BANYAK orang suka musik. Mendengarkan musik sekarang juga bisa di banyak tempat. Saat sedang mengemudi, olahraga di gym, jogging sore, di jalan menuju kantor, atau hanya sekadar untuk bersantai setelah hari yang melelahkan.
Musik membuat segalanya lebih baik. Beraktivitas sambil ditemani musik dari band, penyanyi, album, atau playlist favorit bisa membantu Kamu untuk tetap fokus sekaligus meredam stres.
Tapi, apa yang akan Kamu lakukan jika tahu bahwa mendengarkan musik membahayakan tubuh? Mungkin tidak begitu mengejutkan bagi Kamu mendengar ‘berita’ ini Tapi terlalu lama menggunakan earphone atau headphone benar-benar bisa berdampak buruk bagi telinga Kamu.
Kenapa mendengarkan musik lewat earphone meningkatkan risiko infeksi telinga?
Sebuah studi tahun 1992 terbitan jurnal medis Laryngoscope milik Itzhak Brook dan William Jackson meneliti jumlah bakteri dalam 20 headset audio pada penerbangan maskapai penerbangan komersial. Pada awal percobaan, semua headset subyek percobaan memiliki 60 mikroorganisme pada permukaannya; setelah digunakan selama satu jam oleh sukarelawan, angka naik ke 650 — kira-kira 11 kali lebih banyak dari sebelumnya.
Meskipun mereka memperingatkan akan adanya potensi risiko, Brook dan Jackson tidak bisa mengaitkan peningkatan kuman dengan gangguan kesehatan yang sebenarnya; tetap saja, mendengarkan musik terlalu lama dengan earphone yang tertanam begitu dalam di telinga, artinya kamu mencegah kotoran telinga terbilas secara alami karena bantalan earphone bertindak sebagai penyumbat.
Bantalan speaker dari headset Kamu menimbulkan peradangan kulit dan menyebabkan kerusakan pada saluran telinga luar, serta menciptakan suasana lembap sebagai tempat kembang biak yang sempurna bagi jamur dan bakteri.
Lingkungan dalam telinga yang panas dan lembap yang diperparah oleh pemakaian headset menyebabkan “residen organisme dari lapisan kulit lebih dalam serta keringat dan kelenjar minyak” berkumpul di tempat terbuka. Selain itu, setiap kali Kamu memasukkan earphone ke telinga, Kamu mendorong sesuatu ke dalam telinga.
Kebiasaan ini sekaligus mendorong lilin yang sudah di telinga Kamu terdorong lebih dalam lagi, sehingga segala sesuatu yang masuk ke dalam telinga tetap terjebak di dalam dan menyebabkan penumpukan kotoran telinga di saluran telinga Kamu.
Kotoran telinga menghalangi kotoran, debu, dan partikel kecil masuk ke bagian terdalam telinga — mendorong mereka kembali keluar dari liang telinga. Penggunaan headset yang salah (terlalu lama, terlalu masuk ke dalam) dapat memblokir proses ini dan akibatnya menyebabkan pengerasan kotoran telinga.
Penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan menyakitkan. Hal ini juga akan mencegah suara mencapai gendang telinga. Kamu bisa kehilangan pendengaran (sementara, tentu saja) jika penumpukan kotoran telinga begitu besar sehingga benar-benar menutupi saluran telinga.
Bagaimana mendengarkan musik lewat earphone bisa picu hilang pendengaran permanen?
“Kemungkinan penyebab terbesar dari kerusakan pendengaran pada orang-orang muda adalah mendengarkan musik terlalu lama dari earphone dan headphone,” ujar Dr. Shreekant Cherukuri, dokter THT dari Munster, Indiana, dilansir dari NBC News. Pernyataan yang sama juga dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Mungkin terdengar sedikit tidak masuk akal, karena earbuds (bantalan earphone) begitu kecil. Tapi, terlalu lama dan sering mendengarkan musik lewat pemutar musik personal dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Semua berkat volume keras musik Kamu.
Speaker mini dari headset Kamu ‘meledakkan’ musik langsung ke saluran telinga dalam waktu yang berkepanjangan. Terlebih lagi, jika earbuds milik kamu terlalu kecil atau besar, sehingga tidak menciptakan segel yang ketat, kebisingan dari latar belakang akan bocor ke dalam telinga menyebabkan Kamu menaikkan volumenya lebih besar lagi.
Suara keras menyebabkan gangguan pendengaran dengan merusak stereosilia (rambut halus yang tumbuh di atas sel-sel rambut di telinga dalam). Kebisingan membuat mereka bergetar — mengubah tegangan di sel-sel rambut — yang kemudian mengirimkan pesan kimia melalui saraf ke otak.
