GROUP bisnis Wings dan Djarum dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group di IKN Nusantara. Namun, Djarum langsung menegaskan bahwa mereka tak pernah terlibat dalam Konsorsium Aguan di IKN.
Diberitakan banyak media sebelumnya, dua konglomerasi besar Indonesia dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) yang akan membangun proyek mixed use atau kawasan terpadu, mencakup pusat perbelanjaan, hotel, hingga perkantoran di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hal ini terungkap, dalam media briefing Otorita IKN (OIKN) yang digelar dalam jaringan (daring) pada Jumat (29/12/2023). Nama Wings dan Djarum Group tidak lagi tercantum dalam presentasi terkait daftar 10 perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium ASG.
Corporate Communication Manager PT Djarum Budi Darmawan menegaskan, Djarum sama sekali tidak terlibat sejak awal dalam Konsorsium Nusantara pimpinan Sugianto Kusuma atau akrab disapa Aguan.
Menurut Budi, bentuk keterlibatan perusahaan dalam proyek IKN adalah menjalankan program corporate social responsibility (CSR) berupa pembangunan botanical garden sebagai ruang publik non-profit di IKN.
“Djarum terlibat di IKN untuk mengembangkan dan membangun botanical garden. Tidak di investasinya. Ini adalah program CSR kami,” tegas Budi melansir dari Kompas.com, Kamis (4/1/2024).
Proyek botanical garden Djarum saat ini masih dalam tahap perancangan dengan target groundbreaking yang masih akan disesuaikan.
Adapun Konsorsium Nusantara yang sebelumnya juga disebut dengan Konsorsium ASG membangun kawasan terpadu di IKN senilai Rp 20 triliun.
Nama Djarum pada awalnya tercantum dalam materi 10 investor yang dipaparkan Otorita IKN (OIKN) dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin (18/9/2023).
Ke-10 investor tersebut mencakup ASG milik Aguan, Salim Group milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto, dan Djarum milik Budi Hartono.
Kemudian Wings Group milik William Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, dan Astra milik Jardine Cycle & Carriage Limited (50,11 persen) dan publik (49,89 persen).
Sementara itu, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengatakan, komposisi perusahaan dalam konsorsium adalah hal internal konsorsium.
“Keterlibatan dalam membangun di IKN bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan apa yang dibangun. Pembagian peran seperti apa adalah kewenangan internal konsorsium. Project by project,” ucap Agung.
Diberitakan sebelumnya, dua konglomerasi besar Indonesia dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) yang akan membangun proyek mixed use atau kawasan terpadu, mencakup pusat perbelanjaan, hotel, hingga perkantoran di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hal ini terungkap, dalam media briefing Otorita IKN (OIKN) yang digelar dalam jaringan (daring) pada Jumat (29/12/2023), nama Wings dan Djarum Group tidak lagi tercantum dalam presentasi terkait daftar 10 perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium ASG.
Kedua perusahaan raksasa tersebut digantikan oleh Kawan Lama dan Alfamart.
Selain itu, terdapat perubahan nama konsorsium menjadi Konsorsium Nusantara, bukan lagi Konsorsium ASG.
Sebelumnya dalam Rapat Kerja OIKN bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin (18/9/2023), diketahui Konsorsium ASG ini mencakup 10 perusahaan dalam negeri, yaitu ASG milik Sugianto Kusuma (Aguan), Salim Group milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto, dan Djarum milik Budi Hartono.
Kemudian Wings Group milik William Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, dan Astra milik Jardine Cycle & Carriage Limited (50,11 persen) dan publik (49,89 persen).
Namun dalam groundbreaking proyek swasta di IKN tahap pertama yang disiarkan secara langsung melalui Youtube Sekretariat Presiden (Setpres), nampak Bos Kawan Lama Group Kuncoro Wibowo dan Bos Alfamart Djoko Susanto turut hadir.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara OIKN Troy Pantouw menegaskan, tidak ada perusahaan yang hengkang dari Konsorsium ASG/Nusantara.
Bahkan, saat ini jumlah perusahaan yang tergabung dalam konsorsium menjadi sebanyak 12 perusahaan.
Menurut Troy, terkait perubahan nama konsorsium dan konfigurasi anggotanya, ada pada internal konsorsium sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka untuk berkembang.
“Bahwa itu internal konsorsium dan sesuai dengan kebutuhan untuk berkembang,” ujar Troy kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2024).
Adapun daftar terbaru 12 taipan dalam Konsorsium ASG/Nusantara versi OIKN yakni: Agung Sedayu Group, Salim Group, Astra Group, Sinarmas Group, Kawan Lama Group, Mulia Group, Pulau Intan, Alfa Group (Alfamart), Barito Pacific, Adaro Group, Djarum Group, dan Wings Group.
“Semua tetap komit dan semangat di IKN,” tandas Troy.
Sementara itu, Corporate Communication Manager PT Djarum Budi Darmawan menegaskan Djarum sama sekali tidak terlibat sejak awal dalam Konsorsium ASG maupun Konsorsium Nusantara.
Menurut Budi, bentuk keterlibatan perusahaan dalam proyek IKN adalah berupa pembangunan botanical garden sebagai ruang publik non-profit di IKN.
“Djarum terlibat di IKN untuk mengembangkan dan membangun botanical garden. Tidak diinvestasinya. Ini adalah program corporate social responsibility (CSR) kami,” tegas Budi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/1/2024).
Proyek botanical garden Djarum saat ini masih dalam tahap perancangan dengan target groundbreaking yang masih akan disesuaikan.
(*)