KONDISI kepariwisataan di Kepulauan Riau (Kepri) tengah berada di titik nadir. Data pada April 2020 lalu, kunjungan wisatawan mancanegara dari tiga negara utama (Singapura, Malaysia dan Tiongkok) hampir tidak ada. Kunjungan wisam asal Singapura dan Malaysia turun sebesar 99.99 persen, sedangkan dari Tiongkok turun 100 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kepri, Musni Hardi K Atmaja menuturkan, secara keseluruhan penurunan kunjungan wisman ke Kepri pada April 2020 seiring dengan kebijakan pembatasan perjalanan kunjungan antar negara sebesar terjadi sejak Februari 2020 sebesar 58 persen dan semakin memburuk sampai April 2020 ini sebesar 97,13 persen (yoy).
Demikian juga dengan kunjungan wisatawan domestik yang terjun bebas. Pada Maret 2020 yang hanya turun sebesar 10 persen, kini menjauh hingga menyentuh angka 76,94 persen (yoy).
Sedangkan untuk hunian kamar sendiri, penurunan sudah dirasakan sejak Februari dan semakin menurun hingga angka 38,23 persen pada April 2020.
Meskipun demikian, tingkat lama menginap di hotel justru meningkat. Pada April 2020 lama menginap naik 0,51 hari atau naik 2,49 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini selain dipengaruhi oleh long stay perusahaan sejak pembatasan di Malaysia dan Singapura, juga terbantu oleh kegiatan karantina yang dilakukan di hotel.
Untuk mendorong hadirnya perbaikan sektor pariwisata, KPwBI Kepri menawarkan 6 rekomendasi untuk proses recovery pariwisata Kepri di tengah pandemi Covid-19 ini. Dengan upaya ini diharapkan bisa kembali membangkitkan industri pariwisata dan turunannya.
Rekomendasi ini dibuat berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh organisasi yang terkait dengan kepariwisataan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Di Indonesia ada ASITA Indonesia yang membuat survei, ada juga Kemenparekraf,” kata Musni.
Ke-6 rekomendasi tersebut yakni penerapan protokol kesehatan, kebersihan dan keamanan untuk meningkatkan confidence wisatawan; pemberian insentif fiskal untuk mendukung cash flow pelaku usaha pariwisata; peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang terdampak.
Mendorong promosi pariwisata dengan target wisatawan domestik serta campaign pariwisata domestik; menyusun paket bundling pariwisata; dan memberlakukan health passport (mewajibkan pengecekan covid-19 sebelum berkunjung).
*(Bob/GoWestId)