WALIKOTA Batam, Muhammad Rudi mengatakan, sejauh ini ada 2.063 warga Batam yang telah didata oleh Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam. Dengan perincian 1.639 orang dikategorikan bisa melakukan self monitoring dan 424 orang masuk kategori Orang Dalam Pantauan (ODP).
Sayangnya, mereka yang sudah mengalami gejala demam tinggi, mual, dan sebagainya atau ODP dan sisanya itu belum ditampung di lokasi karantina karena beberapa kendala. Utamanya ketersediaan lokasi karantina, tenaga medis, dan APD.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Batam telah menyiapkan Asrama Haji di Batam Centre dengan kapasitas 400 orang dan dua Rumah Susun berkapasitas 800 orang untuk lokasi karantina. Dua lokasi itu belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, sehingga Rudi meminta mereka untuk tetap tinggal di rumah, sebelum nantinya mendapat pemeriksaan medis melalui Rapid Test.
“Ada yang masuk kategori demam, mual, dan lainnya, kami belum berani membawa ke penampungan,” kata Rudi dalam kegiatan penyerahan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari Pemerintah Pusat dan dana Bantuan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Batam di Alun-alun Engku Putri, Batam Centre, Batam pada Rabu (25/3) sore kemarin.
Dalam kegiatan ini, Pemko Batam mendapatkan bantuan sebanyak 950 APD untuk 20 rumah sakit di Batam dan dana sebesar Rp 2 miliar.
Bantuan ini, kata Rudi, memang sangat dibutuhkan Pemko Batam untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Dimana saat ini Pemko Batam tengah menyiapkan lokasi karantina tambahan untuk masyarakat yang terdata dan telah menjalani pemeriksaan medis.
“RSBP (Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam) yang lama akan saya pakai, jalan terakhir, kita gunakan Tumengung Abdul Jamal (Sport Hall Tumenggung Abdul Jamal, Batam), cuma kita butuh peralatan untuk tempat tidur, alat dari tentara mudah-mudahan bisa kita pakai. Sehingga mereka yang berskala tinggi bisa kita tangani semua,” kata Rudi lagi.
Untuk peralatan medis, Rudi mengaku Pemko Batam sudah memiliki bantuan alat pemeriksaan dari pengusaha di Batam. Hanya saja masih terkendala pada ijin pengoperasiannya.
“Kita punya alat untuk Rapid tes, alatnya ada hanya tinggal aturan penempatan alat dan keamanan dokter, mudah-mudahan bisa segera kita pakai dan prioritaskan mereka yang berskala sakitnya tinggi,” kata Rudi lagi.
*(Bob/GoWestID)