA wilayah, pulau Traling dan pulau Sekenah di hadapannya masuk dalam wilayah kelurahan kampung Bagan. Pulau itu berhadapan langsung dengan daratan Batam di Tanjung Piayu Laut dan Kampung tua Bagan.

Kondisi pulau Traling dengan latar di hadapan pulau Sekenah. Photo : © Bintoro Suryo

Jika kita mengikuti alur di selat kecil yang memisahkan pulau Traling dan pulau Sekenah dari arah Telaga Punggur, arahnya akan menuju ke perairan di sekitar jembatan satu Barelang.

Tak jauh dari pulau itu, kita juga bisa melihat bendungan fenomenal yang membendung perairan Duriangkang yang dulunya laut, menjadi sebuah waduk air tawar. Itu adalah bendungan terbesar di kota Batam.

Dahulunya, perairan di sekitar pulau Traling adalah perlintasan orang dan perdagangan yang strategis, saat wilayah kampung Duriangkang lama tumbuh sebagai salah satu sentra ekonomi pulau Batam masa lalu.

Kawasan Duriangkang yang sekarang menjadi waduk, sempat tumbuh sebagai perkampungan massa. Kebanyakan dihuni warga etnis Tionghoa.

Aktifitas dan hubungan antar warga di wilayah lainnya, biasa ditempuh melalui jalur perairan laut yang kini menjadi danau yang dibendung. Jalur aktifitas warga tersebut juga melintas di antara perairan pulau Traling dan Sekenah.

Suasana pulau Sekenah, pulau yang berhadapan langsung dengan pulau Traling, di sini masih ada 2-3 Kepala Keluarga yang mendiaminya. Photo : © Bintoro Suryo

Sementara mulai era 1970-an, akses ke perkampungan Duriangkang lama bagi warga yang mulai mendiami wilayah Batam lainnya, juga bisa dilakukan melalui jalur darat berupa jalur setapak tanah dari seberang komplek Olahraga Temenggung Abdul Jamal masa kini.

Hingga awal tahun 90-an, perkampungan Duriangkang lama masih ada. Sejumlah fasilitas publik seperti sekolah negeri juga sempat berdiri selama puluhan tahun di sana. Warga di perkampungan Duriangkang lama pindah setelah kawasan tempat tinggal mereka dijadikan waduk oleh Otorita Batam dengan cara membendung perairan laut mulai dari kampung Bagan hingga ke wilayah Teluk Lengung.

Seiring waktu, aktifitas ekonomi warga di jalur perairan laut sekitarnya pun menyusut.


Ketinggian pulau Traling hanya 1-8 meter dpl. Secara umum, kondisi alamnya serupa dengan kebanyakan pulau-pulau kecil yang banyak terdapat di sekitar wilayah Batam, Rempang Galang hingga ke perairan pulau Bintan. Ketinggian dari muka laut yang relatif rendah menyebabkan minimnya sumber air tawar bersih di sini.

“Ada satu sumur yang biasa dimanfaatkan warga, dulu. Tapi airnya payau. Kalau hujan tak turun lebih dari seminggu, sumurnya kering,” kata pak Madi.

Tidak ada fasilitas umum apapun di pulau Traling maupun di pulau seberangnya, Sekenah, yang kini tinggal bersisa 3 Kepala Keluarga (KK) saja.

“Tidak ada puskesmas, tidak ada sekolah. Hanya itu saja, mushola itu”, kata pak Madi saat menjelaskan fasilitas umum yang ada di pulau Traling yang kini sepi.

Berbagai keterbatasan dan kondisi yang timpang dengan penduduk di pulau utama, Batam, membuat warga di pulau Traling akhirnya hijrah meninggalkan pulau kecil itu. Sebagian pindah ke kampung Bagan. Yang lain ada yang berhijrah ke Piayu Laut hingga wilayah Teluk Lengung di Telaga Punggur, Batam.

Asal Nama Traling

PENAMAAN pulau Traling disebut berasal dari nama sejenis pohon khas wilayah Kepulauan Riau yang dulu banyak terdapat di pulau itu.

Pulau Traling dari udara. Photo : © Pardomuan N.

Pohon Teralin. Lidah dan logat warga di sekitar perairan Batam menyebutnya sebagai Traling.

“Itu dari nama pohon, pohon Traling. Sejenis Meranti. Dulu banyak tumbuh di pulau itu,” kata pak Madi.

