Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    PT Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi per 1 Juli 2025, Harga Baru di Kepri Termasuk Batam
    15 jam lalu
    Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
    15 jam lalu
    Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
    15 jam lalu
    BP Batam Jalin Kerja Sama Strategis dengan Port of Antwerp-Bruges
    16 jam lalu
    Penataan Infrastruktur Jalan di Batam; Akan Ada Jalur Khusus Roda Dua, Truk dan Bus
    16 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Proses SPMB SD Selesai, Pemko Batam Cari Solusi Calon Siswa Tak Tertampung
    3 hari lalu
    Pemberlakuan Jam Malam untuk Pelajar di Tanjungpinang Mulai Tahun Ajaran 2025/2026
    4 hari lalu
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    7 hari lalu
    Bakul Gedhe dan Bakul Cilik
    7 hari lalu
    Batam Jadi Pilot Project Program Transisi Energi Berkelanjutan
    7 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Taman Rusa Sekupang, Batam
    3 hari lalu
    Raja Ja’far Ibn Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau VI)
    3 hari lalu
    Pulau Citlim, Karimun
    4 hari lalu
    Pulau Pekajang, Lingga
    2 minggu lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    4 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    7 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    7 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
    “Monumen Iwo Jima”
    12 bulan lalu
    #Full “Berkah Qurban di Kandangberkah.id ” | NGOBROL EVERYWHERE ❗
    1 tahun lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Mengupayakan Bulir-Bulir Bunga Sorgum di NTT
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Artikel

Mengupayakan Bulir-Bulir Bunga Sorgum di NTT

Redaksi
Editor Redaksi 9 tahun lalu 3k disimak
Sebar
202
SEBARAN
ShareTweetTelegram

“Saya tertarik sorgum, karena saat  pertama kali dihidangkan masakan sorgum oleh tetangga saya, Maria Helan, rasanya sangat enak,”  – Maria Loretha – (mongabay.co.id)

Daftar Isi
Di Flores Timur disebut jagung solo, wata blolong atau wata holot. Orang Sumba menyebutnya wataru hemu tuji tinggi ke atas dan wataru hemu kadipta menjuntai ke bawah.Orang Timor menamakannya benwuka atau bennina. Orang Rote menyebutknya jagung rote, jagung sabu. Orang Ende menyebutnya lolo, orang Sikka menyebutnya watar, watar minten dan watar gahar. Sedangkan orang Kedang di Lembata menyebutnya watar woloq.

MARIA Loretha adalah perempuan tangguh yang tak pernah lelah mengajak masyarakat di Desa Kawalelo, Kabupaten Flores Timur untuk jatuh cinta pada wata blolong.

Wata blolong adalah nama lokal untuk tanaman serelia sorgum atau sorgum.

Tak berhenti hanya menikmati rasanya, perempuan keturunan Dayak Kanayatan itu pun tak lelah bergerilya mencari sorgum hingga ke berbagai daerah di NTT. Ternyata memang benihnya susah didapat dan langka, hingga seorang teman suaminya menyarankan dia ke Desa Noba di Ile Buru.

Ternyata betul, disana Maria tertegun menyaksikan sorgum merah sedang berbulir. Dirinya lalu meminta bibit kepada seorang petani tetapi tidak diberikan saat itu.Tak hilang akal, Maria pun ke dapur dan menyelipkan uang seratus ribu rupiah kepada isteri petani tersebut, sambil berharap hati petani ini bisa luluh dan memberikan sedikit bibit sorgum.

“Betul juga, tiga hari kemudian kami ditelepon untuk datang ambil benih. Dari situ saya berjanji akan mengembangkan sorgum dan membagikannya gratis kepada para petani yang mau dan menanam wata blolong,” tutur maria seperti diceritakan di mongabay.co.id.

Maria Loretha (paling kiri), pakar sorgum Balitbangtan Dr Marcia Buanga Pabendon (tengah) dan anggota kelompok tani. Maria sedang menjelaskan manfaat sorgum. Foto: Ebed de Rosary via mongabay.co.id
Maria Loretha (paling kiri), pakar sorgum Balitbangtan Dr Marcia Buanga Pabendon (tengah) dan anggota kelompok tani. Maria sedang menjelaskan manfaat sorgum. Foto: Ebed de Rosary via mongabay.co.id

Maria merupakan salah satu satu orang yang mengupayakan tanaman Sorgum di bumi Nusa Tenggara. Penanaman sorgum sendiri, sebenarnya telah dikenal dengan berbagai nama di NusaTenggara Timur.

Di Flores Timur disebut jagung solo, wata blolong atau wata holot. Orang Sumba menyebutnya wataru hemu tuji tinggi ke atas dan wataru hemu kadipta menjuntai ke bawah.

Orang Timor menamakannya benwuka atau bennina. Orang Rote menyebutknya jagung rote, jagung sabu. Orang Ende menyebutnya lolo, orang Sikka menyebutnya watar, watar minten dan watar gahar. Sedangkan orang Kedang di Lembata menyebutnya watar woloq.

