DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Jumat (7/3/2025) kemarin untuk mendengarkan keluhan nelayan Bengkong terkait dampak reklamasi di wilayah mereka. RDP ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, PT Batam Mas, tokoh masyarakat, serta Forum Nelayan dan Forum Kelompok Usaha Bersama-Mina Batam Madani (FKUB-MBM).
Ketua FKUB MBM, Syahrial Edi, menegaskan dukungan nelayan terhadap pembangunan di Kota Batam, namun meminta agar mereka tidak menjadi korban dari proyek-proyek tersebut.
“Kami berharap pembangunan tidak mengorbankan keberadaan kami. Laut adalah sumber penghidupan yang mendukung keluarga dan pendidikan anak-anak kami,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, nelayan menyampaikan sembilan tuntutan, antara lain:
- Pendalaman Alur
- Pelebaran Alur Sungai
- Penghentian Reklamasi di Teluk Tering, khususnya di Bengkong
- Penyediaan Pangkalan/Pelabuhan Tambat Sampan Nelayan yang Legal
- Perhatian terhadap nasib nelayan yang terdampak reklamasi
- Bantuan berkelanjutan untuk nelayan setiap tahun (CSR)
- Peringatan untuk kapal feri agar memperlambat laju saat masuk-keluar pelabuhan
- Kerjasama yang baik antara pengembang dan nelayan
- Pemotongan dampak reklamasi
Syahrial menegaskan bahwa nelayan bukan mencari kekayaan, melainkan berjuang untuk bertahan hidup. Ia menyoroti dampak negatif reklamasi yang mengakibatkan menyempitnya area tangkapan ikan, serta berkurangnya hasil laut yang sangat memprihatinkan.
Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin, mendesak PT Batam Mas untuk melakukan pendalaman dan pelebaran alur sungai. Ia juga menekankan pentingnya perusahaan lain di Bengkong untuk melaksanakan hal serupa, serta membangun tanggul penahan gelombang untuk mencegah abrasi.
Sementara Ketua DPRD Provinsi Kepri, Iman Sutiawan, berharap agar perusahaan dan dinas terkait segera mencari titik koordinat dan langkah tindak lanjut. Iman menekankan pentingnya kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, dan berharap pelebaran parit dapat memberikan ruang bagi nelayan untuk mencari nafkah.
(dha)