Ikhwal nama ‘Traling’ dalam penyebutan masyarakat di pesisir Batam yang sinonim dengan kayu ‘Teralin’, seorang penulis Belanda, Elisa Netscher dalam tulisannya Beschrijving van een Gedeelte der Residentie Riouw terbitan tahun 1853, menyebutkan persamaan ciri-cirinya.

Buku yang ditulis Netscher adalah tentang kekayaan alam Kepulauan Riau. Terutama kayu-kayunya.

Seperti dinukil dari laman Kemdikbud RI, kayu yang dihasilkan dari hutan yang ada di Kepulauan Riau, menurut Elisa, tidak kurang ada 46 jenis kayu berkualitas.

Netscher menyebutkan, laporan dari Mr. GF de Bruijn Kops, banyak lagi kayu yang bermanfaat yang ada di Pulau Lingga dan pulau lainnya di Kepulauan Riau saat itu.

“Kayu yang berkualitas tidak akan rusak diganggu semut putih dan cacing laut. Kapal-kapal yang dibuat maupun rumah penduduk utuh meskipun sudah berusia 50 tahun.”

Kata Netscher lagi, dengan banyaknya kayu yang berkualitas di Kepulauan Riau, berdampak pada kualitas rumah penduduk yang juga bagus.

“Rumah penduduk asli Melayu nampak rapi dan bagus. Kapal-kapal yang dibuat di Lingga dan Bintan berkualitas bagus.”

Satu-satunya rumah warga di pulau Traling yang masih dirawat oleh pemiliknya walau sudah tidak tinggal di pulau itu lagi. Photo : © Bintoro Suryo

46 kayu berkualitas asal Kepulauan Riau, ditulis dengan deskripsi ciri-ciri. Salah satunya adalah jenis kayu ‘Teralin’.

Warnanya disebutkan kemerahan dengan serat yang agak kasar. Biasa digunakan sebagai alas dek kapal dan bahan membuat rumah bagi warga di Kepulauan Riau pada masa itu.

“Biasa untuk bahan membuat perahu, sama seperti Meranti. Tapi sudah sulit menemukan jenis kayu itu lagi di sekitar sini sekarang,” ungkap pak Madi.

Penjelasannya soal kayu Traling hampir sama dengan penjelasan soal kayu Teralin yang disampaikan Elisa Netscher dalam tulisannya yang terbit tahun 1853 silam.

(*)

Penulis : Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.

Artikel dan konten lain dari penulis, bisa disimak juga di blog : bintorosuryo.com  

Pilihan Artikel untuk Anda

Kapal Pompong Tenggelam di Selat Nenek, 8 Orang Anggota Tim Sepakbola Masih Dalam Pencarian

Progres IPAL Batam Capai 98%, Target Bulan Oktober 2025 Rampung Semua

Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846

Bakul Gedhe dan Bakul Cilik

Gubernur Kepri Janji Proyek Estuari DAM Teluk Bintan Tak Tenggelamkan Pemukiman

Kaitan barelang, batam, Catatan, netizen, Pulau kecil, Pulau kosong, Pulau traling
Admin 20 Februari 2023 20 Februari 2023
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Tahun Ini, Kepri Targetkan 1,2 Juta Kunjungan Wisman
Artikel Selanjutnya DPRD Batam Segera Rapim untuk Proses PAW Azhari David Yolanda
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Kapal Pompong Tenggelam di Selat Nenek, 8 Orang Anggota Tim Sepakbola Masih Dalam Pencarian
Artikel 6 jam lalu 94 disimak
Progres IPAL Batam Capai 98%, Target Bulan Oktober 2025 Rampung Semua
Artikel 7 jam lalu 80 disimak
Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
Histori 9 jam lalu 150 disimak
Bakul Gedhe dan Bakul Cilik
Catatan Netizen 9 jam lalu 129 disimak
Gubernur Kepri Janji Proyek Estuari DAM Teluk Bintan Tak Tenggelamkan Pemukiman
Artikel 10 jam lalu 143 disimak

POPULER PEKAN INI

Pelebaran Jalan di Batuaji Masih Dilakukan
Artikel 6 hari lalu 364 disimak
Pulau Pekajang, Lingga
Wilayah 5 hari lalu 354 disimak
Sidak ke RSUD Embung Fatimah, Wako Batam Dalami Dugaan Kasus Penolakan Pasien
Artikel 6 hari lalu 330 disimak
Bapenda Batam Fokus Tagih Pajak Reklame
Artikel 6 hari lalu 297 disimak
Literasi Digital Untuk Tangkal Bahaya Narkoba di Era Teknologi
Pendidikan 7 hari lalu 277 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?