Sorgum memang sudah dikenal lama di bumi NTT. Tanaman Sorgum memang ditanam di hampir semua daerah lahan kering,” ungkap Maria. Sejak dirinya mengembangkan sorgum, sekarang Maria telah mengkoleksi 14 jenis sorgum yang berasal dari berbagai daerah seperti Flotim, Kupang, Sabut hingga Manggarai Barat.

Sorgum yang dipanen di Flores Timur, memanfaatkan lahan tidur yang ada dengan tanaman produktif. Foto: Dewi Hutabarat via mongabay.co.id
Sorgum yang dipanen di Flores Timur, memanfaatkan lahan tidur yang ada dengan tanaman produktif. Foto: Dewi Hutabarat via mongabay.co.id

FLORES Timur, Lembata, Manggarai Barat, Sumba Timur dan Ende serta daerah lain yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki banyak lahan marginal yang tidak bisa ditanami padi, jagung dan komoditas pangan lainnya, namun dapat dimanfaatkan untuk bertanam sorgum.

Kementerian Pertanian seperti dilansir beritadaerah.co.id berencana mengembangkan tanaman sorgum seluas 1.000 hektar di daerah tersebut.

“Tahun ini akan segera dikembangkan 1.000 hektar Sorgum dan pasarnya akan disiapkan juga,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui siaran pers, Selasa (5/10).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi atas pengembangan Sorgum tersebut di lahan marginal di NTT.  Masyarakat di sana juga menggunakannya sebagai pangan pokok sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada padi beras.

Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman biji-bijian (serealia) yang banyak dibudidayakan di daerah beriklim panas dan kering. Sorgum bukan merupakan tanaman asli Indonesia tapi berasal dari wilayah sekitar sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, sering ditanam oleh petani sebagai tanaman sela atau tumpang sari dengan tanaman lainnya.

Maria Loretha yang merupakan penggagas dan pendamping budidaya sorgum mengaku siap mengembangkan sorgum tersebut. Menurutnya, di Flores Timur, Lembata, Manggarai Barat, Sumba Timur dan Ende serta daerah lain di NTT tersedia banyak lahan marginal yang cocok untuk tanaman sorgum yang nilai gizinya lebih tinggi dibandingkan beras dan jagung.

“Sorgum yang kami kembangkan sampai saat ini tidak menggunakan pupuk tapi menggunakan air alami saja.”

“Air tersebut membawa unsur hara alami yang menyuburkan lahan dan untuk kebutuhan tanaman. Padahal lahan itu sudah ditanami sorgum berkali-kali,” ujarnya.

Tanaman Sorgum di Nusa Tenggara Timur
Tanaman Sorgum di Nusa Tenggara Timur

Saat ini luas lahan yang dikembangkan untuk sorgum mencapai 102 hektar yang tersebar di Flores Timur, Lembata, Manggara Barat, Sumba Timur dan Ende. Harga sorgum di tingkat petani Rp 5.000 per kg dan harga ekspor sangat fantastis yakni bisa mencapai Rp 80.000 per kg. Untuk mengembangkan sorgum secara berkelanjutan, diperlukan bantuan pemerintah berupa mesin rontok, sosoh, penepungan dan karung untuk pasca panen. ***

Pilihan Artikel untuk Anda

PT Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi per 1 Juli 2025, Harga Baru di Kepri Termasuk Batam

Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam

Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam

BP Batam Jalin Kerja Sama Strategis dengan Port of Antwerp-Bruges

Penataan Infrastruktur Jalan di Batam; Akan Ada Jalur Khusus Roda Dua, Truk dan Bus

Kaitan JAGUNG, nusa tenggara, padi, serealia, Sorghum bicolor, sorgum
Redaksi 7 Oktober 2016 7 Oktober 2016
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Snorkeling, Diving Atau Pre-Wedding di Air Tawar
Artikel Selanjutnya Surat Al Maidah, Ahok dan Kecaman Publik
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

PT Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi per 1 Juli 2025, Harga Baru di Kepri Termasuk Batam
Artikel 15 jam lalu 128 disimak
Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
Artikel 15 jam lalu 186 disimak
Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
Artikel 15 jam lalu 182 disimak
BP Batam Jalin Kerja Sama Strategis dengan Port of Antwerp-Bruges
Artikel 16 jam lalu 159 disimak
Penataan Infrastruktur Jalan di Batam; Akan Ada Jalur Khusus Roda Dua, Truk dan Bus
Artikel 16 jam lalu 189 disimak

POPULER PEKAN INI

Polsek Bengkong Tangkap Pria Pelaku Pencabulan Anak Di Bawah Umur
Artikel 5 hari lalu 441 disimak
Kapal Pompong Tenggelam di Selat Nenek, 8 Orang Anggota Tim Sepakbola Masih Dalam Pencarian
Artikel 7 hari lalu 400 disimak
Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
Histori 7 hari lalu 394 disimak
Gubernur Kepri Janji Proyek Estuari DAM Teluk Bintan Tak Tenggelamkan Pemukiman
Artikel 7 hari lalu 332 disimak
Bakul Gedhe dan Bakul Cilik
Catatan Netizen 7 hari lalu 317 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?