BELAKANGAN, Ikan kakatua jadi perbincangan lantaran seorang warganet mengaku menyesal telah mengonsumsinya. Melalui unggahan video TikTok beberapa waktu lalu, warganet tersebut mengatakan, dirinya tertarik memakan ikan kakatua karena warnanya yang cantik.
Namun, setelah tahu keberadaan ikan kakatua yang amat penting untuk ekosistem laut, dia pun menyesal.
“Jangan sampe melakukan kesalahan kaya saya ya gaes. Ikan cantik ini bukan untuk dikonsumsi, akibatnya sangat beresiko!!” tulis pengunggah.
Hingga akhir bulan lalu, video tersebut dilihat lebih dari 2,2 juta kali, disukai 73.300 kali, dan dikomentari lebih dari 1.500 pengguna TikTok.
Lantas, apa risiko jika mengonsumsi ikan kakatua? GoWest.ID melansir keterangan seorang Peneliti dari Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) M Reza Cordova di laman Kompas.com tentang ikan unik itu, simak:
Ikan kakatua punya manfaat ekologis
Peneliti dari Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) M Reza Cordova menjelaskan, imbauan untuk tidak memakan ikan kakatua bukan karena berbahaya bagi tubuh.
“Lebih ke alasan fungsi ekologis. Kalau dimakan, ikan ini menyehatkan karena banyak nutrisinya,” ujarnya.
Menurut Reza, konsumsi ikan kakatua apalagi sampai eksploitasi besar-besaran akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.
Dia menerangkan, ikan kakatua memiliki manfaat ekologis sebagai pemakan alga yang menempel dan mengganggu terumbu karang.
Jika ikan ini terlalu banyak ditangkap dan dikonsumsi, alga pun akan semakin menyebar luas.
“Akibatnya bisa mengganggu karang, bahkan mematikan. Ekosistemnya bisa tidak seimbang,” terangnya.
Belum ada larangan konsumsi ikan kakatua
Kendati demikian, imbauan tersebut tidak menandakan bahwa ikan kakatua sama sekali tidak boleh dimakan.
Reza menuturkan, umumnya terdapat batasan tertentu penangkapan ikan kakatua, tergantung dari area dan luas, serta status terumbu karang.
Selain itu, hingga saat ini, belum ada aturan yang memuat larangan untuk mengonsumsi ikan kakatua.
Namun, menurut Reza, hal ini sudah pernah disarankan untuk dikaji lebih lanjut oleh pemerintah, termasuk berapa banyak ikan kakatua yang dapat dikonsumsi.
Di sisi lain, tak hanya ikan kakatua, beberapa ikan herbivora yang hidup di terumbu karang juga memiliki fungsi ekologis untuk memakan alga.
“Seperti ikan damselfish, lalu ada ikan surgeonfish atau ikan botana. Contohnya ikan ini di film, Dory, temannya ayah Nemo,” ungkap Reza.
Ciri ikan kakatua
Sebagai informasi, ikan kakatua atau parrotfish adalah ikan herbivora yang tersebar di perairan Pasifik, termasuk Indonesia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania.
Merujuk Jurnal Osena dalam artikel bertajuk “Aspek Biologi Ikan Kakatua (Suku Scaridae)”, ikan ini digemari dan populer di restoran makanan laut.
Adapun ciri umum yang dapat dikenali dari ikan kakatua, antara lain:
- Tubuh agak lonjong pipih, bentuk moncong membundar dan kepala tumpul
- Sirip punggung bergabung antara sembilan duri keras dan sepuluh duri lemah
- Susunan gigi bergabung membentuk semacam flat di rahang atas dan bawah
- Lebih banyak aktif di siang hari, dan hanya sedikit yang aktif pada malam hari
- Perubahan kelamin pada ikan kakatua memengaruhi warna.
Ikan kakatua muda, saat berjenis kelamin betina, memiliki warna keabu-abuan atau kecoklatan.
Saat menginjak dewasa, jenis kelamin ikan kakatua akan berganti menjadi jantan dan corak warnanya berubah lebih kontras.