Pilihan gowest.id
Yang Khas Saat Lebaran di Indonesia

Terbit
3 tahun yang lalu|
Oleh:
Zilfia Sarah
ISLAM di Indonesia tumbuh dengan khas. Tak seperti umat lain di belahan lain dunia, Idulfitri disambut dengan tradisi yang beragam. Berikut sepuluh fakta menarik seputar Idulfitri di Indonesia, yang tak biasa.
Pertama, arus mudik. Arus mudik ini adalah arus orang-orang yang pulang dari kota-kota besar menuju kampung halaman atau tempat asalnya. Jutaan orang tenggelam di terminal, stasiun, bandara, dan khususnya di jalan raya. Mulai dari H-7 Idulfitri, arus kendaraan biasanya padat merayap, dan tak sedikit memakan korban. Mereka rela dan mau berjuang dalam kemacetan demi untuk bertemu keluarga.
Kedua, takbiran. Di malam Idulfitri, takbiran–atau melantunkan takbir berulang-ulang–adalah hal yang paling romantis dan menakjubkan. Suara lantunan takbiran inilah yang membuat orang tak kuasa berada di luar kampungnya, atau tak bersama keluarga. Kadang, takbiran diadakan keliling kampung dengan obor dan alat musik tradisional.
Ketiga, ziarah kubur. Sudah menjadi watak dan tradisi Muslim Nusantara untuk tak melupakan leluhurnya. Menjelang Idulfitri, mereka berbondong-bondong menuju ke makam orang-orang yang merupakan asal-usulnya. Pedagang bunga laku keras. Di depan makam leluhurnya, mereka merapalkan ayat-ayat suci dan doa kepada orang-orang yang dicintainya agar senantiasa dalam naungan-Nya, dilanjutkan tabur bunga.
Keempat, suara petasan alias mercon. Ada yang terbuat dari kertas, ada juga dari karbit, atau bambu (bumbung). Suaranya seperti bom atau meriam. Di tahun 90-an, di mana petasan masih bebas, semarak Idulfitri begitu terasa. Gelegar dan gemuruh suara bersahut-sahutan di mana-mana. Sayang, karena petasan bisa membahayakan, petasan kini jarang terdengar.
Kelima, THR alias Tunjangan Hari Raya. THR biasanya diberikan oleh pengusaha kepada buruh, politisi kepada konstituennya, pejabat kepada bawahannya, atau pimpinan kepada para pendukungnya. THR bisa berupa uang, sembako, atau hal-hal lain yang sekiranya menunjukkan simpati dan cinta untuk menghadapi hari bahagia. Terkhusus bagi anak-anak, THR berupa salam tempel. Hal inilah yang membuat orang berduyun-duyun menukarkan uang receh, untuk diberikan kepada anak-anak kecil yang tak kenal lelah silaturrahmi ke sana-sini merajut tali persaudaraan.
Keenam, sidang itsbat. Sidang itsbat adalah sidang penetapan awal bulan Syawal. Hal ini menarik karena di Indonesia seringkali berbeda-beda dalam penetapannya dan terkerucut pada dua organisasi massa Islam: NU dan Muhammadiyah. Perbedaannya adalah karena keduanya relatif beda dalam memakai standar penetapannya: NU cenderung menggunakan metode melihat bulan (ru’yatul hilal) sedang Muhammadiyah menggunakan perhitungan (hisab). Tak ayal, kadang Idulfitri di Indonesia terjadi dua kali, bahkan lebih jika dengan ormas Islam kecil lain, kadang pula serentak.
Ketujuh, pakaian baru. Setelah berpuasa selama sebulan, dosa-dosa kepada Tuhan diampuni dosanya, bagi yang melakukannya dengan takwa. Untuk itu, menyambut hari baru, alangkah eloknya shalat Id dengan pakaian baru, sebagai persembahan kepada Sang Pencipta. Meski demikian, hal ini tak diharuskan karena hakikatnya Idulfitri bukanlah bagi orang yang berbaju baru, tetapi bagi orang yang ketaatannya kepada Allah kian bertambah.
Kedelapan, ketupat opor. Tak lengkap bicara tradisi dan budaya Indonesia tanpa bicara kuliner. Ketupat adalah nasi lembut yang dimasak menggunakan janur kuning. Sedangkan opor ayam adalah masakan ayam dengan santan, bumbu dan rempah-rempah khas yang kaya rasa sehingga maknyus di lidah. Bagi sebagian Muslim tanah air, tak lengkap melewatkan Lebaran tanpa ketupat dan opor ayam terhidang di meja makan.
Kesembilan, halal bihalal. Nah, inilah acara yang sangat penting. Dalam doktrin Islam, meski Tuhan Maha Pemaaf dan mengobral maaf-Nya kepada hamba yang taat, tetapi tidak untuk dosa kepada sesama. Juga, karena semakin pesatnya arus urbanisasi, perpindahan penduduk dari desa ke kota, tak memungkinkan untuk sowan atau meminta maaf kepada saudara, teman dan kerabat secara intens. Untuk itu, Walisongo jauh-jauh hari membuat tradisi silaturrahmi untuk maaf-memaafkan ini. Presiden Soekarno, lalu melembagakan halal bihalal ini dalam urusan negara.
Kesepuluh, pertanyaan misterius. Kumpul keluarga memancing pertanyaan sampai urusan sepele dan privat. Bagi anak yang sudah berumur tapi masih single harus siap-siap berbesar hati menghadapi pertanyaan aneh dan sulit. Satu pertanyaan yang paling sulit dan misterius bagi para kawula muda, adalah “kapan kawin?”. Pertanyaan lainnya juga berderet.
Catatan: artikel ini ditulis oleh Ahmad Naufa Khoirul Faizun dan pertama terbit di NU Online.



SEA Games 2021 (2022): Fin Swimming Sumbang Dua Medali Emas untuk Indonesia

Batal ke Real Madrid, Kylian Mbappe Pilih Bertahan di PSG

Gegara Ulah Manusia, Bunga Sakura Jepang Mekar Lebih Cepat, Kok Bisa!

Warga Tembesi Tower Menuntut Kejelasan Status Lahan yang Ditempati Selama 22 Tahun

Pemkab Bintan Gelar Upacara Harkitnas ke-114 dengan Tema Bangkit Bersama

Penghafal Al-Qur’an Asal Indonesia Juara MTQ di Rusia | Indonesia Juga Diwakili Hafidz dari Kepri

Hasil Liga Inggris: Man City Diimbangi West Ham 2-2

Update Covid-19 (16/5/2022): Melandai, Positif Tambah 182 Kasus, Sembuh 263 Pasien

7 Orang Tewas Usai Minibus Elf Seruduk Belasan Pemotor

Rindu Berwisata di Alam Lagi, Lingga Ramai Dikunjungi Wisatawan

Sebaran
- PEMERINTAH melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan perkembangan penyebaran kasu360 Sebaran
- MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) memberikan izin untuk melakukan salat berjemaah di masjid dan musala t210 Sebaran
- WILAYAH perairan di timur Pulau Bintan seluas 138.661,42 hektar ditetapkan menjadi kawasan konservas240 Sebaran
- MENJELANG Idul Adha 1443 Hijriah, Batam menghadapi masalah baru, dimana sapi dan kambing tidak boleh270 Sebaran
- DANA Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) menjadi salah satu dana andalan yang sering digunakan240 Sebaran