BELUM usai pandemi Covid-19 dan wabah hepatitis akut misterius, cacar monyet, para peneliti kini kembali menemukan virus baru yang disebut sebagai virus Hendra.
Di tengah ancaman penyakit-penyakit baru setelah Covid-19, penyakit yang dipicu virus Hendra menjadi sorotan. Jenis virus ini cukup mengkhawatirkan karena terbilang mematikan.
Ahli epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, virus tersebut pertama kali terdeteksi di urine kelelawar berkepala hitam dan abu-abu yang menyebar di New South Wales hingga Queensland, Australia.
“Pada manusia pun 70 persen kalau terpapar ya mematikan, 7 dari 10 orang manusia yang terkena virus Hendra ini meninggal,” beber Dicky dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Lebih lanjut Dicky menyatakan virus Hendra (HeV) berpotensi menjadi pandemi di masa mendatang.
“Kita tahu bahwa Henipavirus yang terdiri dari Nipahvirus (NiV) maupun Hendra virus adalah dua virus yang berpotensi menjadi pandemi,” terang Dicky.
Meski demikian, Dicky mengatakan sejauh ini HeV bukan virus yang mudah menular dan kasusnya masih jarang ditemukan. Salah satu penyebabnya karena angka fatalitas atau kematian yang tinggi.
“Jadi belum sempat menularkan, hewannya sudah mati,” ujarnya.
Virus Hendra cenderung menyerang baik sistem pernapasan (paru-paru) atau sistem saraf (otak). Di Australia, virus ini menyebabkan komplikasi fatal termasuk septic pneumonia atau infeksi paru-paru parah yang melibatkan nanah, abses, dan kerusakan jaringan paru-paru, serta ensefalitis atau peradangan dan pembengkakan otak parah yang dapat menyebabkan kejang atau koma.
Meskipun penyakit ini termasuk jarang terjadi, tetapi angka kematian pada manusia termasuk tinggi yaitu 57 persen.
Ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi terhadap infeksi virus Hendra, yaitu dokter hewan, asisten dokter hewan, dokter gigi kuda, petugas pengiriman pakan kuda, pemilik kuda, dan orang-orang yang pekerjaannya berkaitan dengan kuda. Orang-orang yang tinggal di daerah dekat habitat kelelawar buah juga berpotensi tinggi terinfeksi virus.
Hingga saat ini belum ada obat dan pengobatan khusus untuk penyakit virus Hendra. Adapun perawatan yang mungkin dilakukan untuk meringankan setiap gejala dan mengurangi risiko komplikasi.
Meski demikian, ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan, seperti menerapkan perilaku hidup bersih, menghindari perburuan liar, dan menghindari kontak dengan hewan yang kemungkinan terinfeksi atau setidaknya menggunakan alat pelindung diri.
Selain itu, pastikan mengonsumsi daging matang, tidak mengonsumsi buah langsung dari pohon karena dikhawatirkan sudah terkontaminasi kelelawar, dan menghindari kontak dengan orang yang dicurigai terinfeksi.
(*)
sumber: detik.com