Berdasarkan laporan The Guardian, kebanyakan MP3 player saat ini dapat menghasilkan suara hingga 120 dB (desibel), setara dengan tingkat suara di sebuah konser rock. Sedikit saja melebihi 110 dB, sama saja Kamu mendengar suara gergaji listrik hanya berjarak kurang dari satu meter dari tempat Kamu berdiri.
Suara sekeras ini dapat mengikis selubung myelin dari sel-sel saraf, yang menghalangi pengiriman sinyal listrik dari telinga ke otak. Pada tingkat desibel ini, gangguan pendengaran dapat terjadi berjarak secepat 1 jam 15 menit setelah Kamu menggunakan earphone atau headphone standar dengan pemutar musik personal Kamu dalam volume paling maksimum.
Jika Kamu mengalami paparan berlebihan terhadap suara keras saat masih muda, adalah hal yang umum untuk mengembangkan gangguan pendengaran yang lebih parah ketika kamu sudah tua nanti, atau memilikinya justru lebih cepat daripada yang seharusnya.
Todd Ricketts, profesor dan direktur dari Department of Hearing and Speech Sciences Graduate Studies at Vanderbilt University Medical Center, dilansir dari BBC, menyebut fenomena ini sebagai “efek tertunda.”
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari masalah gangguan pendengaran?
Karena banyak orang bergantung pada musik untuk menemani mereka menjalani hari, mungkin akan sedikit tidak realistis untuk meminta mereka berhenti menggunakan headphone mereka sama sekali. Jadi, harus bagaimana?
1. Pakai headset atau headphone boleh saja, tapi atur volumenya
James E. Foy, DO, seorang dokter osteopathic anak dari Vallejo, California, dilansir dari Osteopathic, menyarankan tidak boleh melebihi 60% dari volume maksimum saat mendengarkan melalui perangkat earphone atau headphone.
“Saya menekankan kepada pasien saya bahwa jika kamu tidak bisa mendengar suara apapun dari sekitar saat mendengarkan musik lewat headphone, tingkat desibel kamu sudah terlalu tinggi.”
Aturan sederhananya, hanya dengarkan musik di tingkat volume hingga 60 persen dari volume maksimum untuk total 60 menit sehari. Semakin keras volume kamu, semakin pendek durasi mendengarkan musik Kamu dalam sehari. Pada volume maksimal, Kamu hanya diperbolehkan untuk mendengarkan musik lewat earphone sekitar lima menit per hari. Jangan lupa untuk mengistirahatkan telinga dari sesi mendengarkan musik favorit.
2. Pilih headphone, jangan earphone
Gunakan headphone berkualitas terbaik yang kamu mampu. Headphone murah tidak mengeluarkan suara bass dengan baik, alias terlalu “sember”. Ketika Kamu meningkatkan volume, kamu juga sekaligus meningkatkan frekuensi suaranya, dan kebisingan inilah suara yang paling berbahaya untuk pendengaran.
Pilihlah headphone jenis noise-cancelling untuk pengalaman mendengarkan musik yang lebih baik dan aman. Sesuai dengan namanya, headphone ini bekerja menghalangi kebisingan dari lingkungan luar sehingga kamu tidak perlu menaikkan volumenya hingga maksimal. Kamu dapat mendengarkan musik pada volume yang lebih lembut untuk waktu yang lebih lama, tanpa gangguan dari luar.
3. Jangan tunda periksa telinga
Setelah Kamu memahami bahwa pengerasan kotoran telinga, infeksi telinga, dan masalah pendengaran lain dapat disebabkan oleh earphone (walaupun bukan penyebab utama dan satu-satunya), akan lebih mudah untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Misalnya,dengan rutin membersihkan telinga menggunakan minyak mineral atau air hangat, atau menggunakan sedikit hidrogen peroksida untuk melunakkan lilin.
Jaga kebersihan earphone kamu, dan rutin ganti earbuds secara teratur untuk mengurangi penumpukan bakteri.
Apabila kamu merasa telinga atau pendengaran mengalami gangguan, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter demi mendapatkan diagnosis tepat untuk segala keluhan pendengaran kamu.
4. Minum vitamin C
Penelitian tahun 2013 terbitan American Journal of Clinical Nutrition melaporkan bahwa asupan harian dari vitamin antioksidan, seperti vitamin C (terutama jika dikombinasikan dengan betakaroten, vitamin E, dan magnesium), dapat mencegah gangguan pendengaran.
Jadi, tidak ada salahnya untuk ngemil apel saat mendengarkan musik. ***