GELOMBANG baru penyebaran covid 19 mulai terasa di banyak wilayah di Indonesia belakangan ini. Tak terkecuali di Kepulauan Riau yang baru saja meluncurkan program Travel Bubble. Sebuah program koridor khusus bagi pelaku perjalanan wisata antara Indonesia dan Singapura.
Kawasan Nongsa di Batam dan Lagoi di Bintan, dipilih pemerintah untuk menjadi lokal pelaksanaan Travel Bubble antara Indonesia – Singapura. Genderangnya juga sudah ditabuh dua kepala negara, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong beberapa waktu lalu di kawasan Bintan.
Alasan dibukanya kedatangan wisatawan asal Singapura ke Kawasan Batam dan Bintan menurut Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, semata-mata untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata.
“Pembukaan sektor pariwisata yang dilakukan dibarengi dengan protokol kesehatan yang diatur sedemikian rupa, melalui sistem Travel Bubble yang bertujuan untuk membagi peserta ke dalam kelompok (bubble) yang berbeda,” ujar Wiku dalam siaran persnya, Selasa (25/1/2022) lalu.
Travel bubble ini dibuka hanya untuk warga negara Singapura dan warga negara Indonesia yang berada di Singapura, dengan syarat memiliki deposito tabungan sebanyak 30.000 dolar Singapura.
Selain itu, mereka harus sudah melakukan dua kali vaksin, dan mengisi E-Hac melalui aplikasi Peduli Lindungi. Penumpang tersebut juga akan diberikan blue pass sebagai alat bantu tracing selama berada di wilayah penetapan Travel Bubble di Kepri, yakni Nongsa dan Lagoi.
Tim UANG | ALL ABOUT MONEY dari GoWest Indonesia mengunjungi salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai lokasi Travel Bubble di Indonesia, yakni Nongsa, beberapa hari kemarin.
Kami menemui Andi Fong, GM Batam View Resort yang didaulat menjadi koordinator dan ketua Nongsa Sensation, sebuah perhimpunan pengelola resort dan hotel di Nongsa yang menjadi garda terdepan pelaksanaan Travel Bubble di Batam.
Apa kata Andi soal program ini? Bagaimana kesiapan mereka?
“Bagi dunia wisata, kondisi sekarang ini seperti ‘shocking time” yang begitu panjang”, ujarnya mengomentari penantian panjang kalangan wisata sejak Pandemi mendera dua tahun lalu.
Apakah mereka seoptimis pemerintah yang menelurkan kebijakan tentang hasil yang bakal diraih dari program ini?
Simak obrolan kami di program UANG | ALL ABOUT MONEY di episode ini.
(nes/dam)