Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Wagub Nyanyang Haris Buka Forum SUNs Batam 2025
    5 jam lalu
    Komisi XIII DPR RI Gelar Konsultasi Publik RUU Perlindungan Saksi dan Korban di Batam
    9 jam lalu
    Puluhan Kios di Simpang Helm Batam Centre Digusur
    10 jam lalu
    Kapal Kujang 642 Lantamal IV Batam Amankan 20 Ton Solar Tanpa Dokumen dari KM Meneer
    13 jam lalu
    Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
    16 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
    17 jam lalu
    Disdik Batam Catat 1.039 Siswa Belum Tertampung di Sekolah Negeri
    2 hari lalu
    Proses SPMB SD Selesai, Pemko Batam Cari Solusi Calon Siswa Tak Tertampung
    5 hari lalu
    Pemberlakuan Jam Malam untuk Pelajar di Tanjungpinang Mulai Tahun Ajaran 2025/2026
    6 hari lalu
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    1 minggu lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Taman Rusa Sekupang, Batam
    5 hari lalu
    Raja Ja’far Ibn Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau VI)
    5 hari lalu
    Pulau Citlim, Karimun
    6 hari lalu
    Pulau Pekajang, Lingga
    2 minggu lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    1 bulan lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    23 jam lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 hari lalu
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    7 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    7 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    12 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Tajir Melintir Teuku Markam
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Tajir Melintir Teuku Markam

Redaksi
Editor Redaksi 3 tahun lalu 708 disimak
Sebar
120
SEBARAN
ShareTweetTelegram

SEBASTIAN Tanamas baru sebulan tinggal di Jakarta. Ia meninggalkan ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan. Sebastian kemudian jadi orang pelarian, ke Jepang, karena bergabung dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Selama lima tahun di Jepang, Sebastian mengerjakan berbagai profesi. Mulai dari fotografer, wartawan, hingga penyiar radio Nihon Hoson Kyokai (NHK). Pada Mei 1963, Sebastian memutuskan pulang ke Indonesia.

“Dari Jepang, waktu itu saya membawa sebuah mobil sedan merek Dodge,” kenang Sebastian Tanamas dalam otobiografinya Tak Menggantang Asap: Otobiografi Seorang Pejuang dan Pengusaha Industri Kerajinan.

Sekali waktu, Bastian hendak menjumpai seorang kawan di Jl. Sudirman. Namun, sewaktu melintas di dekat Jembatan Semanggi, mobilnya tertabrak sedan yang dikemudikan seorang wanita cantik. Bastian sendiri selamat dari kecelakaan tersebut. Tapi mobilnya ringsek karena terbalik hingga menghantam sebatang pohon.

Bastian termangu di pinggir jalan, tak mempedulikan polisi yang sibuk mengukur-ukur tempat kejadian peristiwa kecelakaan. Tiba-tiba datanglah sebuah sedan mewah. Dari mobil itu keluar sesosok pria berbadan tegap mengenakan celana pendek. Dalam hati Bastian, kalau bukan orang kaya tentulah seorang penggede. Lelaki itu menghampiri perempuan yang menabrak mobil Bastian. Rupanya, perempuan itu adalah sekretarisnya. Sejurus kemudian, dengan suara lantang ia bertanya siapa pemilik mobil yang ringsek.

“Saya, Pak,” jawab Bastian.

“Sekarang Saudara mau apa? Mau diperkarakan atau mau damai,” ujar si lelaki setengah menggertak.

Mendengar lagaknya, darah Bastian mendesir. Tapi, dia masih bisa menahan diri. Bastian melihat lelaki itu bertolak pinggang sambil menghisap rokok. Lantas, ia minta rokok. Lelaki itu mengulurkan tangan kirinya seraya mencabut sebatang rokok. Tak lupa dinyalakannya korek api buat Bastian.

“Mau damai boleh, mau diperkarakan juga tidak apa-apa,” kata Bastian setelah dua isapan rokok.
Semula Bastian mengira dia merasa ditantang. Nyatanya tidak. Dia langsung berteriak keras pada polisi yang lagi mencermati TKP, “Sudah! Kami damai. Kalian pergi saja, tak ada persoalan,” teriaknya. Kepada Bastian, ia lantas berbicara dengan nada rendah.

“Dik, sekarang bawa saja mobilmu ke bengkel saya. Berobatlah dulu setelah itu datang ke kantor saya,” katanya sembari menyerahkan selembar kartu nama.

Dari kartu nama itu, Bastian mengetahui identitas lelaki yang dihadapinya: Kapten Teuku Markam. Markam dikenal sebagai pengusaha karet ternama, pemilik perusahaan PT Karkam (Kulit Aceh Raya Kapten Markam). Sementara wanita sekretaris itu, seperti disebut Kompas 20 Maret 1968, bernama Ratna Kartika Markam alias Ellen Tan Eng Lan yang belakangan menjadi istri Markam. Markam juga dikenal luas sebagai orang dekat Presiden Sukarno. Sejumlah proyek mercusuar yang digagas Bung Karno didanai oleh Markam. Di antaranya Gelanggang Olahraga Senayan dan pucuk emas Monumen Nasional (Monas).

Mobil Sebastian Tanamas akhirnya diderek ke bengkel di Jl. Medan Merdeka Utara. Lokasinya berdekatan dengan Istana Negara. Sekarang, di lokasi bengkel itu berdiri bangunan kantor Mahkamah Agung RI.

