SEJUMLAH warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Bengkong turun ke lokasi kegiatan reklamasi (penimbunan) alur sungai dan pantai Teluk Tering, Bengkong, Jum’at (21/02/2025) pagi.
Beberapa tokoh masyarakat Kecamatan Bengkong lintas kelurahan yang datang ke lokasi, antara lain Ketua FKTW Kecamatan Bengkong, Ketua FKTW Sadai, Ketua FKTW Tanjung Buntung ada juga perwakilan beberapa Ketua RT dan RW Kelurahan Sadai, nelayan Bengkong dll.
Tampak hadir juga dilokasi, anggota DPRD Kepri dari Batam, Mesrawati Tampubolon, yang datang beberapa saat setelah warga datang ke lokasi lebih dahulu.
Adapun tujuan warga turun ke lokasi tersebut untuk memastikan aktifitas penimbunan itu dihentikan sementara, sesuai dengan disampaikan Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan, yang beberapa hari sebelumnya turun ke lokasi bersama anggota DPRD Kepri lainya.
“Kami minta aktifitas reklamasi ini dihentikan sementara sampai ada solusi yang jelas dan tidak merugikan masyarakat,” kata Iman Sutiawan saat meninjau lokasi, Selasa (18/02/2025) lalu.
Sementara itu anggota DPRD Kepri, Mesrawati Tampubolon, merepon langsung keluhan dari warga terkait masih adanya aktifitas reklamasi pantai dan alur sungai tersebut.
“Ya kami melihat dan turun langsung kemarin dan hari ini, sesuai dengan sampaikan pimpinan DPRD, aktifitas ini kan diminta untuk dihentikan. Saya dapat informasi disini ada aktifitas, saya turun langsung, saya cek tidak ada kegiatan, yang ada alat berat dari pemerintah untuk pendalaman alur sungai” ungkap Mesrawati, Jum’at (21/02/2025).
Ia juga menyampaikan, secara kelembagaan DPRD Kepri cukup memberikan atensi dan segera mengambil langkah-langkah untuk mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menurutnya, DPRD Kepri akan melibatkan masyarakat RT RW, LPM, nelayan dan pihak-pihak terkait untuk langkah-langkah selanjutnya.
“Terkait kelanjutnya, nanti semua RT RW, LPM dan Nelayan kita libatkan, kita akan panggil. Bukan berarti begitu ini dikeruk, bukan berarti sudah selesai masalahnya. Masih ada hal-hal lain yang harus diselesaikan. Inikan masih banyak nih masalahnya, seperti sungai yang menyempit, tanah timbunan yang longsor, dan lain-lain yang harus diselesaikan juga” tambahnya.
Poltisi dari Partai Demokrat ini juga menyampaikan, akan terus mencari informasi dan mempelajari terkait perizinan yang dari aktifitas penimbunan lahan tersebut.
“Terus terang kami juga belum melihat terkait ijin lahan dan usaha ini, sehingga kami belum bisa bicara lebih jauh terkait aktifitas ini. Beri kami waktu untuk mempelajarinya. Kita juga kan panggil BP Batam terkait peruntukan lahan ini” ujar Mesrawati.
Pantauan Gowest Indonesia dilapangan tadi pagi, terlihat dua alat berat jenis Amphibi dari Pemko Batam tengah melakukan aktifitas normalisasi pengerukan dan pelebaran aliran sungai dan pantai.
Nampak jelas saat air laut sedang surut, kondisi sungai telah mengalami Sedimentasi (pendangkalan) dan juga penyempitan.
Sementara itu, dibibir pantai yang tengah ditimbun tampak tanah timbunan yang mengalami abrasi karena proses penimbunan tersebut tidak menggunakan pengaman, baik cerucuk kayu ataupun batu.
Salahseorang warga Bengkong, Pius Hekahala Kolin mengungkapkan, aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan penimbunan benar-benar tidak memikirkan damapak yang timbul oleh penimbunan tersebut.
“Pake logika aja lah. Kalau mau membangun dilaut itu harus di pikirkan jangka panjangnya. Jangan hanya mengandalkan dan mempertahankan datanya saja. Saya baru tau sekarang, ternyata ini penyebab sering banjir di wilayah kami sungai Nayon” ungkap Pius.
Tokoh masyarakat Bengkong lainya, Babeh Asmawi, berharap pemerintah dan pihak terkait untuk serius menangani masalah ini.
“Jangan sampai berlarut-larut, harus segera ditindaklanjuti. Ini memang sudah telat, tapi tetap harus diperjuangkan” ungkapnya.
Berdasarkan informasi dari warga, untuk memastikan tidak adanya kegiatan penimbunan dilokasi tersebut, warga akan terus mengecek dan memantau ke lokasi setiap hari.
(zah)