SELAIN industri pengolahan, seluruh sektor usaha utama di Kepri mengalami perlambatan akibat adanya pembatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Industri konstruksi, saat ini mengalami perlambatan menjadi 4,70 persen di triwulan 1 2020, dari sebelumnya sebesar 14,44 persen di triwulan IV 2019. Sektor pertambangan dan penggalian turun dari 3,86 persen di triwulan IV 2019, menjadi hanya 0,96 persen di triwulan I 2020.
Pertumbuhan perdagangan dari sebelumnya turun sejak triwulan IV 2019 sebesar 1,40 persen, semakin melambat sebesar 0,81 persen di triwulan I 2020. Dan penyediaan. akomodasi dan makan minum turun dari 15,06 persen di triwulan IV 2019, menjadi 19,37 persen di triwulan I 2020.
“Pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kepri tetap terjaga karena dukungan stok bahan baku yang diperoleh sebelum Covid-19. Pada triwulan I 2020, sektor industri pengolahan naik dari 4,15 persen pada triwulan IV 2019 menjadi 4,29 pada triwulan I 2020 ini,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kepri, Musni Hardi K. Atmaja.
Kawasan Industri Panbil yang mengalami peningkatan produksi dan menambah tenaga kerja hingga 20 persen dari kondisi normal.
Presiden Direktur Panbil Group Johanes Kennedy menuturkan, total ada tambahan sekitar 2.000 tenaga kerja baru yang dipekerjakan beberapa perusahaan yang ada di kawasan industri Panbil ini.
Perusahaan TDK Electronic yang memproduksi alat pengukur suhu, salah satunya adalah Thermo Gun untuk kebutuhan penanganan deteksi dini ciri-ciri Covid-19. Dengan cakupan distribusi produk untuk wilayah Asia Tenggara.
“Sektor industri di sini tetap normal, produksi justru meningkat di beberapa perusahaan. Memang ada perusahaan yang menurun, karena tidak semua membuat alat pengukur suhu,” kata Johanes.
Terkait dengan pelaksanaan protokol kesehatan di tiap perusahaan, hal itu telah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mulai dari tersedianya sarana cuci tangan, jarak kerja antar karyawan, hingga penggunaan masker untuk melindungi semua karyawan yang bekerja.
*(Bob/GoWestId)