PERLUASAN vaksinasi, serta percepatan realisasi anggaran untuk menjaga daya beli masyarakat dapat menjadi strategi jangka pendek dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kepri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Musni Hardi, Jumat (26/3). “Terus mengakselerasi dan memperluas program vaksinasi Covid-19, termasuk booster untuk pekerja. Berdasarkan data 24 Maret, progres vaksinasi dosis kedua di Kepri sudah capai 92,81 persen. Perluasan vaksinasi diperlukan untuk mewujudkan herd immunity, sebagai prasyarat pemulihan ekonomi pasca Covid-19,” kata Musni.
Selanjutnya, percepatan realisasi anggaran untuk menjaga daya beli masyarakat ini, bisa dilakukan melalui penyaluran bantuan sosial (bansos) secara tepat waktu, maupun percepatan belanja modal yang akan menggerakkan perekonoimian dan menumbuhkan optimisme pelaku usaha.
“Cara lainnya yakni dengan mendorong kesiapan destinasi khususnya menyangkut aspek amenitas dan atraksi sebagai daya tarik wisata, serta mempersiapkan pelaku usaha pariwisata melalui pemberian vaksinasi dan adaptasi dalam melayani wisatawan mancanegara (wisman),” tuturnya.
Menurut Musni, mendorong kesiapan destinasi wisata mutlak dilakukan, karena Singapura telah membuka perbatasannya.
Untuk jangka menengah-panjang, ada sejumlah strategi yang dipaparkan BI Perwakilan Kepri, antara lain peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan petani, nelayan dan UMKM.
“Ketiganya dapat disinergikan dengan upaya memperkuat Badan Usaha Milik Desa (BMDes). Upaya tersebut bukan hanya meningkatkan kemampuan produksi, tapi juga mengurangi ketergantungan pasokn pangan dari daerah lain,” paparnya.
Kemudian, digitalisasi UMKM melalui program onboarding pada e-commerce dan penggunaan pembayaran digital, agar semakin mendekatkan UMKM dengan akses pemasaran dan sumber pembiayaan.
“Lalu, mengoptimalkan posisi Kepri yang strategis untuk menjadi basis produksi global dengan meningkatkan keterkaitan antara sektor industri dengan UMKM,” katanya lagi.
Strategi berikutnya, yakni meningkatkan konektivitas antar daerah untuk mendorong efisiensi logistik dan menjaga kelancaran distribusi di Kepri.”Selanjutnya, memperkuat ekosistem dan keuangan digital. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD),” ungkapnya.
Dan terakhir, yakni terus memperkuat proses perumusan strategi pembangunan berbasis keunggulan daerah.
“Sebagai daerah kepulauan, Kepri memiliki lebih dari 96 persen lautan dan penduduk yang besar pada sektor perikanan. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih besar terhadap potensi ekonomi maritim ini, dengan mendorong hadirnya industri berbasis maritim dan potensi lainnya,” paparnya.
Dengan melihat perkembangan perekomian global yang cenderung membaik, maka perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih tinggi di 2022. Nilainya sekitar 4,7 – 5,5 persen (yoy). Sementara itu Kepri diprediksi akan tumbuh di rentang 3,7 – 4,5 persen (yoy) sepanjang 2022.
“Perbaikan ekonomi akan berlanjut seiring pandemi Covid-19 yang terkendali, dan progres vaksinasi yang terus meningkat. Mobilitas masyarakat dan barang akan meningkat yang pada akhirnya akan pengaruh pada konsumsi dan aktivitas pariwisata,” tuturnya.
Sedangkan dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi global akan mendorong permintaan ekspor dan meningkatnya realisasi investasi asing (leo).


