MASJID Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak akan menggelar Shalat Idul Adha, Minggu (10/6). “Kami mengajak masyarakat Batam, khususnya yang tinggal di kawasan bandara untuk berbondong-bondong menghadiri pelaksanaan Idul Adha di Masjid Tanjak,” kata Ketua Badan Koordinasi Dakwah Islam (BKDI) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Asep Lili Holilulloh, Jumat (8/7).
Dalam pelaksaan Shalat Idul Adha akan menghadirkan Khotib yang merupakan pembina Majelis Dzikir At Tijani Kepri, Ustadz Mohammad Khandiq Sirodj. Imamnya yakni Ustadz Fahmi Ulum dan Muazzinnya, Ustadz Rahman Saputra.
“Kami juga menggandeng pengurus Masjid Al-Huda Komplek Rajawali Bandara agar turut serta dalam pelaksanaan shalat tahun ini, dengan harapan kebersamaan dapat terjalin semakin erat,” harapnya.
Kemudian, keesokan harinya, Senin (11/7), BKDI BP Batam menjadwalkan pemotongan hewan kurban di lingkungan BP Batam.
Penyembelihan hewan qurban akan dilaksanakan di area Masjid BJ Habibie BP Batam. Adapun jumlah hewan kurban sebanyak 21 ekor sapi dan 4 ekor kambing.
“Dibandingkan tahun lalu, jumlah sapi cukup meningkat. Dari 16 ekor menjadi 21 ekor. Karena jumlah cukup banyak, panitia akan mulai menyembelih hewan kurban lebih awal. Tetapi seremoninya akan dimulai pukul 08.00 WIB,” paparnya.
Pada perayaan Idul Adha tahun ini, BP Batam kembali menyediakan seekor sapi limusin yang diqurbankan oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
“Selain itu, hewan kurban yang kami himpun ada beberapa yang dikurbankan oleh mitra kerja BP Batam. Jadi tidak seluruhnya berasal dari keluarga besar BP Batam,” terangnya.
Asep juga meyakinkan masyarakat bahwa panitia BKDI BP Batam telah melakukan tindakan pencegahan untuk mengantisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Sebagai tindakan preventif, panitia sangat selektif pada proses pembelian hewan kurban dengan menyertakan sertifikat bebas PMK dari Satgas dan dinas di pemerintah kota yang menangani hewan ternak,” ungkapnya.
Untuk antisipasi berikutnya, BKDI BP Batam juga menghadirkan dokter hewan BP Batam agar mengecek langsung organ vital hewan kurban yang telah dipotong.
Hal ini dilakukan untuk memastikan hewan kurban bebas dari penyakit PMK sebelum didistribusikan.
“Proses pengecekan ini sebenarnya sudah kami lakukan setiap tahun, jadi tidak karena ada kasus PMK saja,” katanya lagi.
Ia berharap, kedua kegiatan ini dapat mempererat silaturahmi antar umat islam di Batam, memberikan manfaat dan berkah, baik yang bersedekah hewan kurban, yang melaksanakan pemotongan hewan kurban dan menerima kurban (leo).