Keesokan hari, Bastian datang bersama istrinya ke kantor Markam. Anak buah Markam melayani pasangan suami-istri itu dengan hangat. Markam menawarkan dua pilihan: mobil direparasi atau diganti dengan yang baru. Tawaran untuk reparasi diterima Bastian karena mesin mobilnya masih bagus. Markam langsung membuat perhitungan dengan Bastian.

“Adik tentu bekerja dan butuh uang untuk transportasi. Untuk itu, saya beri ongkos taksi untuk 8 jam sehari selama tiga bulan,” katanya. Markam memanggil stafnya untuk mencari informasi ongkos taksi di Jakarta per jamnya.

Total ongkos taksi yang diberikan Markam sebesar Rp500 x 8 jam x 90 hari. Jadi, semuanya berjumlah Rp480.000. Uang sejumlah itu di tahun 1963 sudah banyak. Padahal, Bastian saat itu masih belum mendapat pekerjaan. Markam bahkan kasih tawaran untuk memodali Bastian usaha studio foto di salah satu rumahnya, di Jl. Sambas, atau tokonya di Senen. Namun, setelah menilik relasi Markam yang dekat dengan Sukarno, Bastian menolaknya.

Meski demikian, uang dari Markam ada pula hikmahnya buat Bastian. Bukannya dipakai untuk ongkos sewa taksi, uang itu malah jadi modal Bastian untuk mengontrak rumah di Pejompongan, Jakarta Pusat. Bastian memboyong istri dan kelima anak pindah ke sana. Tadinya mereka menebeng di kediaman orang tua Bastian di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah mendapat tempat menetap, barulah Bastian mendapat pekerjaan sebagai guru bahasa Jepang di sebuah sekolah.

“Ternyata Markam begitu baik. Saya tak menduga sebelumnya akan mendapatkan ‘uang taksi’ untuk tiga bulan lamanya,” kenang Sebastian Tanamas.

Markam memang dikenal sebagai pengusaha yang royal. Keroyalan itu juga diceritakan oleh jurnalis kawakan Rosihan Anwar. Ia mengisahkan tentang Kolonel Hidayat Martaatmadja, mantan Panglima Teritorium Sumatra, yang tak punya rumah sewaktu memasuki zaman Republik (1950-an). Melihat ada rumah “potensial” di Jl. Cik di Tiro, Menteng, Jakarta Pusat, Hidayat melapor kepada Menteri Negara Stabilisasi Ekonomi Kolonel Suprayogi.

“Ibu (Ratu Aminah, istri Hidayat) belum punya rumah,” kata Rosihan dalam Petite Histoire Indonesia Jilid 3.

Mengetahui hal itu, Markam tergerak. “Harga rumah itu Rp 40.000, dan dengan pertolongan pengusaha Markam yang memberi uang, rumah bisa dibeli,” ungkap Rosihan.

Tapi, pundi-pundi Markam tak selalu mempan untuk membeli apa saja yang diinginkannya.
Aliran dananya mandek ketika membentur “tembok” bernama Hoegeng Iman Santoso.

Suatu ketika, Markam butuh paspor diplomatik untuk bepergian ke luar negeri. Ia pun mengupayakannya. Namun, permintaan itu ditolak oleh Kepala Jawatan Imigrasi Hoegeng. Pasalnya, Markam bukan diplomat. Hoegeng hampir saja menendang Markam ke luar pintu ruangan kantornya lantaran disuguhkan sejumlah uang oleh Markam.

“Ia gelagapan juga. Maklumlah postur tubuh saya besar juga. Melebihi tinggi rata-rata orang Indonesia,” kata Hoegeng dalam biografinya yang disusun Ramadhan KH dan Abrar Yusra Polisi: Idaman dan Kenyataan. Hoegeng yang menjadi Kapolri periode 1968—1971, memang dikenal sebagai polisi jujur yang anti-suap.

(*)

Sumber: historia.id

Pilihan Artikel untuk Anda

Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (XI – XII Selesai)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian X)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian IX)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian VIII)

Kaitan Monas, pengusaha, Teuku Markam
Redaksi 1 Oktober 2022 1 Oktober 2022
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Liga Batam 2022 | Babak 8 Besar Digelar Hari ini, IKLA Ditantang Lansek Manih
Artikel Selanjutnya Jadi Bagian Paket Wisata, Museum Batam Dikunjungi 50 Pemandu Wisata
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Wagub Nyanyang Haris Buka Forum SUNs Batam 2025
Artikel 5 jam lalu 88 disimak
Komisi XIII DPR RI Gelar Konsultasi Publik RUU Perlindungan Saksi dan Korban di Batam
Artikel 9 jam lalu 83 disimak
Puluhan Kios di Simpang Helm Batam Centre Digusur
Berita Video 10 jam lalu 112 disimak
Kapal Kujang 642 Lantamal IV Batam Amankan 20 Ton Solar Tanpa Dokumen dari KM Meneer
Artikel 13 jam lalu 114 disimak
Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
Artikel 16 jam lalu 130 disimak

POPULER PEKAN INI

Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
Artikel 3 hari lalu 352 disimak
Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
Artikel 3 hari lalu 341 disimak
Kenaikan Tarif Listrik di Batam: Data Pelanggan Terdampak
Artikel 5 hari lalu 331 disimak
Pulau Citlim, Karimun
Wilayah 6 hari lalu 314 disimak
Mulai 1 Juli 2025 Tarif Listrik di Batam Naik 1,43%
Artikel 6 hari lalu 312 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?