RUMAH Tambah atau Rubah merupakan karya dari ETH Zurich, arsitek Stephen Cairns yang berkolaborasi dengan Miya Irawati, Azwan Aziz, Dioguna Putra, dan Sumiadi Rahman.
Rumah Tambah bersama Bandara Banyuwangi masuk nominasi Aga Khan Award for Architecture (AKAA) adalah sebuah rumah unik di Batam yang disebut Expandable House.
Karya Rumah Tambah ini selesai dibangun pada 2019 di Kampung tua Kampung Melayu, Kelurahan Batubesar, Kecamatan Nongsa. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada tahun 2016.
Proyek ini dikerjakan Future Cities Laboratory (FCL) Singapura bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Pemerintah Kota Batam, Badan Pengusahaan Batam, Universitas Indonesia, serta Universitas Riau Kepulauan
Berdasarkan informasi dari rilis pers proyek ini, Rumah Tambah merupakan sebuah inovasi rumah tinggal berkelanjutan yang secara khusus didesain untuk daerah-daerah tropis dengan tingkat perkembangan yang sangat cepat.
Desain fondasi dan atap bangunan dibuat secara khusus untuk dikembangkan secara vertikal hingga tiga lantai. Rumah Tambah dapat dikembangkan dan diperluas sesuai dengan perkembangan ekonomi dan jumlah anggota keluarga yang menempatinya.
Rumah ini juga mengedepankan penghematan energi dengan dibuatnya desain yang memungkinkan rumah untuk mengumpulkan energi dari matahari dan air hujan.
Tidak hanya itu, rumah ini juga didesain untuk dapat mengelola limbahnya sendiri dengan sistem pembuangan yang terdesentralisasi.
Rumah Tambah ini dirancang untuk dikembangkan di Indonesia dan Asia Tenggara. Namun, sebagai percobaan, prototipe Rumah Tambah dibangun pertama kali di Batam. Karena pada tahun 2015 Batam merupakan kota dengan perkembangan tercepat di dunia.
Dengan desainnya yang sangat fleksibel (menyesuaikan dengan perkembangan manusia di dalamnya), hemat energi, dan berkelanjutan, Rumah Tambah di Batam berhasil menarik perhatian dunia arsitektur.
Jika prototipe Rumah Tambah ini berhasil, maka proyek Rumah Tambah akan dikembangkan ke wilayah lain di Indonesia dan Asia Tenggara.
Sebelumnya, AKAA mengumumkan daftar 20 besar karya arsitektur terpilih untuk memperebutkan juara pertama. AKAA 2022 diikuti oleh 463 karya arsitektur yang kemudian diseleksi dan menghasilkan 20 besar karya yang berasal dari 16 negara.
Aga Khan Award for Architecture merupakan ajang penghargaan untuk karya arsitektur tertua yang telah diselenggarakan sejak tahun 1977.
Proses seleksi AKAA menekankan pada karya arsitektur yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat, tetapi juga dapat menstimulasi dan merespons aspirasi kebudayaan.
(*)
sumber: detik.com